PULAU SUMBA, Bisniswisata.co.id: Festival Pasola kembali dihelat. Festival tahunan yang unik dan menarik ini diselenggarakan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berlangsung mulai 7 Februari hingga 11 Maret 2018. Event ini bukan digelar di satu lokasi namun ada beberapa lokasi yang ada di Pulau yang memiliki julukan The Magic Island.
Pasola ialah prosesi perang tradisional. Perang ini dilakukan dua kawanan suku. Masing-masing prajurit membawa lembing atau tombak kayu. Dalam prosesi itu, pasukan akan saling melempar lembing. Para prajurit yang terjun dalam medan perang tak cuma berbekal lembing, tapi juga kuda. Kuda yang dipakai sebagai kendaraan perang adalah kuda Sumba atau kuda pacu.
Perang pasola hanya sebuah permainan. Menurut tradisi setempat, ritual ini merupakan bagian dari upacara penganut kepercayaan Marapu atau agama lokal yang berkembang di Sumba. Pasola berimplikasi pada pesta adat Nyale. Nyale merupakan upacara memohon restu kepada para dewa serta nenek moyang supaya kegiatan bertani dan bercocok tanam selama setahun menghasilkan panen yang optimal.
Waktu pergelaran pasola memang tak tentu. Hal ini sangat Tergantung mufakat para rato atau tetua adat. Umumnya, jadwal Festival Pasola tak jauh-jauh dari bulan kedua atau ketiga setiap tahunnya. Hanya tanggalnya yang tak pasti, namun demikian suda ada jadwal yang ditetapkan bersama, yakni
07 Februari pukul 10.00 Wita di Lapangan Pasola Homba Kalayo, Desa Waikaninyo, Kecamatan Kodi Bangedo
09 Februari pukul 10.00 Wita di Lapangan Pasola Bondo Kawango, Desa Pero Batang, Kecamatan Kodi
10 Februari pukul 10.00 Wita di Lapangan Pasola Rara Winyo, Dewa Wura Homba, Kecamatan Kodi
08 Maret pukul 10.00 Wita di Lapangan Pasola Maliti Bondo Ate, Desa Moliti Bodo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo
09 Maret pukul 10.00 Wita di Lapangan Pasola Waiha, Desa Waiha, Kecamatan Kodi Balaghar
11 Maret pukul 10.00 Wita di Lapangan Pasola Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar
Geliat wisata Sumba yang satu ini mempunyai ciri khas tersendiri karena dilakukan berdasarkan ritual adat Sumba. Sumba sangat kental dengan adat, yang secara otomatis harus menghormati adat itu. Adat juga bisa dijadikan daya tarik buat wisata. Sehingga wisatawan mempunyai keinginan mendalami serta belajar soal budaya di Indonesia khususnya di Sumba.
Di sisi lain, keberadaan Pulau Sumba kini semakin eksotis berkat pengakuan dunia atas Hotel Nihiwatu. Bahkan, Sumba kian dicintai wisatawan berkat tradisi dari leluhur Pulau Sumba yang bisa membawa wisatawan semakin betah di pulau yang juga dijuluki Hidden Paradise.
Wisatawan yang datang ke Sumba pada 2016 sebanyak 11.000 orang. Di 2017 mencapai 13.000 oramh. Dengan kehadiran Festival Pasola maka kami yakin jumlah wisatawan semakin bertambah lebih besar.
Selain itu, dengan kehadiran Festival Pasola, usaha penginapan sangat diuntungkan. Terlebih, di Sumba banyak penginapan berupa resort dan private. Sejak mendapat pengakuan dunia, Pemerintahan Kabupaten Sumba menyadari betapa dahsyatnya perkembangan pariwisata. Oleh karena itu, di setiap enam bulan pertumbuhan penginapan terus bertambah.
Sebanyak 30 hotel akan ditambahkan di wilayah Sumba Barat. Daerah pantai selatan menjadi fokus utama kami apalagi wisatawan banyak yang datang ke wilayah tersebut.
Untuk akses menuju Sumba sudah ada penerbangan langsung dari Bali ke Tambulaka serta dari Kupang ke Tambulaka. Bandara itu paling dekat dari Waikabubak, ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya. Untuk penerbangan sebanyak empat kali dalam satu hari menuju Sumba. (redaksibisniswisata@gmail.com)