Wisatawan nusantara bersiap masuk pesawat. Pada Tahap Normalisasi Pasca Covid, Wisnus dari kalangan milenial akan jadi andalan ( Foto: Kemenparekraf)
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Tourism is people, industri yang melayani dan dilayani semuanya sangat tergantung pada kerja tim orang-orang yang berada di dalam industri ini,” kata Thamrin B. Bachri, pengamat pariwisata dan pengajar sekolah tinggi pariwisata, hari ini.
” Orang yang berwisata juga menginginkan untuk mendapatkan pengalaman pribadi yang menyenangkan sehingga tourism is people bukan sekedar slogan tapi juga bisa memberikan produk maupun aktivitas yang personal,” ungkapnya.
Oleh karena itu. kata Thamrin, ketika seluruh dunia sedang menghadapi wabah penyakit yang menjadi pandemi global Covid-19 dan di Indonesia tengah dalam masa Tanggap Darurat maka sudah sepantasnya sikap mas menteri Parekraf patut diberi acungan jempol.
” Program Mas Mentri Kemenparekraf Whisnutama yang mendahulukan kepentingan keamanan, kenyamanan para tenaga medis dari berbagai rumah sakit dengan memberikan akomodasi, transportasi dan layanan lengkap hotel bintang adalah karena mengutamakan people ( manusia),” kata Thanrin B. Bachri.
Oleh karena itu pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang berencana segera mendatangkan turis dari China, Jepang, dan Korea Selatan tidak tepat momentumnya.
Bali, kata Luhut, merupakan salah satu daerah yang akan mulai digenjot kawasannya untuk menarik pengunjung wisatawan asing, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan yang mulai pulih dari kondisi pandemi virus corona. ” Sekaligus, kita menyiapkan alat pendeteksi Covid-19 bagi wisatawan asing yang akan datang ke Indonesia,” kata Lihut Binsar Panjaitan, pekan lalu.
Menurut Thamrin, tidak etis bicara pemasaran untuk menjaring wisatawan mancanegara karena pada tahap Tanggap Darurat fokusnya adalah kemanusiaan. Oleh karena itu dia memberikan apresiasi yang tinggi pada Menparekraf.
“Industri pariwisata ibarat orang yang sudah kehabisan nafas sehingga perlu diberi oksigen. Selanjutnya, secara realita tidak mungkin pada tahap ini kita “menggerakan” pasar dengan strategi apapun karena pasar sedang mengalami mortality phobia sebagai akibat pandemi convid-19,” kata Thamrin.
Mantan Dirjen Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, mengingatkan pada waktu krisis tahun 2003 berkembang istilah if you fly you die karena ada wabah Avian Flu dan SARS. Akibatnya, kecenderungan orang untuk melakukan perjalanan atau propensity to travel menjadi NOL.
Pada tahap tanggap darurat salah satu sub-mix promotion yang bisa diterapkan adalah berbagai kegiatan PR. Contoh kegiatan pemasaran yang berdampak kemanusiaan pada situasi pandemic convid 19 yg dilakukan misalnya oleh Mc Donald yang merubah logonya untuk mencerminkan physical distancing.
Produk lainnya seperti Kentucky Fried Chicken (KFC) dengan dengan memakaikan masker pada logo mereka untuk mengatakan bahwa pada masa pandemi convid 19 sangat perlu utk menggunakan masker adalah bentuk pemasaran yang berorientasi kemanusiaan atau pemasaran yang bertanggung jawab, tambahnya.
Menyoroti rencana normalisasi dengan menggerakkan wisatawan domestik atau disebut nuga wisarawan nusantara, Thamrin oprimistis dapat me ggerakja. perekonomian dengan cepat. Selain sebelum terjadi pandemi global yang berkembang di tengah masyarakat berwisata sudah menjadi bagian gaya hidup.
“Kecenderungan untuk berpergian (traveling) karena dorongan teknologi informasi serta perkembangan konektivitas penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) yang menjangkau ke banyak destinasi wisata menarik di Tanah Air akan terus berlanjut,”
Selain itu tumbuhnya kelompok masyarakat menengah di Indonesia yang didominasi kalangan generasi muda menyebabkan wisatawan domestik atau wisatawan nusantara (wisnus) memiliki daya beli (purchasing power) tinggi.
Seperti diketahui wisatawan kelompok muda atau wisatawan millennial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Tahun 2019 lalu lebih dari 50% pasar pariwisata Indonesia didominasi millennial. Thanrin yakin milenial Indonesia kekar Covid-19 akan menjadi pelopor jelajahi negri dan berkontribusi pada pemulihan pariwisata RI.