PARIS, bisniswisata.co.id: Bagi penggemar kuliner, boleh jadi belum mengetahui bahwa kuliner termasuk warisan budaya dunia UNESCO. Komisi khusus yang membahas dan menanganinya The Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage. Tujuannya untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya dari arus globalisasi. Badan tersebut dibentuk pada 2003 lalu.
Sejumlah negara memiliki kulinernya menjadi salah satu warisan budaya UNESCO. Tak hanya Indonesia, tapi juga negara-negara lain yang juga mempunyai kuliner yang dianggap unik dan istimewa. Berikut daftarnya di bawah ini.
#. Lumpia
Lumpia yang merupakan jajanan khas Semarang, Jawa Tengah, sudah resmi diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO sejak 2014 lalu. Meski berasal dari budaya Tiongkok, tapi cita rasa lumpia telah dimodifikasi sesuai dengan lidah orang Indonesia.
#. Pizza
Selain lumpia, pizza jenis Naples dari Italia pun jadi salah satu makanan yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Italia pada 2017. Pizza jenis ini rasa dan bentuk serta cara membuatnya dibakar dengan oven pembakar batu dengan bahan bakar kayu.
#. Washoku
Hidangan tradisional Jepang ini pun masuk daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak 2013. Selain lezat, makanan ini pun menyehatkan. Washoku memiliki lima citarasa, lima elemen, dan lima teknik memasak.
#. Nsima
Nsima merupakan olahan terbuat dari jagung yang ditumbuk sebagai pengganti nasi. Makanan ini berasal dari negara Malawi di Afrika dan menjadi salah satu makanan yang juga masuk dalam daftar warisan budaya UNESCO.
Indonesia juga rencana mendaftarkan Tempe. Penganan berbahan dasar kedelai, didaftarkan sebagai warisan budaya dunia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)Unesco) pada 2021. Sebelumnya, tempe diterima sebagai warisan budaya nasional di Indonesia.
Sebelum diusulkan menjadi warisan budaya dunia di Unesco, tempe harus terlebih dahulu diterima dan diakui sebagai warisan budaya nasional. Sejak beberapa tahun lalu, FTI terus berupaya memperjuangkan tempe untuk bisa go international. Memang jika tempe masuk dalam UNESCO, diyakini dapat menggairahkan masyarakat Indonesia terutama kaum muda mengembangkan produk tempe beserta inovasinya.
Juga generasi milenial tak malu-malu lagi makan tempe karena tempe diterima di dunia, dan selalu dihidangkan di setiap sudut tempat seperti hotel, restoran, bahkan sekarang ini sudah kerap dijadikan menu makanan di dalam penerbangan hingga ekspor dan diterima oleh 20 negara seperti Jepang, Inggris, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Juga masyarakat Indonesia harus mau mencoba dan belajar memproduksi tempe dengan cara yang higienis agar mampu memenuhi standar internasional dan dapat diterima pasar dunia. (NDY)