SRAGEN, bisniswisata.co.id: Gunung Kemukus sudah mendunia. Bahkan menjadi sorotan salah satu media asing beberapa tahun silam. Sorotan itu terkait image negatif berupa ritual seks di obyek wisata Gunung Kemukus, yang ada di wilayah Pendem Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah (Jateng).
Untuk membuktikan kebenaran itu, Turis asal Inggris Robert Radford sengaja datang saat ritual satu Sura, Ahad (1/9/2019). Robert bersama istrinya Olivia sengaja datang sehari sebelum puncak ritual digelar. Dan kedatangannya murni untuk berwisata, bukan melakukan ritual seks yang digembor-gemborkan selama ini.
“I just come here as a tourist. We came yesterday. I come from UK England. . Just looking to see what happen and see the culture. Just see how interesting is in here. Nothing else,”,” lontar Robert seperti dilansir Joglosemarnews.com, Selasa (10/09/2019).
Robert mengaku memang tak banyak mengenal riwayat soal Kemukus. Namun ketertarikannya terhadap tradisi ritual dan kebudayaan yang ada di Kemukus saat puncak ritual di satu sura. Setelah dibuktikan langsung dengan menginap di Kemukus, Robert mengaku tak percaya dengan kabar dan cerita ritual seks di Kemukus. “Tak ada seks bebas di sini,” lontarnya.
Olivia mengaku sudah dua kali datang ke Kemukus juga saat puncak ritual satu sura. Ia mengungkapkan tertarik datang ke Kemukus untuk berwisata, melakukan ritual ziarah dan melihat budaya larap slambu yang digelar tiap satu sura. Soal image dan kabar soal ritual seks yang selama ini diidentikkan dengan Kemukus, Olivia juga mengaku tak percaya dan mengesampingkan mitos itu.
Memang image obyek wisata Kemukus sempat kondang sebagai salah satu lokasi wisata religi yang beraroma negatif. Kemukus juga sempat menjadi sorotan dunia setelah salah satu media asing di Australia membuat geger dengan menulis soal tradisi seks bebas oleh pengunjung di Kemukus saat malam Jumat Pon.
Malam Jumat Pon selama ini identik sebagai hari paling ramai ritual dan pengunjung kemukus bisa mencapai ribuan orang. “Sebenarnya itu mitos dan pemahaman yang salah. Karena di sini sebenarnya hanya murni wisata religi. Ziarah ke makam Pangeran Samudera. Itu saja,” tutur Penanggungjawab Obyek Wisata Gunung Kemukus, Marcellu Suparno.
Umumnya, peziarah datang ke Kemukus pada malam Jumat, terutama Jumat Pon dan Jumat Kliwon (penanggalan Jawa), warga berbagai daerah mendatangi pusara Pangeran Samudera, tokoh penyebaran Islam yang dimakamkan di pegunungan itu.
Kabar wisata religi ini sudah lama berembus ke masyarakat. Namun, objek wisata religi Gunung Kemukus kian populer karena disertai adanya praktik ritual seks terselubung. Dikabarkan, sebagian peziarah yang datang dikisahkan menjalani ritual seks dengan warga sekitar untuk mendapat berkah.
Gunung Kemukus sendiri berada di wilayah sabuk hijau Waduk Kedungombo. Gunung tersebut masuk ke wilayah Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Akses masuk ke Gunung Kemukus sebelumnya hanya bisa dilakukan melalui kendaraan roda dua dan perahu. Para peziarah biasanya meninggalkan kendaraannya, dan beralih menggunakan perahu menuju Gunung Kemukus.
Namun, kini, peziarah bisa langsung ke gunung itu karena Pemrov Jateng memberi bantuan Rp 14,7 miliar untuk pembangunan Jembatan Garong, jembatan yang menghubungkan dataran Sragen dengan pulau kecil di tengah Waduk Kedongombo. Para peziarah pun bisa leluasa masuk ke pegunungan itu. Sesampainya di pusara Makam Pangeran Samudra, umumnya peziarah membaca doa tahlil dipandu juru kunci makam.
Cerita soal kawasan Gunung Kemukus seolah menjadi tempat prostitusi terselubung itu, muncul beberapa tahun lalu ketika media Australia, SBS, gencar memberitakan praktik-praktik seks bebas di gunung itu pada 2014.
Media Australia, SBS, menyebut peziarah harus menjalani ritual, yaitu berhubungan intim dengan yang bukan pasangannya agar mendapatkan berkah dari Pangeran Samudra yang dimakamkan di bukit Kemukus.
Hingga kini, Pemkab Sragen dan Pemprov Jawa Tengah berusaha terus mengikis image negatif soal obyek wisata Gunung Kemukus. Dan melalukan sosialisasi bahwa keberadaan Gunung Kemukus merupakan destinasi wisata religi. (end)