BEIJING, bisniswisata.co.id: Tiongkok tidak lagi memberi izin kepada turis China yang rencana berwisata ke Taiwan. Larangan ini merupakan tekanan baru ekonomi bagi hubungan kedua negara yang sudah tegang, buntutnya pariwisata jadi korban. Demikian laporan VOA, Selasa (6/8/2019).
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China mengutip “hubungan China daratan dan Taiwan saat ini” sebagai alasan untuk berhenti memberi izin bagi turis China setelah memperbolehkannya sekitar 10 tahun.
China menganggap Taiwan, yang berpemerintahan sendiri, sebagai bagian wilayahnya, bukan negara, tetapi Taiwan lebih memilih memiliki tingkat otonomi seperti saat ini dan tidak tertarik pada tujuan penyatuan dua Cina. Perpecahan itu menyebabkan kedua pihak tegang selama 70 tahun.
Menangguhkan izin perjalanan, menurut analis, memungkinkan China mengingatkan Taiwan akan pengaruh ekonominya. Penutupan izin itu mengakhiri proses yang menghasilkan rata-rata lebih dari 82.000 kedatangan turis per bulan tahun lalu, yang mendorong ekonomi jasa pulau itu.
Taiwan dan China berada dalam kondisi gencatan senjata selama tujuh dekade, sejak perang sipil berakhir pada 1949 silam. China telah lama menginginkan Taiwan untuk bersatu dengan mereka. Namun, hingga kini upaya tersebut belum juga tercapai. China bahkan menyebut negara dengan 23 juta penduduk itu sebagai provinsi pemberontak.
Hubungan keduanya semakin memanas ketika Beijing mengambil momentum ini untuk mempertaruhkan klaim kedaulatan China atas Taiwan serta menyoroti keramahan bagi kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Meskipun homoseksual tidak ilegal di China dan telah dihapuskan dari daftar gangguan jiwa sejak 2001, para pakar dan aktivis mengaku tindakan diskriminasi, prasangka, dan tekanan dari pemerintah masih dialami kelompok LGBT di negara itu. Tindakan tersebut semakin gencar di masa Presiden Xi Jinping yang berkuasa sejak 2012. Saat Xi mulai memimpin, ruang bagi kelompok LGBT di negara itu semakin tergerus.
Di bawah kepemimpinan Presiden Xi, pihak sensor China juga melarang memperlihatkan LGBT di televisi maupun daring, termasuk hubungan gay dan lesbian. Namun, beberapa aktivis China ingin merasakan dampak positif dari legalisasi pernikahan sesama jenis oleh Taiwan. Kini berimbas ke masalah pariwisata dengan melarang turis Negeri Panda itu berwisata ke Taiwan. (NDY)