UBUD, bisniswisata.co.id,- . SEIRING perayaan hari Kemerdekaan RI, Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2019 menggunakan tag line Certainly, Indonesia dengan target turut menyebarkan optimisme pencapaian Indonesia yang lebih baik, maju, mampu dan siap bersaing secara global. Di tahun ke-7 UVJF digelar pada 16, 17 Agustus di bawah kerindangan pepohonan pelataran taman Arma Museum, Ubud. Dua malam berturut nuansa “bohemian” Ubud akan dibelai senandung indah sederetan musisi jazz dari berbagai belahan dunia dengan berbagai sub- genre music masing- masing yang amat beragam dan kaya makna.
“Tak hanya musisi berumur, generasi pemula belia pun ikut berjazz ria. Akan tampil pianist berumur 13 tahun Jacob Jayasena, bersama pianist wanita Nadine Adriana, sebagai jawaban bahwa jazz bukanlah musik usia senja,” ungkap Anom Darsana, salah seorang pendiri UVJF.
Melibatkan musisi lebih dari 8 negara, UVJF menampilkan luasnya corak jazz oleh para musisi baik dari Indonesia, USA, Jerman, Russia, Belanda, Italy, Australia, Perancis, Korea-Selatan baik yang sudah memiliki nama besar mau pun musisi muda berbakat besar yang diyakini akan menjadi generasi penerus, menjadi jaminan bahwa musik jazz akan selalu bergaung. Mereka adalah Sri Hanuraga Trio Feat, Dira Sugandi, the funky-swing couple Otti Jamalus Trio Feat Yance Manusama, saxophonist muda Anggi Harahap Quartet, HajarBleh Big Band, Nancy Ponto Quintet. Eurasian Quartet featuring Dian Pratiwi, co-founder UVJF, Yuri Mahatma dengan proyek Straight and Stretch, drummer asal Kanada yang telah lama bermukim di Bali Yvon Thibeault “Perpectives”, KoPi Jazz Kediri (Komunitas Pecinta Jazz Kediri) bersama Cendana Singers dari Kediri, Jawa Timur.
Dari USA hadir nama besar Aaron Goldberg Trio (with Matt Penman and Leon Parker). Pete Jung Quartet (Korea Selatan), Michaela Rabitsch & R. Pawlik Quartet didukung oleh Kedutaan Besar Austria di Jakarta, Harry Mitchell Trio, Arcing Wires (Australia) and Caleb Fortuin with the Bali Mates (Future Leaders Jazz Award Winner) juga dari Australia dan dari Rusia hadir Ilugdi.
Green Jazz Festival
Kemasan kriya menembang musisi UVJF tampil anggun di atas panggung unik ramah lingkungan rancangan desainer cantik Dina Yoka. Dengan memanfaatkan teknologi, berbahan baku lokal warisan leluhur yang keseharian sangat dekat dengan alam, menggunakan tangan terampil artisan olah tata panggung seni Ubud, menghasilkan nuansa panggung dan area festival yang sangat khas dan jarang dijumpai pada festival-festival di tempat lain.
“Menjadikan UVJF bertumbuh menjadi salah satu event seni-budaya berbasis komunitas, tidak mudah. Ada perjuangan mengatasi monotonitas panggung pada area sama selama tujuh tahun,” ungkap Dina.
Hasil kolaborasi dengan seniman dan artisan lokal, menghasilkan area festival musik yang penuh pajangan peralatan keseharian masyarakat Bali. Dari keranjang buah, ayakan bambu, kukusan , sejumlah peralatan ke sawah, ke dapur sampai peralatan tradisional kegiatan sosial terpadan apik. Anyaman daun kelapa (Klangsah) tampil unik baik sebagai penyekat ruang, atap atau alas meja pajangan.
“Saya ingin pengunjung, musisi, artisan local mendapatkan rasa ruang yang nyaman, merasakan Bali dari semua handcraft skala ruang, sekaligus mengapresiasi local genius, karya local, bahan local, menekan emisi,’’ papar Dina Yoka lebih lanjut.
Perlu dicatat, sejak perhelatan pertama tahun 2013, UVJF berkomitmen untuk menjadi sebuah green jazz festival, festival yang “ramah lingkungan”. Pada tahun 2019, UVJf mensuport semangat untuk “ melarang penggunaan plastik sekali pakai”, sebagai salah satu bentuk kepedulian sekaligus tanggung jawab sebagai anggota komunitas yang wajib peduli akan isu lingkungan, kata Anom Darsana.
UVJF mendulang reputasi positif dari pelaku, penikmat dan pemerhati musik jazz baik lokal mau pun internasional. UVJF juga didukung oleh berbagai Kedutaan Besar Negara sahabat seperti the Embassy of Austria, the Embassy of the Kingdom of the Netherlands, Institut Français d’Indonésie dan Goethe-Institute, yang mendorong UVJF semakin percaya diri dalam menghadirkan sebuah “perayaan Jazz” universal ini.
Pre Event UVJF
Menuju akhir pekan (16, 17 Agustus), puncak acara UVJF 2019, diselenggarakan roadshow “ngejazz” di beberapa sudut wilayah Bali. Pre-event Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2019 pertama digelar di Movenpick Resort & Spa pada Jumat malam (9/8). Dihiasi dengan dua band jazz kenamaan dari Indonesia dan Rusia, membuat acara ini tampak diminati banyak publik. Betapa tidak, lebih dari seratus pasang mata terpukau melihat dan mendengar masing-masing line up beraksi di panggungnya.
Adalah Aram Rustamyants’ New Centropezn Quartet yang berasal
dari Rusia dan juga Eurasian Quintet feat Dian Pratiwi yang berasal dari
Indonesia. “Ini menarik untuk mempererat hubungan ke dua negara melalui music,”
ujar Astrid Sulaiman, Vice Chairman
UVJF.
Menurut. Yuri Mahatma, Co-founder
UVJF penempatan musisi dalam pre- event UVJF tak terlepas dari market pada venue itu sendiri. “Kami selalu melihat dari market dan venue. Kalau
di Movenpick itu segmen marketnya
adalah mix antara Asia dan Eropa, sehingga untuk musisi dihadirkan dari Rusia dan Indonesia.”
Pada Minggu 11 Agustus, ada yang menarik dalam rangkaian kedua pre-event Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2019. Betapa tidak, pagelaran memilih Rumah Luwih Beach Resort & Spa sebagai tuan rumahnya. Resort, beraksen khas kolonial klasik di Indonesia ini, merupakan padu padan yang elok jika digandeng dengan liuk irama music jazz. Tidak hanya sebatas itu, Eurasian Quintet feat Dian Pratiwi, musisi yang telah termasyur di Benua Eropa, menambah kehangatan suasana dengan membawakan beberapa alunan irama jazz. Berbeda dengan pre event sebelumnya, Eurasian Quintet feat Dian Pratiwi mengusung “reportoar pantai” sebagai senjata pamungkasnya.
“Reportoar Pantai yang kami usung kami harapkan menambah sensasi kegembiraan dalam menyambut UVJF 2019 mendatang. Kami memilih reportoar ini, agar senada dengan venue Rumah Luwih, property tepi pantai bintang lima bergaya kolonial yang indah di Bali,” jelas Nita Aartsen, musisi yang menggawangi group Eurasian Quintet tersebuti.
The Eurasian Quintet, group jazz yang telah diakui secara internasional, diprakasai oleh Dian Pratiwi sebagai vocalist. Didukung Nita Aartsen, seorang pianis bersama lima musisi jazz lainnya: Roland Hoppner, drummer berasal dari Jerman; Evgeny Ring, pemain saxofon campuran Jerman – Rusia; Matthias Bergmann, pemain terumpet dan flugenhorn; dan Vitaly Perov Vladimirovich, pemain bass.
Acara berlangsung fantastis, pengunjung asyik bersantap di tengah-tengah taman tropis, menambahkan kesan elegan namun santai di bawah bintang-bintang. Langit menjadi payungnya, mereka bersantai di atas beanbag dan beberapa kursi. Serasa alunan irama jazz kali ini sejalan dengan filosofi yang bermakna “Luwih”, yaitu Lebih. Rumah Luwih menjadi rumah yang lebih dari sekadar rumah, dan pre event UVJF 2019 menjadi sebuah acara jazz yang lebih dari sekadar acara.Minat? Mari nge’jazz bareng, memerdekakan jiwa dan pikiran. *Dwi