NEWS

Yuk Persiapkan Normal Baru Dalam Bidang Pemasaran

Pasca COVID-19 dunia pemasaran dan cara beriklan juga berubah. ( Foto: unsplash.com/Joshua Earle).

JAKARTA. bisniswisata.co.id: Beberapa bulan terakhir telah sangat menantang bagi semua orang saat menghadapi pandemi COVID-19.  Pada hari ini, Pemerintah India telah berkomitmen untuk perang ganda, yaitu, menyelamatkan nyawa dan membawa ekonomi kembali ke jalurnya. 

Karena bisnis adalah bagian integral dari ekonomi, sekarang sangat penting bagi pemasar untuk menilai kembali tanggung jawab kita untuk menjangkau konsumen dengan mengingat normal baru.  

Di kutip dari newsroom.mastercard.com, Manasi Narasimhan, Wakil Presiden, Pemasaran dan Komunikasi, Asia Selatan, Mastercard mengungkapkan pentingnya bahasa daerah yang membuat komunikasi ini jauh lebih personal dan berdampak.

“Sebagai seorang pemasar, saya percaya bahwa pemasaran akan melalui perubahan besar, bukan evolusi tetapi mutasi (perubahan cepat, tahan lama pada DNA),” tulisnya. Di bawah ini adalah beberapa efek dari mutasi ini: –

Dari pesan ‘beli-sekarang’ hingga empati 

Konsumen tidak pernah memiliki kesabaran berfikir atas gencarnya ajakan ‘beli sekarang’ dari pemasar.  Namun, keadaan akibat COVID-19 telah menjadikan pemasar untuk menjadi sensitif dalam menjangkau  konsumen mereka dan yakin akan selalu ada waktu untuk menjual.

Saat ini, waktunya adalah untuk melayani dunia yang membutuhkan kita.  Dan jika kita tidak dapat melayani, setidaknya janganlah kita menjadi oportunistik dan mendorong produk yang dirancang khusus di sekitar COVID-19.

Bahasa daerah dalam komunikasi juga harus dipertimbangkan. Pasalnya saat lockdown, orang India memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu di media sosial tidak seperti sebelumnya.  Baik itu pelajaran kebugaran dan kecantikan, resep favorit mereka, kiat mengelola pekerjaan dari rumah, atau tetap mengikuti berita dan pandangan terbaru.

Pokoknya media sosial telah menjadi media yang disukai. Ini berarti bahwa sebagian besar pengguna yang tidak berbahasa Inggris juga dapat mengekspresikan diri mereka di dunia digital melalui konten bahasa daerah. 

Sesuai laporan KPMG-Google, pengguna internet berbahasa India diperkirakan akan menyumbang hampir 75% dari basis pengguna internet India pada tahun 2021. 

Laporan ini juga menyatakan bahwa mayoritas dari 200 juta pengguna berikutnya akan datang dari kota-kota tingkat 2+ yang lebih memilih untuk  mengkonsumsi konten dalam bahasa daerah. Hal ini adalah kesempatan penting bagi pemasar yang bertujuan untuk memperluas jangkauan konsumen mereka ke Pan-India.  

Sebagai contoh, Mastercard memiliki tujuan untuk melengkapi 10 juta pedagang dengan infrastruktur penerimaan pembayaran digital pada 2020-21.  Langkah penting menuju tujuan ini adalah memperkuat pendidikan keuangan dan inklusi di negara India.

Kami juga memperkuat kesadaran tentang keselamatan, keamanan, dan kemudahan pembayaran digital di kota tingkat 2 dan 3.  Bahasa daerah membuat komunikasi ini jauh lebih personal dan berdampak.

Gambaran tawaran di dunia iklan agar sesuai dengan dunia nyata adalah perdebatan abadi,  apakah masyarakat menginspirasi iklan atau iklan menginspirasi masyarakat.  

Saya percaya ini adalah jalan dua arah.  Ketika lingkungan kita berubah di dunia Post COVID-19 nanti, penting untuk mengubah cara kita menggambarkan dunia dalam iklan kita. Misalnya, akankah karakter dalam iklan mematuhi jarak sosial?. 

Apakah para model iklannya akan memakai masker ?  Akankah kita menunjukkan tempat ramai?  Ini adalah beberapa pertanyaan rumit yang perlu dijawab pemasar dalam beberapa hari mendatang. 

Jika kami memproyeksikan dunia iklan yang benar-benar berbeda dari dunia nyata, iklan tidak akan pernah beresonansi dengan konsumen.

Jangan lewatkan keamanan merek – Dengan volume data yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tanggung jawab terkait, pemasar harus meyakinkan orang aras sebuah  merek, alih-alih jadi penjaga merek. 

Pada saat yang sama, mereka perlu mewaspadai beberapa risiko termasuk keamanan dunia maya, privasi data, reaksi konsumen, gangguan sosial budaya dan sebagainya. Risiko-risiko ini selanjutnya akan tumbuh di dunia pasca  COViD-19  Karena itu, waktunya lebih siap dan proaktif.

 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)