JAKARTA, bisniswisata.co.id: PT Angkasa Pura II (Persero) rencana bangun kembali terminal penumpang baru di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang. Terminal 4 akan berlokasi di lahan Soewarna. Terminal 4 ini baru memasuki Detail Enginering Design (DED) pada 2019. Diperkirakan mulai tender proyek pada 2020.
“Kami perkirakan kisaran investasi, dengan kondisi kita akan mulai bangun dua tahun lagi ditambah kondisi dolar itu sangat menentukan sebagian bahan baku, tidak kurang kisaran Rp 11 triliun,” papar Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin di Jakarta. Ahad (29/07/2018).
Rencananya, Terminal 4 ini didesain untuk melayani penerbangan full service, bukan diperuntukkan untuk maskapai berbiaya murah (LCC). Dengan demikian Bandara Soetta akan memiliki dua terminal full service yaitu Terminal 3 dan Terminal 4.
Juga kapasitasnya lebih besar jika dibandingkan Terminal 3. Jika Terminal 3 mampu menampung 25 juta penumpang, Terminal 4 ini akan mampu menampung 30 juta penumpang per tahun. “Namun ini kita akan bangun dengan ukuran lahan yang sama dengan Terminal 3 namun kapasitas nanti bisa maksimalkan,” sambungnya.
Saat ini, AP II tengah membangun landasan pacu alias runway ketiga di Bandara Internasional Soekarno Hatta atau Soetta sebagai salah satu langkah antisipasi serta mengakomodasi meningkatnya jumlah penumpang.
Proyeksinya mencapai lebih dari 100 juta penumpang pada 2025. Proyeksi tersebut juga dibarengi perkiraan pertumbuhan jumlah pergerakan pesawat. Hal ini mengakibatkan perlunya sarana dan prasarana bandara, baik dari sisi udara maupun sisi darat, ditingkatkan.
Hingga saat ini dengan mengoperasikan duarunway, Bandara Soetta dapat melayani 80+1 pergerakan pesawat terbang per jam. Kehadiran runway ketiga dengan dimensi 3.000 x 60 m2 ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2019 untuk mendukung peningkatan pergerakan pesawat mencapai 120 pergerakan per jam.
Memiliki tiga runway tentunya akan memberikan manfaat secara langsung kepada Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soekarno-Hatta. Sebagai bandara tersibuk di Indonesia, runway ketiga diyakini akan mampu menambah jumlah rute dan penerbangan, sehingga dapat lebih optimal dalam mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwisata Indonesia.
Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, khususnya runway ketiga, membutuhkan investasi sekitar Rp 2 triliun. Pembangunan runway juga membutuhkan luas lahan mencapai 216 hektare.
Dari kebutuhan lahan tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut telah memiliki tanah seluas 42,85 hektare, sehingga diperlukan pembebasan tanah seluas 173,19 hektare yang dibiayai dengan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 4 triliun. (LEO)