ENTREPRENEUR EVENT INTERNATIONAL SOSOK

Suryani Wibowo, Bawa Camilan Tempe Kultiva.co Mendunia

Suryani ( Kanan) bersama pengusaha lokal di International Hotel Tashkent.

TASHKENT, bisniswisata.co.id: Tiga kali menggelar produk aneka kripik di Mini Expo di International Hotel Tashkent dan Navruz Park, Tashkent  maupun di acara business meeting di kampus Silk Route University of Tourism, Samarkand, meja Suryani Wibowo selalu dikerumuni oleh pengusaha lokal.

Dia selalu disibukkan dengan pertanyaan pengunjung melihat kemasan produk yang ditawarkannya di atas meja dalam misi dagang dan budaya bertajuk Halal Beyond Borders diikuti 70 pengusaha UMKM serta desainer Indonesia ke Uzbekistan dari 31 Mei – 7 Juni 2023.

Makanan ringan yang diproduksi Kultiva.Co, perusahaan yang didirikannya sejak 2016 memang punya kemasan menarik bertuliskan TEMPEH Chips, dengan tambahan huruf ” H ” dan tulisan snack from the earth dengan gambar irisan tempe yang tipis dalam bowl coklat dan gambar cabai merah.

Keripik tempe rasa balado dengan berat 50 gram berlogo WOH naturally delicious, menjanjikan rasa dan kerenyahan serta masih ada label halal dan sertifikasi HACCP serta di pojok kiri juga tertulis Tasty & Crunchy

Brand WOH

Kultiva Co didirikan oleh Suryaningsih Wibowo bersama dengan Susanto pada tahun 2016. Kultiva Co merupakan nama perusahaan yang ia dirikan dengan nama brand “Woh” yang khusus memproduksi camilan sehat dan natural. “Woh” diambil dari bahasa Jawa dari kata “Woh-wohan” yang berarti berbagai macam buah

Masih di kemasan tampilan belakang, ada informasi nilai gizi, penjelasan dukungan perusahaan kepada para petani Indonesia dan gambar pohon kacang kedelai bahkan ada gambar peta pulau Jawa dan kota Jakarta, ibukota negara Indonesia. Tak lupa gambar hati bertuliskan Bangga Buatan Indonesia serta scan barcode reader .

Agaknya dari sebuah kemasan itu punya cerita  ( storytelling)  yang bisa disampaikan pada pembeli mengenai kandungan snack di dalamnya. Maklum, pandemi global telah mengubah pola pikir manusia untuk lebih menghargai kesehatan. Oleh karena itu, manusia cenderung untuk memilih produk natural, sehat, dan kualitas yang baik. Suryani bahkan menambahkan keterangan dengan tulisan snack from the earth atau cemilan alami dari bumi. Keren kan… 

Kultiva.Co sangat menyadari hal tersebut sehingga  berkomitmen dengan kualitas produk dan melakukan berbagai sertifikasi uji mutu.” Kalau mau bisnis yang langgeng dan berkembang, jangan abaikan soal uji mutu, izin-izin usaha dan persyaratan lainnya,” kata Suryani, wanita kelahiran Malang, Jatim. 

Lahir, besar dan menikah di Malang yang terkenal dengan apel Malang serta aneka kripik buah, Suryani yang kemudian hijrah ke Jakarta mendampingi suami  tidak bisa melepaskan kebiasaannya makan kripik/ krupuk, sambel dan tempe sehingga ketika tinggal di Jakarta, Suryani biasa membawa kripik tempe dan kripik buah lainnya dari Malang sebagai oleh-oleh 

Bersama Nur Asia Uno, istri Menparekraf Sandiaga Uno. (tengah)

Hobi makan kripik tempe itulah yang memberikan inspirasinya untuk menjadi produsen kripik TEMPEH, kripik buah dan kripik ikan andalannya. Awalnya Suryani ikut pameran di luar negri masih dengan plastik kemasan biasa karena sifatnya hanya dadakan berdagang.

Pada saat itulah dia melihat potensi produk-produk Indonesia terutama makanan bebas gluten (gluten free) memiliki peluang ekspor yang baik di pasar internasional. Mantan karyawan akunting di perusahaan industri atap baja ringan ini langsung bertekad untuk jadi eksportir terpicu oleh produk RI yang bagus tapi branding dan kemasannya kurang.

“Saya belajar dari awal bagaimana membuat produk yang sesuai tren sustainable dan gluten free, melakukan riset secara mandiri dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan dari tingkat kelurahan hingga kementerian. Ikut pelatihan langsung maupun lewat zoom hingga belajar akses pasar dan kursus ekspor di PPI, Kemendag,” jelas Suryani alumni University of Melbourne, Australia.

Dia bahkan juga aktif mengikuti bazar dan pameran yang diselenggarakan oleh berbagai instansi dan organisasi. Proses belajarnya terus berlangsung hingga sekarang sehingga Kultiva.Co memiliki berbagai sertifikat penjamin mutu seperti PIRT, BPOM, Halal, HACCP, hingga sertifikat Internasional seperti ISO22000 dan FSSC22000. 

Produk unggulannya  adalah Keripik Tempe, Ubi Ungu, Pisang, Nangka dan Kulit Ikan yang saat ini sudah dieksport ke 7 negara: Australia, Singapura, China, Taiwan, Malaysia, Canada dan USA berkat  sifatnya yang pro-aktif, tidak berhenti belajar dan keseriusan mengurus berbagai sertifikat penjamin mutu.

Lewat perusahaan yang dipimpinnya, PT.Kultiva Indonesia Makmur ( Kultiva.Co)  dia memperluas pasar dan bermitra dengan pengecer, supermarket,  pasar online negara jiran, melakukan distribusi, E-Niaga dan pasar online Ekspor: LCL dan FC, bermitra dengan  petani dan UKM lainnya untuk meningkatkan standar rantai pasok.

Pulang dari kunjungan bisnis ke Uzbekistan, Suryaningsih langsung terbang ke Bangkok untuk berpameran lagi. Memahami makna learning by doing, pameran dan bazaar dari segala tingkatan menjadi lahan bisnis dan ladang pahala baginya. Maklum sejak muda dia sudah banyak terlibat di organisasi international HOPE, menjadi volunteer, mengajar di sekolah internasional hingga untuk orang-orang miskin

Oleh karena itu bimbingan dan ilmu yang diterimanya juga dimanfaatkan untuk membina langsung petani kedelai, mendirikan koperasi dan membangun berbagai komunitas untuk mengangkat harkat hidup petani Indonesia. Rupanya dia bukan tipe sekedar pengepul yang melambungkan harga tapi mensyukuri berkat yang diterimanya.

” Bimbingan pemerintah pada UMKM sangat saya rasakan manfaatnya sehingga saya bisa mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak dan menerima banyak penghargaan. Kemarin giliran kripik kulit ikan Crispy Fish Skin termasuk dalam penerima penghargaan PEDULI GIZI 2023 untuk kategori produk inovatif,” jelasnya

Kegiatan The 5th International Symposium on Food and Nutrition, Expo and Awards (ISFANEA) pada tanggal 22-24 Juni 2023 di Institut Pertanian Bogor (IPB ). Produk Kultuva.Co masuk kategori Leader, Program, dan Produk Pangan Inovatif.

Di makam Imam Bukhari, ahli hadist di Samarkand

Ditanya pengalaman ekspor yang beragam, Suryani langsung menyebut untuk pasar China, misalnya,  syarat yang harus dipenuhi sangat ketat dan detail, mulai dari ukuran keripik, ketebalan keripik, dan berat keripik dengan standar ketelitian 0.1 gram. Ia juga harus membeli mesin baru untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan produksi agar dapat dikirim sesuai dengan jadwal. 

“Tidak hanya dari sisi produknya, kemasan juga sangat diperhatikan. Ia mengatakan bahwa tidak boleh terdapat minyak pada kemasan pouch dan tidak boleh ada setitik tinta pada kardusnya. Proses daru awal kontrak hingga terbit PO sekitar 9 bulan, ” kata Suryani yang pernah kursus singkat bahasa China ke Jian University, Shanghai.

Kiat-kiat sukses

Kultiva Co memproduksi berdasarkan Pre-order sehingga produk yang datang ke konsumen adalah barang yang “fresh from the kitchen”. Hal tersebut adalah hal yang penting untuk menjamin kualitas produk dalam keadaan segar hingga ke tangan konsumen.

Komitmen pada kualitas inilah yang mengantarkan Kultiva Co mendapatkan kepercayaan untuk memproduksi pesanan dari dalam dan luar negeri. Sejak awal Suryaningsih memang ingin menghadirkan produk alami dan sehat dengan harga yang terjangkau.

 Ia juga ingin memberikan dampak yang baik bagi orang di sekitarnya. Saat itu di tengah pandemi, ia banyak membuka lapangan pekerjaan bagi korban PHK dari perusahaan yang sudah gulung tikar. Ia juga ingin menerapkan operasional bisnis yang lebih ramah terhadap lingkungan.

Hal tersebut telah menjadi komitmen Kultiva Co untuk memberikan kualitas produk yang baik serta menerapkan operasional bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk dapat diterima oleh pasar dalam dan luar negeri.

Kultiva Co memiliki jaringan distribusi yang luas dengan bekerjasama dengan retailer yang tersebar di seluruh Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Selama tahun 2020, saluran distribusi meningkat hingga 150% sehingga memberikan pertumbuhan penjualan sebesar 79% pada periode Januari- Juli 2020 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019.

Menurut Suryaningsih, Komunikasi yang baik adalah kunci dari keberhasilan Kultiva Co dalam bisnis. Komunikasi dan layanan yang baik akan meningkatkan hubungan bisnis yang kuat. Ia mengibaratkan hubungan bisnis seperti keluarga, harus selalu menjaga komunikasi, kepercayaan, dan saling mendukung satu sama lain untuk dapat tumbuh bersama.

Dengan konsisten mengikuti pameran dan menerapkan strategi manajemen yang baik saat pameran maka merek Kultiva Co mulai dikenal dan dicari pembeli di dalam dan luar negeri. Ia mengatakan bahwa Kultiva Co mendapatkan buyer luar negeri dan jaringan retail saat mengikuti pameran.

Menyinggung hasil kunjungannya ke Uzbekistan, Suryani menilai untuk ekspor harga produknya jadi mahal apalagi untuk kripik buah karena harga buah di Uzbekistan jauh lebih murah. 

” Saya musti buka pabrik sendiri di Uzbekistan supaya harga camilan kripik jadi murah. Lagi pula kripik TEMPEH masih jadi unggulan di semua pasar di berbagai benua dan ini hanya bisa kita penuhi dari Indonesia. Selama business meeting di Taskent & Samarkand, kripik TEMPEH jadi tester yang paling diminati pengusaha lokal,” tutup Suryani dengan senyum manisnya. 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)