HALAL INTERNATIONAL

Wisata Halal Sedang Berkembang Pesat dan Hadir di Destinasi Dekat Anda

Oleh Hafiz M. Ahmed

TOKYO, bisniswisata.co.id: Di era globalisasi yang pesat, industri pariwisata tengah menyaksikan sektor khusus: wisata halal yang sedang berkembang pesat. Pasar yang dinamis ini melayani wisatawan Muslim yang ingin mempertahankan praktik keagamaan mereka sambil menjelajahi destinasi baru.

Wisata halal mengacu pada apa yang diizinkan dalam hukum Islam, yang mencakup berbagai pertimbangan mulai dari makanan halal hingga akomodasi, hiburan, dan pilihan transportasi yang sejalan dengan pedoman Islam.

Dilansir dari halaltimes.com, tren yang berkembang ini menyoroti meningkatnya permintaan akan pengalaman wisata yang ramah Muslim, menjadikan wisata halal sebagai fokus utama destinasi di seluruh dunia.

Dengan populasi Muslim global yang diperkirakan akan mencapai 2,2 miliar pada tahun 2030, potensi ekonomi pasar ini sangat besar. Dari Asia hingga Eropa, destinasi di seluruh dunia semakin melayani kebutuhan wisatawan Muslim, dan tren ini diperkirakan akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

Apa yang Membuat Wisata Halal Semakin Populer?

Wisata halal lebih dari sekadar menyediakan pilihan makanan halal; ini adalah pendekatan menyeluruh terhadap pariwisata yang sejalan dengan prinsip-prinsip hukum Islam.

Jenis pariwisata ini melibatkan penyediaan fasilitas shalat, memastikan privasi, menciptakan lingkungan bebas alkohol, dan menyediakan hiburan yang sesuai dengan etika Islam.

Misalnya, hotel mungkin menawarkan kolam renang yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dan maskapai penerbangan mungkin menyediakan tempat salat pada penerbangan jarak jauh.

Konsep pariwisata halal bersifat komprehensif, memengaruhi berbagai aspek pengalaman perjalanan—mulai dari penerbangan dan akomodasi hingga tour, aktivitas rekreasi, dan pengalaman berbelanja.

Wisatawan mencari pilihan ramah halal yang memastikan mereka dapat memenuhi kewajiban agama seperti salat harian, makan halal, dan kesopanan.

Pertumbuhan Pariwisata Halal

Industri perjalanan halal telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh generasi muda wisatawan Muslim yang paham teknologi.

Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) telah menjadi indikator penting dari pertumbuhan ini, yang secara konsisten menunjukkan ekspansi sektor perjalanan halal yang kuat.

Pada tahun 2020, pasar perjalanan halal global bernilai lebih dari $220 miliar, dan diproyeksikan akan mencapai sekitar $300 miliar pada tahun 2026.

Beberapa faktor mendorong pertumbuhan ini, termasuk meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan umat Muslim di seluruh dunia, kelas menengah yang berkembang, dan keinginan untuk pengalaman perjalanan yang lebih inklusif.

Pelancong Muslim saat ini lebih berpikiran global, sering bepergian, dan mengharapkan destinasi yang mengakomodasi gaya hidup mereka.

Tren Perjalanan Halal Meningkat

Perjalanan halal tidak lagi terbatas pada negara-negara dengan mayoritas Muslim. Destinasi di seluruh dunia menyadari nilai pasar perjalanan Muslim dan melakukan penyesuaian untuk menyambut para pelancong ini.

Asia

Asia telah mengambil peran utama dalam pariwisata halal, khususnya di negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia, yang telah lama memiliki tradisi melayani wisatawan Muslim.

Malaysia, khususnya, telah memantapkan dirinya sebagai tujuan utama bagi wisatawan Muslim dengan menawarkan berbagai restoran bersertifikat halal, fasilitas shalat, dan akomodasi ramah Muslim.

Indonesia mengikutinya dari dekat, memanfaatkan warisan budaya dan keindahan alamnya untuk menarik wisatawan Muslim dari seluruh dunia.

Bahkan negara-negara yang secara tradisional tidak terkait dengan Islam pun ikut serta dalam tren pariwisata halal. Jepang dan Korea Selatan, misalnya, dengan cepat mengembangkan infrastruktur mereka untuk menarik wisatawan Muslim.

Jepang telah meningkatkan jumlah restoran bersertifikat halal dan memasukkan fasilitas ramah Muslim di tempat-tempat wisata.

Korea Selatan mengikutinya, menawarkan lebih banyak fasilitas salat dan pilihan bersantap halal di kota-kota besar seperti Seoul.

Eropa

Eropa juga membuat langkah maju dalam mengakomodasi pariwisata halal. Spanyol dan Jerman berada di garis depan, tidak hanya menawarkan makanan halal dan fasilitas salat tetapi juga memamerkan sejarah Islam mereka yang kaya untuk menarik wisatawan Muslim.

Signifikansi historis arsitektur Islam di tempat-tempat seperti Granada, Spanyol, merupakan daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan. Jerman melayani pengunjung Muslim dengan memastikan privasi di akomodasi dan mempromosikan restoran halal.

Negara-negara Eropa lainnya seperti Prancis dan Inggris juga telah mengakui potensi ekonomi pariwisata halal. Kota-kota seperti London dan Paris kini menawarkan pilihan makanan halal, akomodasi ramah Muslim, dan tour masjid, yang memberikan pengalaman yang memperkaya bagi wisatawan Muslim.

Amerika Utara

Di Amerika Utara, pariwisata halal tumbuh, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan di Asia dan Eropa. Kanada dan Amerika Serikat secara bertahap gabungkan lebih banyak restoran, masjid, dan pusat komunitas bersertifikat halal ke dalam penawaran wisata mereka.

Wisatawan Muslim menemukan lebih banyak pilihan untuk fasilitas shalat dan bersantap halal, terutama di kota-kota dengan populasi Muslim yang signifikan, seperti Toronto, New York, dan Chicago.

Dampak Ekonomi Pariwisata Halal

Dampak ekonomi pariwisata halal jauh melampaui kepekaan budaya. Destinasi yang melayani kebutuhan wisatawan Muslim diuntungkan dari masa tinggal yang lebih lama, pengeluaran yang lebih tinggi, dan rasa loyalitas yang kuat dari para wisatawan tersebut.

Misalnya, hotel yang ramah halal dapat menarik tidak hanya wisatawan Muslim tetapi juga keluarga mereka, yang mengarah pada masa tinggal yang lebih lama dan pengeluaran yang lebih besar untuk atraksi lokal, tempat makan, dan belanja.

Menurut GMTI, wisatawan Muslim biasanya menghabiskan lebih banyak uang daripada wisatawan lain, terutama di negara-negara yang berupaya mengakomodasi kebutuhan mereka.

Hotel, restoran, dan tempat hiburan yang beradaptasi untuk memenuhi standar halal sering kali mengalami peningkatan pelanggan. Masuknya pengeluaran ini merangsang penciptaan lapangan kerja di sektor perjalanan dan perhotelan, yang berkontribusi pada ekonomi lokal.

Di negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia, sektor pariwisata halal merupakan kontributor signifikan terhadap PDB. Perjalanan halal tidak hanya meningkatkan pariwisata tetapi juga mendukung bisnis lokal yang menyediakan produk dan layanan bersertifikat halal.

Selain itu, permintaan akan layanan perjalanan yang menghormati praktik Islam menciptakan peluang baru bagi para pengusaha dan bisnis untuk berinovasi.

Pemasaran Wisata Halal

Pemasaran adalah kunci untuk memasuki pasar wisata halal yang sedang berkembang pesat. Untuk menjangkau wisatawan Muslim secara efektif, destinasi harus mempromosikan kemampuan mereka untuk memenuhi persyaratan halal melalui kampanye yang terarah.

Berkolaborasi dengan blogger wisata Muslim, influencer, dan platform daring merupakan strategi yang efektif untuk membangun kepercayaan dalam komunitas Muslim.

Platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok semakin banyak digunakan oleh wisatawan Muslim untuk berbagi pengalaman mereka.

Destinasi yang dapat memanfaatkan platform ini untuk memamerkan fasilitas ramah halal mereka akan memperoleh keuntungan yang signifikan. Selain itu, agen perjalanan yang mengkhususkan diri dalam wisata halal, seperti HalalBooking, berpengaruh dalam mempromosikan destinasi yang melayani wisatawan Muslim.

Keaslian Itu Penting

Salah satu faktor terpenting dalam memasarkan wisata halal adalah keaslian. Wisatawan Muslim mencari destinasi yang benar-benar memahami dan menghormati kebutuhan keagamaan mereka, bukan sekadar melayani mereka sebagai strategi pemasaran.

Membangun kepercayaan melalui praktik yang transparan, sertifikasi, dan rekomendasi dari sumber tepercaya sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang di pasar ini.

Tantangan yang Dihadapi Pariwisata Halal

Meskipun ada peluang, pariwisata halal menghadapi beberapa tantanganantara lain kurangnya Standardisasi

Salah satu tantangan utama adalah kurangnya standardisasi global dalam hal apa yang memenuhi syarat sebagai destinasi ramah halal.

Sementara beberapa negara memiliki peraturan dan proses sertifikasi yang ketat, yang lain mungkin kurang konsisten, yang menyebabkan kebingungan di antara para pelancong. Masalah ini menggarisbawahi perlunya sistem sertifikasi universal yang dapat diakui lintas batas.

Kepekaan Budaya

Tantangan lainnya adalah menavigasi kepekaan budaya yang menyertai promosi dan penyediaan layanan perjalanan halal. Di negara-negara dengan mayoritas non-Muslim, penyedia layanan mungkin tidak terbiasa dengan kebutuhan khusus pelancong Muslim, yang menyebabkan potensi kesalahpahaman atau kelalaian dalam kualitas layanan.

Kesadaran

Banyak penyedia layanan dan destinasi masih kurang menyadari apa saja yang termasuk dalam perjalanan halal. Misalnya, beberapa hotel mungkin menawarkan makanan halal tetapi gagal menyediakan fasilitas shalat yang memadai atau ruang terpisah berdasarkan jenis kelamin, yang juga merupakan pertimbangan penting bagi pelancong Muslim.

Masa Depan Perjalanan Halal

Masa depan perjalanan halal cerah, terutama dengan hadirnya teknologi dan pengalaman perjalanan yang dipersonalisasi. Inovasi seperti tour realitas virtual ke fasilitas ramah halal, aplikasi realitas tertambah untuk menemukan restoran dan masjid halal, dan perencanaan perjalanan berbasis AI yang memenuhi kewajiban agama meningkatkan pengalaman perjalanan bagi umat Muslim.

Seiring dengan semakin terhubungnya dunia, prinsip-prinsip halal dapat semakin terintegrasi ke dalam pariwisata arus utama. Destinasi yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan Muslim sekaligus menarik khalayak yang lebih luas akan memperoleh manfaat paling banyak.

Perjalanan halal bukan lagi pasar khusus; ini adalah sektor penting dalam industri pariwisata global. Destinasi di seluruh dunia menyadari nilai ekonomi dan budaya dari melayani wisatawan Muslim, dan tren ini diperkirakan akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

Bagi mereka yang siap memanfaatkan peluang ini, pesannya jelas: perjalanan halal sedang berkembang pesat, dan akan segera hadir di destinasi di dekat Anda. Baik Anda seorang pelancong atau penyedia layanan, memahami seluk-beluk pariwisata halal adalah kunci untuk berkembang pesat di pasar yang sedang berkembang pesat ini.

Penulis adalah : Pemimpin Redaksi The Halal Times, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam jurnalisme. Dengan spesialisasi di bidang ekonomi Islam,

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)