FASHION

Tenun Baduy dengan Sentuhan Jepang dan Amerika

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kain tenun Baduy kian mendunia. Kini, tenun Baduy kembali diangkat Brand fashion eco-ethical asal Indonesia, Lekat. Dalam koleksi terbarunya, brand yang dikenal dengan pemakaian kain Baduy pada rancangannya ini mempersembahkan lini busana kedua bertajuk: Lekat Dua.

Dalam koleksi terbarunya berbahan dasar tenun Baduy, ditampilkan dalam ajang fesyen Fashion Nation di Senayan City Jakarta, pekan lalu. Memang, koleksi ini berbeda jauh dengan koleksi pertama yang lebih condong pada etnik. Pada koleksi Lekat Dua yang menyuguhkan berbagai koleksi lebih kasual, santai, bergaya anak muda. Juga menawarkan lebih banyak gaya lebih muda, lebih milenial.

Creative Director Lekat, Amanda Indah Lestari mengakui koleksi kali ini lebih pada ready to wear yang simpel, terjangkau juga modern. Terciptanya koleksi teranyar Lekat juga terinspirasi dari karya-karya Ellsworth Kelly yang memadukan warna-warna kontras yakni magenta dan hitam, hijau dan jingga, hingga biru dan merah.

Ellswort Kelly adalah seorang pelukis, pematung, dan seni cetak Amerika yang terkait dengan lukisan keras, lukisan Color Field dan minimalis. Karyanya menunjukkan teknik sederhana menekankan garis, warna dan bentuk. Lekat pun menginspirasi karyanya kemudian dipadukan dalam tenun Baduy.

“Sudah waktunya untuk Lekat untuk mengeluarkan brand kedua yang lebih meluas ke pasar retail. Kali ini saya meng-challenge diri saya untuk konstruksi ulang pemakaian tenun Baduy, yang awalnya full tenun, sekarang hanya beberapa bagian saja,” jelas Amanda dalam keterangan resminya, diterima Bisniswisata.co.id, Sabtu (23/03/2019).

Tak hanya penuh warna, lanjut dia, juga menyampaikan memakai beragam motif yang meliputi kotak-kotak dan garis-garis untuk siluet celana, atasan, dan skirt lalu outer, kemeja, gaun, celana pendek dan panjang. “Koleksi ready to wear kali ini dipadukan dalam item oversized yang tengah ngetren sekarang ini,” tambahnya.

Selain itu, sambung Amanda, koleksi terbaru terinspirasi dari gaya-gaya Jepang. Gaya ini juga dituangkan dengan penggunaan kaos kaki panjang dan sneaker. Tak lupa bucket hat dan juga tas berukuran super besar. “Bahkan ditambahkan menjadi detail dalam koleksi perdana ini,” paparnya

Semua koleksi ini menggunakan kain Baduy dengan bahan cotton twill, rayon, hingga canvas. Dilengkapi pula dengan aksesori mulai dari tas ikonik hingga bucket hat.

Sedangkan Koleksi celana panjang semata kaki, blazer, coat, jaket. vest ala Lekat dengan umbainya juga masih ditampilkan di Lekat Dua. Lekat Dua juga sekaligus memperkenalkan muse terbaru mereka, pebisnis daring Maya Miranda Ambarsari dari JD.ID. “Saya melihat Lekat Dua punya potensi besar. Konsistensinya untuk memanfaatkan tenun agar populer di kalangan anak muda perlu diacungi jempol,” katanya.

Kain tenun Bauy ini diproduksi secara tradisional oleh warga Suku Badui yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Pembuatan kain tenun dilakukan oleh perempuan Suku Badui. Mereka menenun di rumah sambil menunggu suaminya datang dari ladang.

Saat ini, tercatat perajin kain tenun Badui mencapai 600 orang. Semua proses pembuatan kain dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat sederhana. Tidak ada sentuhan teknologi modern dalam pengerjaannya.

Keunggulan tenun Badui memiliki corak warna dan motif berbeda. Di antaranya poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan, kacang herang, maghrib, capit hurang, susuatan, suat songket dan smata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka). Selain itu motif adu mancung, serta motif aros yang terdiri atas aros awi gede, kembang saka, kembang cikur, dan aros anggeus.(redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto