JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kunjungan wisatawan nusantara maupun mancangara ke Taman Nasional (TN) Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi daerah itu secara signifikan. Tren jumlah pengunjung ke kawasan wisata itu pun terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama sejak kawasan itu ditetapkan sebagai New 7 Wonders of Natura pada tahun 2012.
“Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo telah berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan, khususnya di Kabupaten Manggarai Barat dan wilayah di sekitarnya (NTT),” papar Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Djati Witjaksono Hadi, seperti dilansir Antara, Sabtu (16/02/2019)
Dilanjutkan, bukan cuma hewan purba komodo yang menjadi daya tarik pengunjung yang sebagian besar merupakan wisatawan mancanegara, karena di TN Komodo juga terdapat 42 titik selam yang menjadi magnet kedatangan.
Tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan tercatat 80.626 ribu, tahun 2015 menjadi 95.410, tahun 2016 naik menjadi 107.711, tahun 2017 naik lagi menjadi 125.069 dan tahun 2018 tercatat 159.217 wisawatan. Tiket masuk wisatawan mancanegara sebesar Rp150 ribu dan wisatawan nusantara sebesar Rp5.000, berdasarkan PP. 12 tahun 2014 tentang Penerimaaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Data Kementerian KLHK menunjukkan, penerimaan pungutan yang disetor oleh Balai TN Komodo kepada kas negara terus mengalami peningkatan. Tahun 2014 Balai Taman Nasional Komodo menyetor pungutan untuk kas negara sebesar Rp5,4 miliar, tahun 2015 Rp19,20 miliar, tahun 2016 Rp22,80 miliar, tahun 2017 Rp29,10 miliar, dan tahun 2018 Rp 33,16 miliar.
Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo telah berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan, khususnya di Kabupaten Manggarai Barat dan wilayah di sekitarnya.
Rantai ekonomi berdampak pada penghidupan masyarakat pelaku wisata antara lain tour operator yang mengoperasikan 157 kapal wisata, keterlibatan 94 guide dari masyarakat lokal, tingkat hunian 1.136 kamar hotel, lahirnya empat hotel berbintang.
Rantai ekonomi tersebut berpengaruh pada penghidupan 4.556 jiwa masyarakat yang tersebar di Desa Komodo (1.725 jiwa), Desa Papagaran (1.252 jiwa), dan Desa Pasir Panjang (1.579 jiwa). Khusus masyarakat dari Desa Komodo, sebagian besar terlibat dalam kegiatan wisata.
Destinasi wisata Labuan Bajo bukan hanya melihat komodo, namun ada hampir 20 obyek wisata yang tersebar di wilayah ini. Dari jumlah itu ada beberapa destinasi wisata yang jadi hits dan kerap didatangi wisatawan, antara lain:
#. Gili Laba
Merupakan sebuah pulau kecil di kawasan Taman Nasional Komodo, yang menawarkan panorama alam yang menawan. Hamparan laut terlihat sangat cantik dari atas bukit. Pemandangan warna biru jernih air laut dengan pasir putih membentang. Dari puncak gili laba dapat melihat pemandangan Pulau komodo. Saat musim penghujan warna-warna pepohonan hijau namun saat kemarau warna pepohonan jadi kuning.
#. Wisata Pulau lainnya
Selain Pulau Komodo dan Gili Laba, juga ada wisata pulau lainnya: Pulau Rinca, Kanawa, Padar, Seraya, Kalong, Bidadari, Kelor dan Pulau Kambing. Dan Pulau Rinca serta Pulau Padar yang menarik karena dihuni satwa komodo jumlahnya sekitar 1500 ekor. Selain komodo juga ada kerbau liar, aneka burung dan babi liar. Di pulau rinca para pengunjung ditawarkan untuk mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan yaitu dengan program penanaman tanaman bakau. Sementara Pulau Kanawa menawarkan wisata bawah laut dengan berbagai terumbu karang, ikan kecil berwarna warni, mola-mola dan penyu dapat terlihat jelas hal ini karena air laut yang masih sangat jernih.
#. Wisata Susur Goa
Di Labuah Bajo ada dua goa yang menarik untuk dikunjungi. GOa Watu Cermin dan Goa Rangko. Goa Watu Cermin menyajikan fosil hewan laut di dinding goa dan menjadi bukti dulu goa ini berada di dasar laut. Gua rangko terdapat air laut warna biru jernih dengan dihiasi berbagai stalaktit yang membuat pemandangan sekitar gua sangat eksotis.
#. Air Terjun Cunca Wulang
Air terjun ini memiliki ketinggian 200 mdpl yang mirip green canyon. Berbagai bebatuan mengapit sepanjang sungai. Dapat dipanjat karena batu itu tidak punya sisi tajam. Jika ingin meloncat dari atas batu, dapat melakukannya loncat di atas batu setinggi 6 meter di air terjun cunca wulang ini, akan tetapi harus konsultasi dulu ke guide ya karena terkadang debit air dapat berkurang jika mulai memasuki musim kemarau. Jika tak bisa renang, cukup main ke air terjun sambil menikmati pesona dindingnya yang menyatu dengan airnya yang tenang.
#. Taka Makasar
Pulau super kecil nan mungil yang berada di tengah lautan atau mungkin bisa juga dibilang hanya sebuah gosong pasir. Walaupun kecil mungil namun pemandangan disini dibilang cukup menarik. Hamparan pasir putihnya sungguh menggoda siapa saja untuk sejenak bersantai dan bermain air di tepian pantainya yang landai dan tak terlalu dalam. Dan jika berenang sedikit menjauh, karang karang sangat indah siap menyapa kita.
#. Manta Point
Tak jauh dari Taka Makassar terdapat sebuah perairan yang menjadi habitat dari sang manta – si ikan pari manta. Untuk melihat ataupun berenang bareng manta ini butuh sedikit hoki dan keberuntungan karena manta yang selalu berpindah dan arus yang lumayan kencang. Pada saat ke sini kapal yang saya tumpangi pun berputar-putar dan tak menemukan si manta ini.
#. Pantai Pink
Sesuai namanya, memang pantai ini mempunyai pasir yang berwarna pink. Sekilas memang tak tampak tapi coba ambil segenggam pasirnya dan perhatikan, maka akan Nampak butir butiran halus berwarna merah. Warna pink ini semakin terlihat jika kalian pandang dari ketinggian bukit dan matahari sedang bersinar terang. Pantai pink di Indonesia hanya ada 2 yang pertama di Kepulauan Komodo ini dan yang kedua berada di Pulau Lombok. Warna pink ini sebenarnya berasal dari sebaran karang karang berwarna merah yang banyak terdapat di sekitar pantai. Pada saat karang ini hanyut dan hancur terbawa arus butiran butiran karang ini tercampur diantara pasir pasir dan sekilas menjadikan warnanya pink.
#. Bukit Sylvia
Nama bukit ini terinspirasi akan nama sebuah resort yang berada tak jauh dari bukit ini. Terletak tak begitu jauh dari pusat kota Labuan Bajo, kalian dapat menyewa motor ataupun mobil untuk mencapainya dan hanya butuh waktu 10 menit saja untuk mendaki. Di atas bukit kalian dapat melihat berkeliling 360 derajat. Panorama perbukitan gersang pun tersaji di depan mata, garis pantai meliuk yang memanjakan dan pulau pulau indah yang tersebar menunggu untuk kita jelajahi
#. Desa Cancar
Di desa ini ada area persawahan yang dibentuk mirip seperti sebuah jaring laba-laba raksasa. Jika ingin melihat persawahan unik ini, posisi terbaiknya adalah dari ketinggian sehingga bisa dengan leluasa melihat persawahan ini dengan view sempurna. Untuk itu, para travellers biasanya akan berkunjung ke Puncak Weol, dimana bisa mendapatkan view secara keseluruhan dari sini. Siap-siap dibuat takjub karena yang petani Desa Cancar lakukan benar-benar bukan hanya sekedar menanam padi tapi juga membuat sebuah karya seni.
5. Kampung Melo
Di sekitar Labuan Bajo ada wisata budaya yaitu Kampung Melo. Saat berkunjung ke Kampung Melo, disambut tarian caci yang merupakan tarian khas Manggarai dan dimainkan para lelaki dari Kampung Melo. Saat membawakan tarian caci, para penari mengenakan pakaian yang tak kalah atraktifnya dengan pertunjukan tariannya itu sendiri. Para lelaki ini akan mengenakan topi dan membawa pecut serta tameng yang akan digunakan untuk peragaan menyerang lawan tarinya. Tak hanya tariannya, pemandangan indah yang ada di Kampung Melo ini dijamin akan membuat siapa saja yang datang berkunjung akan sangat terkesan. (redaksibisniswisata@gmail.com)