DAERAH

Suasana Kota Surabaya bikin Wisatawan Tergoda

SURABAYA, bisniswisata.co.id: Tak punya keindahan alam bukan berarti tidak bisa memikat wisatawan. Kota Surabaya dengan tata kota yang tertib dan fasilitas publik yang memadai mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong.

”Tidak bikin hati panas walau terik matahari persis di atas ubun-ubun. Suasana hati tetap terjaga karena seluruh kota dipenuhi tanaman teduh,” kata Rosmeri Ginting ( 50), pengusaha kelapa sawit yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat, ketika berkunjung ke Surabaya selama sepekan.

Pesona Kota Surabaya, menurut ibu dua putra ini, justru sangat berbeda dari kota lain karena dikenal bersih, nyaman, aman, serta tertib. ”Masih ada, sih, pengendara sepeda motor yang melawan arus, bahkan meski malam hari tidak menghidupkan lampu, jadi sangat berbahaya, tapi jumlahnya sedikit. Begitu berada di kota ini, suasana hati benar-benar senang seperti piknik,” kata perempuan yang mengenyam pendidikan SMA di Surabaya era 1980-an ini.

Terpikat dengan Surabaya juga diungkap Pandjie Galih Anoraga (34), karyawan Pertamina EP Asset 4 yang merasa berat jika harus pindah dari kota berpenduduk 3,3 juta jiwa ini. ”Semua sudut Surabaya sudah kujajal dari Kenjeran sampai Tanjung Perak, termasuk kampung-kampung, suasananya benar-benar bikin suasana hati tenang,” katanya.

Menurut Pandjie, Surabaya memiliki kekhasan dibandingkan dengan kota-kota lain. Di kota seluas 350 kilometer persegi ini, dia bisa merasakan suasana kota metropolitan yang lengkap dengan fasilitas publik. Selama di Surabaya, dia tidak kesulitan mencari tempat berbelanja, berolahraga, kuliner, serta destinasi wisata. ”Wisata ke Surabaya adalah wisata kota,” ucapnya.

Seperti diungkap dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Veronika Suprapti, Kota Surabaya bisa begitu nyaman karena warganya juga terlibat dalam menjaga kota yang mereka tinggali. ”Pemkot Surabaya selama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini begitu gencar membangun kota ini, terutama terkait lingkungan, demi kesejahteraan warganya. Gerakan pemkot itu diapresiasi warga Surabaya dengan menata lingkungan masing-masing secara mandiri. Maka, hampir semua gang di kota ini hijau, asri, dan bersih,” tuturnya.

Berkendara di kota ini di tengah terik matahari dan situasi jalan raya padat pun sama sekali tidak memunculkan emosi. ”Suasana hati tetap tenang karena tanaman di kiri kanan jalan cukup membuat mata dan hati adem,” ujar Veronika seperti dilansir laman Kompas, Jumat (20/09/2019).

Dengan dikembangkannya kawasan wisata religi Ampel, tempat wisata di Kota Surabaya terus bertambah. Saat ini paling tidak ada 400 taman dengan masing-masing taman memiliki tema. Pemkot Surabaya, menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti, akan terus menambah spot untuk berfoto bagi wisatawan.

Berbagai daya tarik diciptakan agar wisatawan semakin banyak berkunjung ke kota ini. Aman dan nyaman adalah salah satu alasan wisatawan untuk mengunjungi ”Kota Pahlawan”. Dua faktor ini menjadi indikator orang luar ingin sekali mengunjungi kota ini.

Tahun 2018, ketika bom bunuh diri sempat mengguncang kota ini, menurut Antiek, kunjungan wisatawan tetap membeludak. Data terakhir jumlah wisatawan ke Surabaya di akhir Desember 2018 menunjukkan angka 29,2 juta orang, terdiri dari wisatawan domestik mencapai 27,5 juta orang dan wisatawan mancanegara mencapai 1,7 juta orang.

Pada tahun sebelumnya, wisatawan domestik 22,7 juta orang dan wisatawan mancanegara 1,7 juta orang. ”Realisasinya selalu mencapai 140 persen dari target yang diharapkan. Wisatawan dari MICE masih mendominasi,” katanya.

Surabaya, menurut Antiek, kini memiliki banyak pesona yang membuat suasana hati damai. Banyaknya ruang terbuka hijau serta ruang publik yang begitu tertata dan tertib menarik minat dari daerah, bahkan luar negeri, untuk datang ke Surabaya.

Apalagi, sekarang, tak hanya kampung lawas, tetapi kawasan kota tua di Surabaya utara juga mulai ditata kembali. ”Spot obyek wisata mulai dari situs budaya, bersejarah, spot foto kekinian, air mancur, hingga semua taman sangat memanjakan mata dan membuat suasana hati senang,” ujarnya.

Salah satu adegan dalam sendratari cukilan epos Ramayana dengan lakon ”Smaratapa” oleh Wayang Kautaman di Gedung Kesenian Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya. Tingginya harga tiket pesawat pun tidak menyurutkan niat wisatawan berkunjung ke Surabaya. Sebab, infrastruktur penunjang menuju kota ini cukup lengkap. Wisatawan bisa menggunakan kereta api, kendaraan pribadi, ataupun kapal untuk mengakses kota Surabaya.

Target 21,7 juta wisatawan tahun ini dinilai masih bisa dicapai di tengah berkurangnya wisatawan yang datang menggunakan pesawat terbang karena harga tiket dinilai mahal. Sebab, wisatawan kini beralih moda transportasi menggunakan kereta api karena harga tiketnya lebih murah hingga 50 persen dibandingkan pesawat terbang,

Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, wisatawan yang ke Surabaya melalui Bandar Udara Internasional Juanda mencapai sekitar 8,6 juta orang pada 2018, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 10 juta orang. Namun, wisatawan yang menggunakan kereta api justru meningkat hingga 89 persen, yakni dari 4,7 juta pada 2017 menjadi 9 juta di 2018.

Atas capaian pertumbuhan wisatawan dan fasilitas pendukung yang memadai, Surabaya diganjar penghargaan Indonesia’s Attractiveness Award (IAA) 2019 Platinum kategori kota besar sektor infrastruktur dan pariwisata pada akhir Juli 2019.

Setahun lalu, Kementerian Pariwisata juga menobatkan Surabaya sebagai Kota Terbaik Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018. Penghargaan ini diberikan kepada kabupaten atau kota yang memiliki komitmen, performa, inovasi, kreasi, dan kepemimpinan dalam membangun pariwisata daerah.

Risma sebagai Presiden Asosiasi Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (UCLG-ASPAC) semakin gencar mempromosikan Kota Surabaya setiap menjadi pembicara di berbagai kota dan negara. ”Kota ini harus terus dibangun sampai warganya benar-benar sejahtera, sekaligus sebagai contoh atau inspirasi bagi kota lain, baik di dalam maupun luar negeri,” katanya.

Dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi, Surabaya menjadi tempat belajar banyak kota dalam berbagai hal, baik di dalam maupun luar negeri. Surabaya pun selalu siap menjadi tuang rumah perhelatan tingkat internasional dengan peserta hingga 5.000 orang.

Penghargaan yang diraih menjadi bukti bahwa keindahan alam tak selamanya menjadi daya tarik utama pariwisata. Kota yang nyaman dengan fasilitas infrastruktur pendukung yang memadai kini menjadi idaman pelancong menghabiskan waktu liburan. (ndy)

Endy Poerwanto