EVENT

18—20 September 2018, Festival Suling Tambur

RAJA AMPAT, bisniswisata.co.id: Festival Suling Tambur kembali dihelat. Festival yang menyajikan pertunjukan budaya leluhur Raja Ampat bertajuk “Festival Suling Tambur”, diselenggarakan di kampung Kabare, distrik Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat Papua Barat, pada 18 hingga 20 September 2018.

Kegiatan festival ini digelar dengan tujuan mengangkat adat dan budaya Raja Ampat, yang sangat unik dan terkenal selain keindahan alam Bahari Raja Ampat. Selain itu, festival ini diharapkan mendapat perhatian khusus dari wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang menyaksikan budaya tradisional yang sangat unik, menarik dan artistik

Festival Suling Tambur ini terbuka untuk umum. Peserta tidak hanya yang ada di Waigeo Utara, tetapi dari seluruh di kabupaten Raja Ampat. Bahkan, group yang dari luar Raja Ampat dapat juga bergabung dalam meramaikan event besar festival Suling Tambur ini dengan turut serta dalam berbagai pertunjukan.

Selama ini event besar seperti festival selalu diadakan di Kota Waisai, dan tidak pernah dilakukan di distrik atau kampung. Nah untuk pertama kali akan dilakukan diluar Kota Waisai. Kalau sukses, ke depan akan lakukan di distrik lain. Terpenting infrastruktur pendukung siap, wilayah kampung bersih, dan masyarakat juga mau menyambut dengan antusias.

Suling Tambur dikenal sebagai musik tradisional masyarakat adat Raja Ampat. Festival suling tambur sendiri dikemas dalam bentuk perlombaan yang terbuka umum sehingga semua masyarakat Raja Ampat bahkan sekitarnya.

Perlombaan Suling Tambur dibuka untuk umum dan tidak dibatasi berapa banyak dari setiap kampung atau distrik peserta terdiri 1 grup 25 orang alat tambur pun dari kulit kayu, suling asli dari bambu busana traditional khas Raja Ampat.

Raja Ampat tidak saja kaya dengan potensi sumber daya alam seperti kekayaan bawah laut dan panorama alamnya tetapi juga memiliki kekayaan budaya yang melekat erat dalam entitas masyarakat Raja Ampat.

Suling tambur hanyalah salah satu dari aneka ragam budaya yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat Raja Ampat. Saling tambur merupakan perpaduan seni musik dan seni tari, karena itu selain kita mendengarkan merdunya musik tambur yang dipadu dengan irama suling tetapi juga kita menyaksikan liak-liuk para penari.

Karena itu setiap grup suling tambur terdiri dari para penabuh tambur yang biasanya kaum lelaki atau bapak-bapak tetapi juga peniup suling yang biasanya dimainkan ibu-ibu/wanita. Dibelakangnya ada para penari.

Masyarakat Raja Ampat biasanya mementaskan musik suling tambur saat-saat acara resmi seperti acara keagamaan, acara pemerintahan, acara budaya seperti melamar gadis atau pesta pernikahan atau acara-acara lain yang melibatkan seluruh masyarakat baik di tingkat kampung, distrik maupun kabupaten. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto