BEIJING, bisniswisata.co.id: China Tourism Academy (CTA), lembaga penelitian wisata berafiliasi penyedia jasa perjalanan wisata daring Ctrip mencatat semester pertama 2018, sedikitnya 71,3 juta turis China melakukan perjalanan wisata ke luar negeri.
Jumlah kunjungan tersebut naik 15 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2017. Para wisatawan Tiongkok bertolak dari 200 kota di daratan Cina menuju 130 negara selama enam bulan pertama tahun 2018, demikian laporan thepaper.cn mengutip pernyataan CTA, Rabu (12/09/2018).
CTA mencatat Kota Xian mengalami pertumbuhan terpesat dalam mengirimkan wisatawan ke mancanegara selama periode tersebut. Jumlah turis dari Ibu Kota Provinsi Shaanxi, yang banyak dihuni umat Islam tersebut meningkat hingga 180 persen. Namun tingkat konsumsi turis dari Changchun tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di Cina.
Turis dari Ibu Kota Provinsi Jilin itu bisa menghabiskan 6.946 RMB atau setara Rp14,9 juta (dengan asumsi 1 RMB = Rp 2.159) untuk sekali kunjungan wisata ke luar negeri.
CTA juga mencatat bahwa Thailand masih menjadi tujuan utama wisatawan China. Beberapa negara lain yang ramai dikunjungi wisatawan Cina meskipun tidak seramai Thailand antara lain Jepang, Vietnam, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Rusia.
Meledaknya pasar wisata mancanengara menandakan besarnya minat warga Cina untuk berpelesiran, mengetahui kebijakan belanja bebas pajak dan fasiltas bebas visa, dan beragam produk inovatif pariwisata, seperti pernyataan Kepala CTA Dai Bin yang dikutip People’s Daily.
Kementerian Pariwisata RI menyadari fenomena ledakan turis China ke luar negeri itu dengan menggencarkan promosi pariwisata Nusantara melalui pameran di berbagai kota di daratan Cina.
Pada tahun 2018, pemerintah Indonesia menargetkan tiga juta kunjungan wisatawan Cina. Pada tahun 2017 target 2,5 juta wisatawan Cina sedikit meleset karena terdampak letusan Gunung Agung di Bali. (EP)