BANYUWANGI, bisniswisata.co.id: Sebanyak 13 wisatawan pendaki sempat terjebak di hutan lindung Gunung Raung, Banyuwangi, Jawa Timur akibat kebakaran hutan pada Jumat (4/10) petang hingga Sabtu (5/10). Dari jumlah tersebut, 7 di antaranya merupakan wisatawan asal Singapura.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan kebakaran hutan di Gunung Raung mulai terdeteksi pada pukul 18.00 Jumat kemarin (4/10). Setelah itu, BNPB lantas mengirim tim berjumlah 25 orang untuk melakukan evakuasi.
Tim terdiri dari personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, BPBD Bondowoso, BPBD Jember, serta Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Sejumlah personel TNI dan Polri serta relawan juga turut dilibatkan. Tim berangkat untuk melakukan pemadaman sekaligus evakuasi para pendaki pada pukul 22.00 WIB, Jumat (4/10).
“Menuju lokasi kebakaran guna melakukan evakuasi terhadap pendaki, serta melakukan droping logistik dan membuat sekat bakar,” tutur Kepala Pusat Data dan Informasi Masyarakat BNPB Agus Wibowo melalui siaran pers, Sabtu (5/10/2019).
Tim tidak berhenti menuju lokasi para pendaki terjebak meski waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam. Mereka berupaya selekas mungkin menemukan para pendaki lantaran titik kebakaran sudah semakin meluas. Usai menemukan para pendaki, tim membawanya ke kamp logistik. Setelah itu, tim lanjut melakukan pemadaman di jalur pendakian.
Pada pukul 06.00 WIB, para pendaki belum turun dari Gunung Raung dan masih berada di kamp logistik. Mereka menunggu api di jalur pendakian benar-benar berhasil dipadamkan oleh tim gabungan di jalur pendakian agar bisa turun.
Kemudian, usai jalur pendakian sudah relatif aman untuk dilewati, tim gabungan secara berangsur-angsur mengevakuasi para pendaki dari Gunung Raung. Sekitar pukul 09.00 WIB Sabtu (5/10), seluruh pendaki yakni 13 orang sudah berhasil dievakuasi. “Pukul 09.50, 3 survivor WNA Singapura sudah berhasil di evakuasi. Saat ini sudah diturunkan menggunakan roda 2 dari camp 1 menuju ke basecamp pendakian,” tutur Agus Wibowo.
Identitas para pendaki yang sempat terjebak antara lain, Widi, Sam, Sinyo Gimbal, Putri, Lutfi Sofian, dan Felisianus Jeremy. Kemudian wisatawan Singapura yang juga turut terjebak yakni Ng Hui-Lin, Kom Jun Wei, Shervon Ong, Teo Yi Xian, Pang Jia Hui, Beh Ing Tsyr, dan Chua Ying Jie.
Gunung Agung
Peristiwa kebakaran juga melanda lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali. Kebakaran di hutan lindung Gunung Agung sudah terjadi sejak Jumat (4/10) malam. Dengan mempertimbangkan keselamatan dan kondisi cuaca, tim padam kebakaran baru diturunkan hari ini Sabtu (5/10).
“Tim full sudah berangkat ke lokasi untuk melokalisir api yang terbakar sejak tadi malam. Tim berasal dari Dinas Kehutanan, BPBD Karangasem, para relawan seputaran Desa Ban, Kecamatan Kubu, mereka sudah di lokasi. Informasi terakhir, api saat ini sudah ditangani sehingga kebakaran bisa dilokalisir dengan baik dan tidak meluas,” papae Ketua Relawan Pasebaya, Agung Gede Pawana, Sabtu (5/10).
Sekalipun api sudah bisa dilokalisir dan tidak meluas, petugas saat ini masih berada di lokasi untuk memantau beberapa titik api yang bisa menimbulkan kebakaran hebat. Petugas kehutanan terutama masih berada di lokasi. Cuaca di lokasi sangat panas, hempasan angin sangat keras sehingga bila terjadi kebakaran akan kesulitan ditangani.
Lahan yang terbakar itu berada di wilayah hutan lindung Kecamatan Kubu, Karangasem. Penyebab kebakaran semalam diduga karena cuaca yang panas disertai dengan tiupan angin kencang. Percikan api diduga terjadi karena gesekan dahan cemara atau pinus yang sangat mudah terbakar karena hawa yang panas.
Menurutnya seperti dilansir laman MediaIndonesia, Sabtu (05/10), api muncul pertama kali di hutan lindung yang berada di wilayah Dusun Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu. Lokasi ini hanya berjarak 8 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung dan masih dalam zona berbahaya.
Titik api muncul berada pada Zone Merah Kawasan Rawan Bencana Erupsi Gunung Agung (KRB 3). Hasil pantauan BMKG juga memperlihatkan api muncul karena cuaca panas kemudian hempasan angin panas yang kencang sehingga keluarlah titik api. Kebakaran menimpa tegakan cemara, seming, nangi, semak belukar, bambu.
Beberapa fasilitas suci juga ikut dilalap api. Yaitu Pura Madia Dukuh Bujangga, meru tumpang 11 (1 buah), meru tumpang 7 (1 buah), meru tumpang 3 (1 buah) bale pesamuhan (1 buah), padmasana (1 buah), gedong (4 buah), dan prasasti (1 buah). Luas lahan yang terbakar sekitar 3 hektar lebih. Namun sebelum meluas, petugas sudah membangun sekat agar tanaman lain luput dari amukan api. (redaksi@bisniswisata.co.id)