Wartawan bisniswisata.co.id, Hilda Ansariah Sabri berpartisipasi sebagai delegasi Halal Beyond Borders 2023 yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) pada 31 Mei-7Juni 2023. Berikut laporan perjalanannya bagian ke dua
TASKENT, Uzbekistan, bisniswisata.co.id:Hari ke dua di Tashkent, ibukota Uzbekistan agendanya mulai jam 14.00 siang jadi alhamdulilah bisa istirahat sejenak meluruskan otot-otot tubuh setelah perjalanan malam di udara selama 8,5 jam dan hari pertama yang mengunjungi obyek wisata di kota lama Tashkent hingga blusukan di pasar untuk pembelajaran dan mengamati komoditi apa yang bisa di ekspor ke negri yang melahirkan 20 ribu sahabat Nabi Muhammad SAW.
Para delegasi dari dunia fashion, UMKM dan sektor pendidikan ( edukasi) sejak jam 9.00 pagi malah sudah menyebar untuk kerja kelompok dan studi banding ditengah para pelaku bisnis Uzbekistan. Jadi ada yang ke perguruan tinggi, Pertokoan dan mall serta ke pabrik coklat.
Saya beruntung dalam rombongan ada dua ustad jadi paginya di lobby hotel sudah dapat pencerahan dari ustad Abdul Muta’ali, mengapa sih rakyat Indonesia perlu mengunjungi Uzbekistan, mutiara yang baru lima tahun terakhir membuka diri bagi wisatawan internasional.
Tak heran urusan hospitality masih jauh tertinggal dibandingkan di tanah air kita. Maklum deh kalau negara bekas jajahan Uni Soviet ini hospitalitynya baik di udara maupun pelayanan hotel masih tergagap-gagap menerima 70 orang delegasi RI saat check-in sekaligus di hotel.
Menurut ustad Abdul Muta’ali yang rajin posting di media sosialnya soal kunjungan ini, Uzbekistan adalah ‘Negeri Para Ulama dan Cerdik Pandai’. Pria yang hobi membaca dan jadi Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia ini girang bisa mendapat buku berjudul A Land of Multifarious Geniuses. Dalam buku ini dijelaskan tidak kurang dari 40 ilmuwan besar muslim dari mulai Imam Bukhari, Imam At Tirmidzi, hingga Imam Samarqandi berasal dari negri ini.
“Inilah Uzbekistan, ibukota ilmu pengetahuan Islam di luar Timur Tengah. Posisi geografisnya di Asia Tengah dan Eropa Timur. Data ini membuktikan bahwa Islam itu bukanlah Arab,” jelas Abdul Muta’ali MA, MIP, PhD.
Faktanya banyak ilmuwan di luar Arab seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam At-Tirmidzi. Itu dari kalangan ahli Hadits. Dari kalangan linguis bahasa Arab ada Imam Sibawaih, Ibnu Jinni, dan masih banyak lagi.
Ilmu hadits dan bahasa Arab, justru pakar utamanya bukanlah Arab. Imam Bukhari maha gurunya ilmu hadits dan Imam Sibawaih (nama aslinya Ibnu Qanbur) maha gurunya ilmu linguistik Arab.
Wajar saja, Timur Lenk sangat hormat kepada para ulama bahkan dia berharap ada anak cucunya nanti bukan hanya menjadi pemimpin atau penguasa saja, tapi pemimpin juga ulama. Allah mengabulkan harapannya, cucunya yang bernama Ulugbek selain raja, ia juga seorang scientist, astronom, ahli hadits, tafsir, dan tarekat.
Timur Lenk juga dikenal sebagai Timūr Gurkānī atau Timur i Leng, adalah seorang penakluk dan penguasa Islam Sunni keturunan Turki-Mongol dari wilayah Asia Tengah, yang terkenal pada abad ke-14, terutama di Rusia selatan dan Persia.Tempat pemakamannya terus dilestarikan, di rawat dan dijaga yaitu di Gur-e Amir, Samarkand, Uzbekistan.
Hari kedua kedatangan di Uzbek tepat jatuh hari Jumat, ustad Abdul Muta’ali kembali mengupas 9 kekhasan Shalat Jumat di Uzbekistan. Shalat jumat di Tashkent Uzbekistan dilaksanakan pukul 13.00 waktu setempat. Meskipun waktu zuhurnya jam 12.36.
Inilah ke khasan pertama. Saya alhamdulillah bisa melaksanakan shalat jumat sekaligus jamak qashr dengan ashar di Minor Mosque, Tashkent. Masjid terbesar kedua di ibu kota negara ini. Pelaksanaan shalat jumat secara umum di Uzbekistan cukup menarik dan layak dikaji.
Kekhasan kedua, sebelum masuk waktu shalat, khatib memberikan penjelasan dan syarah materi khutbah yang akan disampaikan nanti. Penjelasan ini dilakukan mulai waktu zuhur tiba sekitar 30 menit hingga jam 13.00. Setelah itu muazin akan mengumandangkan azan jumat. Kekhasan ketiga, Shalat jumat di Uzbekistan mengenal shalat sunnah qabliyyah, bahkan dilakukan sebanyak 4 rakaat.
Kekhasan keempat, Khatib jumat memberikan khutbah semuanya dalam bahasa Arab, singkat karena hanya rukun khutbah yang disampaikan. Ini mungkin alasannya kenapa sebelum shalat jumat ada penjelasan. Kekhasan kelima, kalimat iqamat dilantunkan seperti azan yaitu 2 kali kecuali Allahu akbar dibaca 3 kali. Kekhasan keenam, tidak ada Aamin setelah Alfatihah atau hanya disirkan.
Kekhasan ketujuh, makmum serentak menoleh kekanan dan kekiri setelah salamnya imam, walaupun ada yang belum menyelesaikan bacaannya. Kekhasan kedelapan, zikirnya jahar setelah shalat. Dan kekhasan kesembilan, walaupun dalam terik matahari dan volume jamaah hingga keluar tanpa atap di bawah terik panas sekitar 40 derajat celcius, jamaah tidak lantas bergegas hingga mengaminkan imam.
“Sebagian praktek pelaksaannya mirip di Indonesia seperti adanya qabliyyah jumat seperti tradisi mazhab Syafii, namun sebagiannya agak aneh seperti tidak ada jawaban ‘Aamin’ dalam Al Fatihah. Insyaallah kita akan bahas dalam kajian-kajian nanti,” kata ustad Abdul Muta’ali.
Agenda utama
Hari ini agenda utamanya berlangsung di International Hotel Tashkent sehingga setelah makan siang, dua bis rombongan langsung menuju hotel Internasional Tashkent yang terletak dekat dengan pusat kota, tetapi jauh dari lalu lintas. Ini membuatnya mudah untuk mencapai tempat-tempat wisata utama kota dengan berjalan kaki.
Ball room hotel yang luas dan tampaknya biasa dijadikan tempat kegiatan Meeting, Incentive Conference & Exhibition ( MICE) membuat mata leluasa menjelajah ruangan.
Ada rasa bangga kegiatan kami berlangsung di hotel mewah ini, apalagi sebagian tamu sudah hadir di ballroom, mingle atau berbaur dengan staff KBRI Tashkent yang beralamat di 3, Yahyo Gulomov Street Tashkent. Duta Besar Sunaryo Kartadinata serta staffnya yang energik dan akrab disapa bu Jannah dan timnya juga sudah mengatur tempat.
Rupanya bukan kami terlambat datang tapi memang mereka juga antusias ingin cepat hadir bertemu dengan delegasi Halal Beyond Borders 2023 yang diinisiasi oleh Halal Lifestyle Center ( IHLC), Bank Indonesia, Kemenparekraf dan pendukung lainnya.
Dalam sekejab saya sudah bergabung dengan Budi Tirtawisata, CEO Panorama Grup yang juga berkiprah di Gabungan Pengusaha Industri Pariwisata Indonesia ( GIPI), sebagai WAkil Ketua umum bidang marketing, Allan atau Maulana Yusran, Sekjen Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia ( PHRI) serta Anvar Salimov, Ketua Divisi Charter Air Samarkand, maskapai swasta di Uzbekistan.
” Kami akan terbang secepatnya ke Denpasar, Bali dan kota lainnya seperti Surabaya. Ini bukan rencana lagi tapi sudah action plan tinggal izin pemerintah masing-masing,” kata Anvar Salimov bersemangat.
Allah maha baik, setelah ngobrol dengan orang maskapai, saya lalu duduk manis dengan Muzzafar A. Abdullajanov, CEO/ Founder Grand Evrasia Group yang sudah berencana bulan September 2023 mau berkunjung ke Indonesia. Aneh, dia memang bergerak di industri pariwisata, klop deh sebagai nara sumber yang saya butuhkan dari sekian banyak pengusaha Tashkent yang datang. Tidak ada yang kebetulan, Allah maha mengatur, Alhamdulilah……
Bisnisnya sehari-hari juga di reservasi hotel, urus visa, jasa transfer, mengurus grup kunjungan dan melayani reservasi tiket pesawat serta logistik. Dia juga melayani transportasi kargo ke segala penjuru dunia.
Muzzafar bahkan bercerita orangtuanya akan cocok jika berwisata ke Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia. Dia baru saja membawa mereka umroh dan cerita selanjutnya lebih ke masalah pribadi menunjukkan baktinya pada orangtuanya yang masih hidup dan dalam kondisi sehat.
Saya langsung meminta Muzzafar datang ke malam budaya Indonesia di Taman kota Tashkent esok harinya sambil bilang ada fashion show 14 desainer moslem. Soalnya di International Hotel Tashkent para desainer tidak show, tapi bertemu dengan calon mitra kerja.
Nah jika dia datang saya iming-imingin titip mukena batik untuk ibundanya. Oleh- oleh itu saya beli di Pasar Gede Solo seminggu sebelumnya saat menghadiri pernikahan Arum Suci Sekarwangi, mantan reporter kami.
Muzzafar setuju antara Indonesia-Uzbekistan berkolaborasi dan sinergi baik tingkat pemerintahan dan pengusahanya supaya misi delegasi kedua negara langsung ditindaklanjuti dengan nyata. ” Saya setuju paket bersama Umroh Plus Uzbekistan karena orang Indonesia selama ini banyaknya Umroh Plus Turki,” ucapnya.
Bagi orang Indonesia, soal kuliner di Uzbekistan dipastikan halal semua karena mayoritas Muslim warganya hampir 90%. Justru non Muslim yang musti bertanya bisa makan dimana untuk daging babi maupun alkohol yang tidak dikonsumsi Muslim,ungkap Muzzafar.
Antusias dan response positif
Obrolan terhenti karena para tamu pindah ke ruang lain untuk konfrensi. Para peserta UMKM sudah memamerkan produknya di sekeliling ruangan dan para desainer juga menggantung koleksi bajunya supaya saat bernegosiasi bisnis dengan pengusaha setempat maka produk yang ditawarkan bisa dilihat langsung.
Suasana ballroom International Hotel Tashkent
Bahkan Iriana Ekasari, UMKM binaan Bank Indonesia berupa minuman teh kesehatan Silatea sudah dikerumuni para pebisnis setempat, diikuti aneka kripik Kultiva, permen jahe Sehat Segar, Cosweet, Tas-tas kulit binaan BI, Pyro Coffee, Bumbu Mandeh dan kosmetik Wardah yang juga sekaligus sponsor.
Produk fashion modest moslem juga berderet pamerkan baju-baju cantik dari Bilqis by Tuti Adib, Novia Sukijo – Ana Pearls, Charlie Bravo – Akar NYFR, Murid-murid Islamic Fashion Institut ( IFI) terdiri dari Salwa, Anggre dan Megarani, desainer Hanni Hananto -Keewa, Apikmen, Nina Nugroho, Hitwo, Batik Trusmi dan Kami.
Di ruang konferensi, Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) mengungkapkan alasan tujuan delegasi ini ke Uzbekistan ?. Negeri berpenduduk 35,4 juta orang ini warga Muslim 87% dari penduduk sedangkan 9% dari penduduk mengikuti Kekristenan Ortodoks Rusia, 4% agama dan non-agama lainnya
“Pemerintah Uzbekistan kini lebih fokus padapariwisata sebagai strategi ekonomi baru mereka. Menawarkan penerbangan langsung baru dari Jakarta -Tashkent adalah langkah concrete untuk menarik wisatawan Indonesia. Kita dapat Manfaatkan upaya ini untuk menciptakan kunjungan timbal balik dari Uzbekistan ke Indonesia,” kata Sapta.
Lewat event ini terbuka peluang bagi delegasi Indonesia untuk berpromosi pariwisata dan terlibat dalam misi dagang dengan Uzbekistan. Acara juga berfungsi sebagai inisiatif diplomasi budaya untuk memperkuat hubungan antara dua negara.
“Tujuan utama dari acara ini adalah untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi peluang di bidang Halal Tourism & Creative Economy khususnya menciptakan alternatif tujuan Trip Haji/Umrah+ dan Ziarah,” jelas Sapta Nirwandar.
Salah satu pembicara dalam konferensi dan business meeting hari ini adalah Malikov Yorkinjan Erkindjanovich, Ketua Asosiasi Exportir Uzbekistan. Nara sumber lainnya dari Indonesia adalah Budi Tirtawisata, Maulana Yusran, Desainer Nina Nugroho dan Elsa Maharani, Head of Public Relations Paragon Technology & Innovation Wardah Cosmetic.
Malikov,Ketua Asosiasi Exportir Uzbekistan mengatakan asosiasi yang didirikan 23 September 2019 ini punya anggota sekitar 4.000 usaha kecil dan menengah di hampir semua sektor ekonomi Uzbekistan.
Tahun lalu organisasi memiliki 20 kantor perwakilan, tersebar di Turki, Iran, Kazakstan, China, UAE, USA, Norwegia, Rusia, India, Jerman, Tarjikistan, Ukrania, Arab Saudi, Polandia, Kirgizstan, Afghanistan dan Korea Sekatan.
Jumlah nilai ekspornya US$782 juta, 125 mitra asing, 1,8 anggota memperoleh pinjaman US$ 138 juta sebagai bantuan praktis dalam memperoleh subsidi, ada 23 kali forum B2B, 487 jumlah anggota perusahaan eksportir ditambah 1000 eksportir mendapatkan akses seminar.
Penampilan dua wanita cantik Nina Nugroho dan Elsa Maharani membuat para pengusaha muda dari Uzbekistan yang hadir tampak kagum dengan penampilan keduanya yang berpostur model internasional. Nina pada kesempatan itu menyuarakan komitmennya sebagai desainer busana muslimah dari label dengan namanya sendiri, Nina Nugroho yang diambil dari nama depannya dan nama keluarga.
“Fashion memiliki pengaruh besar terhadap persepsi diri dan kepercayaan diri. Penelitian mendukung gagasan bahwa apa yang kita kenakan dapat mempengaruhi suasana hati, kesehatan, dan kepercayaan diri kita secara signifikan ” kata Nina.
“Enclothed cognition” menunjukkan bahwa pakaian dapat mengubah bagaimana kita merasa dan berpikir tentang diri kita sendiri.fashion bisa menjadi alat yang kuat untuk pemberdayaan perempuan, tegasnya.
Tren fashion seringkali menandakan kejadian atau realitas sosial saat itu. Contohnya gaun flapper pada tahun 1920-an yang melambangkan keinginan perempuan akan kebebasan dan perjuangan mereka melawan norma-norma masyarakat. Melalui brand busana muslimahnya, Nina berfokus kepada busana kerja yg terinspirasi dari kebutuhan perempuan dalam berbusana.
Elsa Maharani juga fasih dalam mempresentasikan brand Wardah pelopor kosmetik halal di Indonesia yang sejak awal berkomitmen menjunjung tinggi tingkat kebermanfaatan bagi orang lain dan lingkungan.
Produknya hadir dengan pendekatan hijau dan bahan-bahan yang tidak berbahaya bagi pemakai maupun lingkungan serta tahan lama dalam penggunaan.
“Jadi setiap produk Wardah punya standar emas kualitas internasional, yang hanya dapat dicapai dengan kerjasama antara ahli kecantikan lokal dan ahli kecantikan global yang inovatif, ” ungkap Elsa.
Yang jelas, Wardah membawa manfaat bagi masyarakat dengan memenuhi kebutuhan wanita yang tidak terpenuhi dipemenuhan diri dengan menjadi berguna untuk orang lain, tanpa mengabaikan mereka konsep hidup yang halal.
Kegiatan bisnis ini diakhiri dengan foto-foto bersama Dubes RI untuk Uzbekistan Sunaryo Kartadinata dan Mpok Nur Asia Sandiaga Uno bersama undangan lainnya. Aktivitas seharian penuh membuat sebagian besar anggota rombongan memilih cepat tidur dan skip acara pribadi seperti hang out usai makan malam.. good night every body….