CIREBON, bisniswisata.co.id: Suasana Taman Sari Gua Sunyaragi Cirebon, berubah total. Perubahan tanpa merombak kondisi situs yang ada itu, terjadi pada Sabtu (10/3/2018). Situs peninggalan kerajaan Cirebon yang berusia sekitar 400 tahun, kini dilengkapi empat wahana permainan baru.
Permainan itu: Balon Terbang, Ayunan Terbang, Sepeda Terbang dan Panahan. Uniknya, keempat permainan baru ini berlatar belakang keindahan Gua Sunyaragi. Pengunjung yang naik sepeda terbang maupun balon terbang dapat melihat keindahan Gua Sunyaragi dari sudut yang berbeda.
“Empat wahana baru ini mudah-mudahan dapat menarik dari kalangan semua usia dan tidak membosankan ketika berkunjung ke Gua Sunyaragi. Jadi selain mengunjungi wisata sejarah Gua Sunyaragi, wisatawan dapat menikmati wahana baru ,” kata Sultan Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat, seperti dilansir laman Liputan6.com, Ahad (11/03/2018).
Dilanjutkan, Cirebon memiliki catatan sejarah cukup panjang. Ragam peninggalan sejarah yang ada di Cirebon pun menjadi daya tarik wisatawan. Namun, butuh sentuhan kreativitas yang sesuai perkembangan zaman. “Tujuannya meningkatkan jumlah wisata dan membuat nyaman serta aman bagi wisatawan yang berkunjung ke Cirebon,” lontarnya.
Sejauh ini, jumlah pengunjung yang datang ke Gua Sunyaragi Cirebon mencapai 25 hingga 30 ribu per bulan. Padahal, tiket masuk ke Gua Sunyaragi sangat murah Rp 10 ribu per orang. “Wahana baru juga tiketnya tidak mahal kok antara Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu per orang,” sebut Arief.
Selain itu, sambung dia, banyaknya peninggalan sejarah dan budaya berpotensi wisata di Cirebon perlu lebih sinergis. Antara wisata budaya, ziarah makam dengan wisata permainan, kerajinan hingga kuliner. “Misalnya di Gua Sunyaragi memang seperti itu kalau tidak ada yang menarik dikhawatirkan tidak ada yang mau datang lagi bahkan pengunjung cenderung menurun,” ujar dia.
Tidak hanya menyajikan situs warisan sejarah, di Gua Sunyaragi Cirebon rutin menggelar beragam kegiatan pentas seni dan budaya, tiap satu bulan sekali dengan mengangkat kesenian tradisional baik di Cirebon maupun luar Cirebon. “Setiap hari Sabtu sekitar pertengahan bulan itu pagelaran seni kita adakan di Gua Sunyargi,” kata Arief.
Perlu diketahui, Gua Sunyaragi merupakan gua di daerah kelurahan Sunyaragi – Kesambi, tepatnya di Kota Cirebon. Obyek wisata ini berupa bangunan mirip candi. Asal-usul nama “Sunyaragi” terdiri 2 kata dari bahasa Sansekerta: Sunya artinya Sepi dan Ragi. Dulu gua ini dipakai tempat istirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.
Cagar budaya kota Cirebon ini seluas 15 Hektare, konstruksi bangunan ini merupakan sebuah taman air sehingga disebut Taman Air Gua Sunyaragi. Dulu kala, kompleks gua dikelilingi Danau Jati namun kini sudah mengering. Gua Sunyaragi ini bagian dari Keraton Pakungwati yaitu Keraton Kasepuhan.
Taman Sari Gua Sunyaragi terdiri pesanggrahan dilengkapi berbagai ruangan mulai serambi, ruang ibadah, kamar mandi, kamar rias, ruang tidur dan dikeliliingi oleh taman serta kolam. Bangunan gua berbentuk gunung-gunungan dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan memiliki saluran air. Luar bangunan dengan motif batu karang dan awan. Bagian pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu bagian dalamnya berbentuk Paduraksa.
Juga ada 12 Fungsi setiap Bagian Gua antara lain, Bangsal Jinem adalah tempat Sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit yang sedang berlatih. Gua Pengawal yaitu sebagai tempat berkumpulnya semua pengawal Sultan. Komplek Mande Kemasan (sebagian telah hancur).
Gua Pandekemasang digunakan sebagai tempat membuat senjata-senjata tajam. Gua Simanyang digunakan sebagai tempat pos penjagaan.
Selain itu, Gua Langse sebagai tempat untuk bersantai. Gua Peteng sebagai tempat nyepi untuk melatih kekebalan tubuh. Gua Arga Jumud sebagai tempat orang penting keraton. Gua Padang Ati digunakan sebagai tempat bersemedi. Gua Kelanggengan digunakan untuk tempat bersemedi agar langgeng jabatannya. Gua Lawa merupakan tempat berkumpulnya para kelelawar. Dan Gua Pawon sebagai ruangan dapur dan penyimpanan makanan.
Ada dua versi sejarah berdirinya Tamansari Gua Sunyaragi. Pertama, menurut cerita para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton yang disampaikan secara turun-temurun. Versi ini dikenal sebagai Carub Kanda. Kedua, versi Caruban Nagari yaitu berdasarkan buku Purwaka Caruban Nagari yang ditulis tangan oleh Pangeran Kararangen (Pangeran Arya Carbon) pada tahun 1720.
Versi inilah yang digunakan sebagai acuan bagi pemandu wisata Gua Sunyaragi. Berdasarkan versi tersebut Gua Sunyaragi didirikan oleh Pangeran Kararangen yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1703.
Menariknya ada suatu bagian di komplek Taman Sari Gua Sunyaragi yaitu tepatnya di bagian Gua Peteng, disana terdapat sebuah patung batu bernama Perawan Sunti. Konon siapapun yang memegang patung batu tersebut akan sulit jodoh. Namun bagi yang tak sengaja memegang patung. Disarankan pergi ke Gua Kelanggengan tidak jauh dari pohon lengkeng. Konon siapapun masuk ke Gua Kelanggengan akan enteng jodohnya. Jika sudah memiliki jodoh, dipercaya juga langgeng terus cintanya.
Percaya atau tidak, namun keberadaan Taman Sari Gua Sunyaragi Cirebon layak dikunjungi karena sangat unik, menarik dan artistik. Apalagi kini ada wahana baru yang punya satu tujuan: Agar wisatawan tidak bosan mendatanginya. (NDHYQ)