Foto: Unsplash.com/ David Edelstein @jlhopes
TOKYO, bisniswisata.co.id: Siapa yang suka berwisata ke Jepang ? sudah tahu belum kalau bos dari Badan Pariwisata Jepang, Hiroshi Tabata, berencana siapkan dana subsidi US$ 12,5 miliar untuk menarik para pelancong kembali ke Jepang, dimulai segera setelah bulan Juli.
Dikutip dari Simple Flying, Hiroshi Tabata mengatakan subsidi sebesar itu pada sebuah acara dengan media pekan lalu, Pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan untuk memberikan subsidi 50% biaya wisatawan yang berkunjung ke negaranya.
Meski begitu, Pemerintah Jepang belum menjabarkan secara detail seperti apa program ini akan bekerja, biaya apa yang akan ditanggung, atau bagaimana subsidi akan didistribusikan. Sebab, hingga saat ini, Jepang masih memberlakukan lockdown yang melarang wisatawan ataupun warga negara asing memasuki negara tersebut.
Program itu membuat Jepang menjadi negara yang akan mengikuti jejak negara-negara lain untuk mendorong pariwisatanya pada musim panas ini. Bulan lalu, Pulau Sisilia di Italia mengumumkan program serupa. Pemerintah di sana akan mengganti biaya perjalanan wisatawan, mencakup setengah dari penerbangan mereka dan sepertiga dari biaya hotel mereka.
Subsidi liburan setengah harga untuk turis asing ini menyusul merosotnya kunjungan wisman atau kedatangan penumpang yang paling suram dalam sejarah penerbangan Jepang akibat COVid-19. Hari ini, di Bandara Narita yang biasanya sibuk, hanya ada beberapa kedatangan dan keberangkatan internasional di tengah sejumlah pembatalan.
Memang baru sebatas rencana dan belum ditetapkan secara konkret dan detail. Tidak ada kata tentang bagaimana hal itu akan dibayar atau apa kriteria dan pengecualiannya. Sayangnya juga tidak ada jaminan mereka akan menanggung setengah dari biaya kelas satu All Nippon Airways dan Park Hyatt di Tokyo.
Jepang memiliki respons yang menarik terhadap pandemi COVID -19 karena mereka jauh lebih lambat daripada banyak negara lain untuk menutup perbatasan mereka, sebagian karena menjadi tuan rumah Olimpiade yang dijadwalkan berjalan di sana tahun ini.
Tetapi pada bulan April, Jepang bergerak maju dan mulai melarang pengunjung dari banyak negara meski tidak melarang semua negara. Tetapi pada tahap ini, permintaan untuk perjalanan telah runtuh dan sejumlah maskapai penerbangan telah memangkas penerbangan ke dan dari Jepang
Hasilnya adalah hanya 2.900 pengunjung yang masuk mendarat di Jepang pada bulan April. Padahal tahun lalu ada 31,9 juta pengunjung mengalir ke negara Asia Utara yang populer itu. Tahun ini, di balik penyelenggaraan Olimpiade yang ditunda, Jepang mengharapkan kunjungan 40 juta wisatawan mancanegara.
Ini adalah perubahan drastis dari satu negara yang biasanya kelebihan kedatangan jumlah wisatawan dan bersiap untuk acara olahraga dunia yang berlangsung empat tahun sekali. Pesta Olimpiade itu telah dijadwalkan kembali ke tahun 2021.
Inbound travel telah lama menjadi kontributor signifikan bagi ekonomi Jepang yang stagnan dan Pemerintah Jepang sangat ingin memulai pendapatan menguntungkan dari sektor ini lagi.
Tetapi masalahnya Japan Airlines dan All Nippon Airways secara drastis juga mengurangi jadwal internasional mereka dalam beberapa bulan terakhir. Japan Airlines telah memangkas layanan internasionalnya hingga 96% hingga akhir Juni.
Padahal maskapai ini menjalankan beberapa penerbangan ke Chicago, Vancouver, Los Angeles, London, Bangkok, Kuala Lumpur, Jakarta, Hanoi, Ho Chi Minh, Manila, Dalian, Hong Kong, Taipei, dan Kaohsiung.
All Nippon Airways juga memangkas sebagian besar penerbangan internasionalnya yang jadi jalur andalan seperti ke Bangkok, Manila, Singapura, Hanoi, Kuala Lumpur, Sydney, Los Angeles, San Francisco, Chicago, Vancouver, Mexico City, London, dan Frankfurt.
Sebagian besar maskapai penerbangan internasional yang biasanya terbang di Jepang telah menangguhkan layanan mereka di sana. Hari ini, di Bandara Narita yang biasanya sibuk, hanya ada beberapa kedatangan dan keberangkatan internasional di tengah sejumlah pembatalan.
Pemerintah Jepang berhati-hati tetapi ingin menghidupkan kembali inbound travel. Ingin lebih banyak penerbangan beroperasi dan airport penuh, sementara kontrol perbatasan tetap ketat.
Untuk menghidupkan bisnis wisatanya, ada laporan peluang bisnis menguntungkan dari pasar pelajar dulu yang ditargetkan baru kemudian dengan pasar wisatawan. Kalau Hiroshi Tabata targetkan turis asing sudah masuk Juli untuk liburan setengah harga bisa jadi memang terlalu optimistis.
Namun bagi wisatawan Indonesia bisa jadi tawaran menggiurkan itu ditindak lanjuti dengan berwisata ke negri Sakura itu. Maklum Hubungan Indonesia dan Jepang memang punya sejarah panjang. Hubungan itu berlanjut dengan tingginya kunjungan pariwisata antar kedua negara.
Bukan hanya wisatawan Indonesia yang bepergian ke negeri Sakura tersebut, tapi juga tumbuhnya minat wisatawan Jepang untuk berkunjung ke Indonesia dengan berbagai budaya dan iklim tropis yang ditawarkan.