JAKARTA, bisniswisata.co.id: Indonesia mungkin merupakan negara mayoritas Muslim, tetapi konsep kosmetik halal dan perawatan kulit belum begitu dipahami oleh konsumen.
Dilansir dari salaamgateway.com, ketika merek Wardah memulai debutnya pada tahun 1995, pendirinya, Nurhayati Subakat mengatakan hal itu tidak mudah karena tidak banyak pelanggan Indonesia yang mengenal produk halal saat itu.
Dia terpaksa pergi dari pintu ke pintu dan memanfaatkan multilevel marketing untuk memasarkan produk Wardahnya.
Usahanya membuahkan hasil dan pada tahun 2004 Nurhayati membuka toko pertamanya. Lima tahun kemudian dia meluncurkan kembali Wardah setelah melakukan peningkatan kualitas dan pengemasan yang substansial.
“Pada awalnya, kami hampir tidak dapat menemukan pemasok bahan baku halal,” kata Sari Chairunnisa, Direktur Pnelitian dan Pengembangan PT Paragon Technology and Innovation, produsen Wardah kepada Salaam Gateway.
“Mereka tidak memahaminya dan kami harus duduk dan menjelaskan kepada mereka pentingnya bahan-bahan halal bagi perusahaan atau industri seperti kami,” kata Sari, anak bungsu Nurhayati. Dia menjalankan delapan laboratorium R&D untuk semua produk perusahaan yang berbeda.
Salah satu faktor yang diatribusikan perusahaan terhadap kesuksesan Wardah adalah bahwa Wardah merupakan satu-satunya produk kosmetik dan perawatan kulit bersertifikat halal di pasaran pada saat kesadaran akan “gaya hidup berhijab” di Indonesia sedang meningkat.
Nurhayati telah menyerahkan jalannya bisnis keluarga yang kini berkembang pesat kepada ketiga anaknya. Yang tertua, Harman Subakat, adalah CEO Paragon Group, adik laki-lakinya Salman adalah CEO Paragon Technology and Innovation dan yang termuda, Sari Chairunnisa, yang juga seorang dokter kulit, memimpin fasilitas Pusat Riset dan Inovasi Teknologi dan Inovasi Paragon yang ada di pabrik seluas 20 hektar yang berlokasi di Tangerang di Banten.
Fasilitas produksi perusahaan memproduksi lebih dari 135 juta unit riasan, perawatan wajah, dan produk rambut bersertifikat halal setiap tahunnya. Ini hanya menggunakan bahan-bahan yang ada dalam daftar halal dari LPPOM-MUI, baik itu ekstrak, mineral atau bahan baku lainnya.
“Kami menghindari pengujian pada hewan. Dan ada dua tahap pengujian formula / bahan baku untuk setiap produk kosmetik: keamanan dan efek, ”jelas Sari.
“Tahap pertama, kami menguji formula keamanan kulit, termasuk pengujian iritasi (single pass test), alergi (repeat pass test) dan untuk pemakaian wajah kami juga menguji efeknya di bawah pengawasan dokter kulit untuk memastikan formula atau bahan mentahnya. bahannya aman, ”tambahnya.
Tahap selanjutnya menguji efek bahan. Misalnya, untuk koleksi wajah Wardah “White Secret”, laboratorium mengujinya terlebih dahulu dengan mengukur kadar melanin, lalu memeriksa gambar sebelum dan sesudah.
“Untuk produk kosmetik, proses pengujiannya lebih singkat, sekitar dua minggu saja. Namun untuk produk perawatan kulit membutuhkan waktu yang lebih lama, sekitar satu hingga tiga bulan. Kami juga memiliki panel untuk mengontrol keseluruhan proses pengujian, ”kata Sari, seraya menambahkan bahwa tim tersebut terdiri dari tiga dokter kulit dan presiden direktur perusahaan.
Setelah sukses di dalam negeri, usaha pertama PT Paragon Technology and Innovation di luar negeri terjadi pada tahun 2012 ketika mulai menjual produk Wardah di Malaysia melalui distributor lokal kecil.
Pada 2017, ia memperluas distribusinya di Malaysia melalui jaringan ritel Watsons dan Guardian. Sejak itu, ekspor perusahaan ke Malaysia terus meningkat setiap tahun, dari Rp 15,4 miliar (US$ 1,1 juta) pada 2017 menjadi Rp 31,8 miliar pada 2018.
Tahun ini, penjualan ke Malaysia mencapai Rp 122,6 miliar hingga Oktober, tumbuh sebesar 33% per tahun. Perusahaan sejauh ini telah mengekspor 115 kontainer produk dari 2017 hingga Oktober tahun ini.
Ekspansi ada di pikirannya, baik dalam hal ekspor maupun produk. Baru-baru ini meluncurkan merek perawatan kulit pria bersertifikat halal pertama yang disebut Kahf dan dengan portofolio yang jauh lebih besar, perusahaan ini sekarang mengincar pasar di Asia Tenggara termasuk Thailand, Singapura dan Filipina.