SEMARANG, bisniswisata.co.id: Semarang Night Carnival kembali digelar. Gelaran pertunjukan spektakuler berupa karnaval jalanan ini ke delapan kalinya sejak 2011, nampaknya mengadopsi Jember Fashion Carnaval. Tak jauh beda memang, cuma di Semarang digelar malam hari yang sepanjang jalan Protokol di Kora Semarang, Jawa Tengah pada 3 Juli 2019.
Agar lebih semarak, event yang mengusung tema “Pelangi Nusantara” juga dimeriahkan pawai budaya dari 98 kota anggota APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia), yang diselenggarakan pada 2-6 Juli 2019. Kebetulan anggota APEKSI mengadakan mengikuti Rakernas APEKSI di Kota berjulukan Kota Lumpia.
Tema yang diboyong Semarang Night Carnival menggambarkan Indonesia sebagai negara dengan keberagamam suku, ras, agama dan golongan. Meski berbeda-beda tetap rukun dan kokoh dalam kesatuan NKRI. Dan Kota Semarang merupakan salah satu kota yang terdiri dari berbagai macam etnis, agama bahkan ras.
Karena itu desain kostumnya mengetengahkan berbagai budaya yang ada di negeri ini. Keempat tema besar ini, Minang (Pulau Sumatera), Wayang (Pulau Jawa dan Bali), Enggang (Pulau Kalimantan) dan Papua (Indonesia Timur). Nantinya, empat tema ini juga akan mewakili empat defile besar ratusan peserta Semarang Night Carnival 2019.
Bahkan, beragam kekayaan seni Kota Semarang akan ditampilkan. Sehingga kemasannya dijamin semakin keren. Semua akan dibalut sentuhan modernisasi dan seni budaya lokal. Sehingga karnaval ini menjadi potensi wisata unggulan yang dapat menggerakkan potensi wisata lainnya seperti perhotelan, restoran, transportasi, suvenir, makanan khas, dan lain-lain.
Event tahunan ini, diikuti para pelajar dan peserta umum dengan kostum warna-warni. Peserta umum sendiri berasal dari sanggar, instansi BUMN, dan RSUD, peserta luar yaitu dari Salatiga, Jember, Jepara, Manado, Papua, dan Pemalang. Juga beberapa negara sahabat seperti China, Srilangka, Senegal, Korea dan Taiwan sudah memastikan untuk ikut memeriahkan karnaval ini.
Saat melenggak-lenggok di jalanan, masing-masing defile mewakili budaya nusantara berdasarkan rumpun pulau di Indonesia. Defile pertama Wayang (Pulau Jawa dan Bali), selanjutnya adalah Indonesia Timur. Defile ini menampilkan Papua, provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian timur Indonesia. Papua dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik dan natural, pola-polanya memperlihatkan kerumitan bernilai tinggi.
Setelah itu, ada defile Sumatera. Yang ditonjolkan adalah kelompok etnis asli nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Masyarakat Minangkabau memiliki berbagai macam atraksi dan kesenian seperti tari-tarian yang biasa ditampilkan dalam pesta adat maupun perkawinan. .
Terakhir ada defile Enggang. Ini adalah salah satu burung langka yang dilindungi di Indonesia. Binatang yang lebih dikenal sebagai rangkong ini konon disakralkan oleh Suku Dayak. Burung ini memiliki dianggap panglima burung yang diyakini sebagai simbol kebesaran dan kemuliaan yang melambangkan Suku Dayak.
Peserta juga diwajibkan menambah aksesoris semacam lampu atau kaca. Dengan demikian, keindahan dan kemegahan kostum akan semakin dapat dirasakan para penonton sekaligus menyemarakkan suasana Semarang Night Carnival.
Rencananya carnival dimulai pada pukul 18.30 WIB. Para peserta SNC dan pawai budaya akan melalui jalur yang sama, yakni berawal di Jalan Imam Bonjol, tepatnya di depan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Rombongan peserta kemudian menuju Jalan Piere Tendean, Jalan Pemuda Balaikota, dan berakhir di Gedung Pandanaran di Jalan Imam Bonjol.
Selain Carnival, juga diselenggarankan workshop sebelum pelaksanaan pada 3 Juli 2019. Workshop meliputi pengenalan Semarang Night Carnival, prototype kostum, fashion design dan kostum karnaval. Juga terkait make up, runway, ekspresi dance, dance defile, formasi serta koreografi. (redaksibisniswisata@gmail.com)