ART & CULTURE LAPORAN PERJALANAN

Menelusuri Jalur Sutra 5  

Komplek Hazrati Imam, Tashkent ( foto-foto: William Satriaputra).

William Satriaputra, Ketua Forum Komunikasi Alumni ( FKA) ESQ wilayah Eropa dan Afrika yang juga eksekutif INNIO Groups menuliskan perjalanan wisata religinya Menelusuri Jalur Sutra. Berikut laporan perjalanannya bagian ke tiga.

 

Di Tashkent, kami berkunjung ke  Kompleks Hazrati Imam. Kompleks yang terletak di distrik Sibzar ini begitu terkenal di Tashkent yang menyimpan sejarah masa lalu. Disini terdapat mausoleum Abu Bakr Muhammad Kaffal as-Sashi Imam utama dan penyebar Agama Islam di Tashkent.

Imam Sashi menginspirasi Imam Bukhari, Imam Tarmizi, Imam Maturidi, Burhanuddin Marghinani dll. Tulisannya a.l. Al Jadal al-Hasan, Jawome al-Kalim, Adab al-Qaziy dll. Kompleks ini diberi nama Hazrat Imam (The Holy Imam) untuk mengenangnya. 

Bung Karno disamping mencari makam Imam Bukhari  juga mencari makam Imam Sashi dulu. Apa saja yang terdapat di kompleks Hazrati Imam? Kompleks ini pernah di bumi hanguskan oleh tentara Mongol dan dibangun kembali oleh Emir Timur di abad ke XIV.

Di komplek ini yang pertama ada Masjid Hazrati Imam, Qaffal Shashi mausoleum,  ketiga Madrasah Baraqkhan, keempat Madrasah Muyi Mubara, kelima Masjid Tilla Sheikh, keenam Masjid Namazgah dan yang ketujuh pusat aktivitas Mukti Uzbekistan. Semuanya menyimpan kisah dan cerita bila di kupas satu persatu disini mungkin tidak akan selesai selesai kisahnya.

Pada episode berikutnya saya akan angkat kisah Madrasah Muyi Mubarak yang telah di alihkan fungsinya untuk menjadi perpustakaan dan tempat menyimpannya Mushaf Al Quran tertua yang disusun oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 651 M. 

Ada juga kisah detik detik menjelang dibunuhnya Khalifah Ustman yang sedang membaca Al Baqarah Ayat 137 di rumahnya pada hari Jumat 8 Dzulhijjah 35 H hingga melanglang buananya Al-Quran tsb ke berbagai negara hingga ke Uzbekistan sampai sekarang.

Percikan darah di Al-Quran 

Hari Jumat, 8 Dzulhijjah 35 H ratusan pemberontak mengepung rumah Khalifah Utsman bin Affan setelah sebelumnya Khalifah Utsman memerintahkan tidak perlu mengirim tentara untuk melindunginya agar tidak terjadi pertumpahan darah. Nampaknya sang Khalifah tidak menghiraukan para pemberontak.

Pemberontakan terhadap Utsman adalah pemberontakan ke 4 dalam sejarah Islam setelah sebelumnya pernah terjadi pada Rasulullah, Abu Bakar dan Umar. Para pemberontak semakin brutal dan menaiki rumah Khalifah Utsman. Saat mereka masuk rumah Utsman sedang membaca Al-Quran setelah menunaikan sholat ashar sebelumnya. 

Bacaan Utsman terhenti di surat Al Baqarah ayat 137 ketika satu diantara pemberontak menebaskan pedangnya hingga tangan Utsman putus dan yang lain menusuknya. Mushaf Al Quran tersebut kena percikan darah yang membekas sampai sekarang. 

Searah jarum jam, Komplek Hazrati Imam, museum sejarah di Tashkent,  makam Imam Sashi dan pegunungan Chimgan berselimut salju.

Tes DNA pernah dilakukan untuk membuktikan bahwa itu darah manusia dari abad ke 7 dengan hasil positif. UNESCO pun mengakui bahwa mushaf tsb peninggalan bersejarah umat Islam dan memberikan sertifikat keaslian.

Apa yang terjadi setelah Khalifah Ustman terbunuh? Mushaf Al-Quran itu dibawa Ali  bin Abi Thalib ke Kuffah (Irak). Emir Timur pada 7 abad kemudian menaklukkan Asia Tengah dan menemukankan Mushaf tersebut serta  membawanya ke Samarkand ibu kota Dinasti Timurid serta menyimpannya hampir 4 abad disini. 

Ketika Samarkand di duduki Rusia (1868) mushaf dikirim ke St. Petersburg hingga pecahnya revolusi di Rusia tahun 1917. Kemudian Lenin mengirim mushaf ini ke Ufa ibukota Bashkortostan. Setelah berkali kali diminta akhirnya tahun 1924 di kembalikan ke museum sejarah di Tashkent.

 Tahun 1989 Presiden Islam Karimov memindahkan Mushaf tersebut ke Madrasah Muyi Mubarak yang dialihkan fungsinya menjadi bibliotik museum.  

Mushaf ini awal pembuatan ada 6 dan ini satu satunya yang tersisa. Mushaf terbuat dari kulit rusa dengan ukuran halaman 53 x 68 cm dan terdiri dari 338 halaman.

Kami tiba di Chimgan yang mempesona.Tidak banyak yang tahu bila 80 km di sebelah tenggara ibukota Tashkent di Uzbekhistan terdapat pegunungan Chimgan  yang terletak di Taman Nasional Ugam Chatkal. 

Disana juga terdapat danau Charvak dengan warna biru di ketinggian menambah cantik pemandangan disana. Di jadikan bendungan menjadi tempat rekreasi dan sekaligus juga untuk perikanan. 

Letaknya di distrik Bostanliq antara Ugam, Pskem dan Chatkal. Yang paling banyak ikan disana sejenis Carp (ikan mas) dan Trout (Forel). Airnya mengaliri ibukota Tashkent melalui 6 kanal. Sangat jernih dan bersih air pegunungan ini.

Perjalanan kami kesana menggunakan mobil melalui pedesaan  di kaki pegunungan hingga naik ke atas pegunungan yang licin dengan salju ditambah dengan jalan tajam berliku liku 

Perjalanan ini menyuguhkan pemandangan yang spektakuler, memikat mata dan penuh dengan sensasi. Tidak heran bila mereka menyebutnya Swissnya Uzbekistan. Puncak tertinggi mencapai lebih dari 3.300 m dari permukaan laut. 

Untuk sampai ke puncak pegunungan dan melihat pemandangan alam kami harus menggunakan ski lift dengan model kursi terbuka dengan satu batang besi pengaman. Sederhana memang tapi berfungsi cukup baik sebagai alat pengaman .

Setelah puas berada di Chimgan dan sebelum kembali ke Tashkent kami menikmati masakan khas Uzbekistan dengan latar belakang panorama pegunungan yang sangat mempesona.                      ( Bersambung).

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)