Anggota staf dan pejalan kaki terlihat di luar Rumah Sakit Tan Tock Seng di Singapura pada 30 April 2021. (Foto: CNA/Calvin Oh)
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) memantau dengan cermat gelombang COVID-19 saat ini untuk memastikan kapasitas layanan kesehatan Singapura mampu mengatasinya.
SINGAPURA, bisniswisata.co.id: Musim liburan akhir tahun, dalam nasihat kesehatan bagi para pelancong ke Singapura, Kementerian Kesehatan negara itu merekomendasikan agar masyarakat mengunjungi dokter mereka empat hingga enam minggu sebelum perjalanan untuk melakukan penilaian risiko kesehatan. Ini termasuk nasihat mengenai vaksinasi yang diperlukan.
Dilansiir dari cna.com, kebersihan pribadi yang baik harus selalu diperhatikan selama perjalanan dan wisatawan diimbau untuk menghindari kontak dekat dengan mereka yang sedang tidak sehat atau memiliki gejala penyakit menular.
Sekembalinya ke Singapura, mereka yang merasa tidak enak badan atau mengalami gejala pernafasan seperti batuk atau pilek harus memakai masker dan segera mencari pertolongan medis. Mereka juga harus memberi tahu dokter tentang riwayat perjalanan mereka.
Gunakan masker
Vaksinasi tetap efektif dalam melindungi terhadap penyakit parah, kata Kementerian Kesehatan, yang menyarankan semua orang untuk selalu mengikuti perkembangan vaksin COVID-19 mereka.
Hal ini mencakup dosis tambahan sekitar satu tahun setelah dosis vaksin terakhir diberikan kepada seseorang yang berusia 60 tahun ke atas, orang yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia.
Di luar kelompok ini, Kementerian Kesehatan mendorong semua individu berusia enam bulan ke atas untuk menerima dosis tambahan, terutama bagi petugas kesehatan dan anggota rumah tangga atau pengasuh mereka yang rentan secara medis.
Vaksin monovalen COVID-19 Pfizer-BioNTech/Comirnaty dan Moderna/ Spikevax yang diperbarui telah tersedia di pusat pengujian dan vaksinasi bersama Kementerian Kesehatan, Klinik Kesiapsiagaan Kesehatan Masyarakat (PHPC) yang berpartisipasi, dan poliklinik terpilih sejak November 2023, dan terus gratis.
Informasi lebih lanjut mengenai lokasi situs tersebut dan jenis vaksin yang ditawarkan tersedia secara online.
Selain selalu mengikuti perkembangan vaksinasi, Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan agar masyarakat melakukan tindakan pencegahan, serta tanggung jawab pribadi dan sosial.
Langkah-langkah tersebut antara lain dengan tetap tinggal di rumah ketika merasa tidak enak badan dan meminimalkan kontak dengan orang lain, terutama mereka yang lebih rentan.
“Di tempat ramai, terutama jika ventilasinya tidak baik, pertimbangkan untuk memakai masker,” tambah Depkes.
Jumlah kasus rawat inap dan unit perawatan intensif (ICU) karena COVID-19 meningkat di tengah meningkatnya jumlah infeksi, kata Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Jumat pekan lalu (8/12).
Perkiraan jumlah kasus COVID-19 pada minggu 26 November hingga 2 Desember naik menjadi 32.035, dibandingkan dengan 22.094 kasus pada minggu sebelumnya.
Rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 juga meningkat menjadi 225 dari 136 pada minggu sebelumnya, dan rata-rata kasus harian di unit perawatan intensif meningkat menjadi empat kasus dibandingkan satu kasus pada minggu sebelumnya.
Kementerian Kesehatan mengatakan jumlah kasus rawat inap dan ICU tidak sebanyak pada masa pandemi. “Hal ini menambah beban kerja rumah sakit kami, yang sudah sibuk,” kata Kementerian Kesehatan, seraya menambahkan bahwa pihaknya sedang memantau dengan cermat perkembangan gelombang ini untuk memastikan bahwa kapasitas layanan kesehatannya mampu mengatasinya.
Meskipun jumlah kasus meningkat, tidak ada indikasi bahwa varian yang beredar secara lokal lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, tambah kementerian. Ia juga mendesak masyarakat untuk mencari perawatan medis di unit gawat darurat hanya untuk keadaan darurat yang serius atau mengancam jiwa.
“Hal ini akan menjaga kapasitas rumah sakit kami untuk pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan akut di rumah sakit dan memungkinkan mereka yang menderita penyakit parah menerima perawatan tepat waktu.”
Kementerian Kesehatan mengatakan peningkatan jumlah kasus mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk melemahnya kekebalan penduduk dan meningkatnya perjalanan serta interaksi masyarakat selama perjalanan akhir tahun dan musim perayaan.
Kasus yang terinfeksi oleh JN.1, sublineage dari BA.2.86, saat ini mencakup lebih dari 60 persen kasus COVID-19 di Singapura. Meskipun BA.2.86 dan turunannya telah diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 21 November.
Kementerian menambahkan bahwa saat ini tidak ada indikasi, secara global atau lokal, bahwa BA.2.86 atau JN.1 lebih mudah menular atau menular serta menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar.