SURABAYA, bisniswisata.co.id: Insiden bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo Jawa Timur pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5), memang menjadi pukulan berat bagi masyarakat Indonesia termasuk sektor industri pariwisata. Sebab, kejadian ini setidaknya akan berdampak pada bisnis perhotelan terutama hotel-hotel di Surabaya.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur menjelaskan kejadian ledakan bom tersebut memang memberikan dampak ke bisnis hotel di Surabaya. Namun pengaruhnya tidak signifikan, karena memang saat ini situasi sedang berada di musim sepi atau low season pengunjung menjelang bulan suci Ramadhan.
“Pengaruhnya ada tapi tidak besar, karena kita memang lagi dalam musim sepi pengunjung sebab sudah memasuki seminggu sebelum puasa yang mana seperti tahun-tahun sebelumnya memang akan ada penurunan okupansi di seminggu menjelang dan sesudah puasa,” ujar Sekretaris PHRI Jatim Sugito seperti dilansir laman Kontan.co.id, Selasa (15/5/2018).
Namun dengan kejadian tersebut, tambah Sugito berdasarkan laporan yang masuk dari anggota-anggota yang tergabung dalam PHRI Jatim mengatakan setidaknya ada beberapa acara besar yang terpaksa harus dibatalkan penyelenggaraannya atau dilakukan perubahan jadwal.
“Dampaknya itu ada beberapa acara di hotel-hotel Surabaya terpaksa ditunda penyelenggaraannya hingga waktu yang belum ditentukan, karena harus memastikan kondisi dan situasi dulu, apakah sudah layak dikatakan aman atau tidak,” tuturnya.
Selain pembatalan acara, tambah Sugito terjadi juga pembatalan kunjungan bersifat individu, namun jumlahnya tidak signifikan hanya sekitar empat sampai lima pengunjung.
Guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan sekaligus meminimalisir dampak yang akan terjadi ke bisnis hotel, Ketua PHRI Jatim telah menghimbau kepada seluruh anggota untuk senantiasa siap siaga dan mengencangkan sistem keamanan di Hotel.
“Dengan mengencangkan sistem keaman, baik untuk pengunjung dan staf diharap dapat memperlihatkan ke pengunjung bahwa kondisi hotel baik-baik saja dan dalam keadaan aman” ujar Sugito sambil menambahkan meski demikian, PHRI berharap okupansi tingkat hunian kamar hotel saat puasa tidak turun signifikan. (NDY)