Keindahan kota Riga, ibukota Latvia yang menjadi lingkup kerja KBRI Swedia. ( Foto: Unsplash/ Sergei Wing) .
STOCKHOLM, Swedia, bisniswisata.co.id: Kedutaan Besar Republik Indonesia ( KBRI) untuk Swedia dan Latvia menyelenggarakan video conference bersama membahas pademi global Covid-19 bersama Duta Besar Bagas Hapsoro dengan nara sumber Prof. Nawi Ng, Guru Besar Universitas Gothenburg.
Video Confrence yang berlangsung Kamis ( 9 April) bertujuan untuk memberikan perkembangan terkini kasus Coronavirus dan juga perkembangan kebijakan Pemerintah setempat bagi WNI di Swedia dan Latvia yang menjadi lingkup kerja KBRI Swedia.
Dalam siaran persnya Humas KBRI, Fajar menyebutkan kegiatan ini diikuti sedikitnya 68 peserta dari Swedia dan Latvia dengan narasumber di luar KBRI adalah Prof. Nawi Ng, Guru Besar Universitas Gothenburg, yang menjelaskan mengenai definisi, asal muasal, dan serba-serbi Coronavirus.
“Terima kasih sudah menyempatkan waktu bagi Bapak Ibu untuk bergabung dalam video conference ini, kami akan memberikan perkembangan mengenai Coronavirus” tutur Dubes Bagas dalam pembukaannya.
Pelaksana Fungsi ( PF) Pensosbud di KJRI kemudian menyampaikan perkembangan terkini kasus Coronavirus yang terjadi baik itu di Indonesia, Swedia, maupun di Latvia. Setelah itu, PF. Protkons menyampaikan kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah Swedia maupun Pemerintah Latvia.
Menurut Prof Nawi Ng, penyakit dengan gejala seperti Coronavirus sudah pernah muncul, seperti SARS di tahun 2002, dan MERS di tahun 2012. Diluar gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas, terdapat gejala baru, seperti hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.
Ditambahkan bahwa virus ini memiliki tingkat infeksi yang sangat tinggi, dimana 1 orang pasien dapat menulari 2-2,5 orang lainnya. Masa inkubasi virus ini pun bervariasi antara 2-14 hari, dimana seseorang yang terjangkit bisa langsung mengalami gejala pada hari kedua atau bahkan baru merasakan gejalanya 14 hari kemudian.
Selain itu, disampaikan bahwa fatality rate virus ini berada di angka 2% untuk golongan umur 50-59 tahun, namun demikian meningkat pesat di golongan umur yang lebih tua.
Setelah paparan Prof. Nawi, sejumlah peserta juga memberikan pertanyaan dan tanggapan. Kegiatan berjalan dengan lancar dan baik. Nantinya kegiatan video conference ini akan dilaksanakan secara berkala.