UBUD GIANYAR, bisniswisata.co.id: Ubud Bali memang identik dengan kota seni. Akhir pekan ini, ada tiga pameran seni rupa di Ubud Gianyar selama sebulan penuh dari 7 Oktober hingga 7 November 2018. Pameran seni ini, menawarkan aneka wacana yang mengukuhkan eksistensi perupa dalam mengeksplorasi ruang dan waktu yakni keberagaman media dan merespons isu kekinian.
Pameran Pertama: Inner Gazing di Komaneka Fine Art Gallery menyajikan karya empat perupa yakni Wayan Januariawan, Wayan Suja, Wayan Sudarna Putra, dan Putu Sudiana. Pameran ini merupakan wahana bagi keempat seniman untuk bereksperimen dengan seni kontemporer secara bebas. “Mereka bebas menawarkan gagasan dan perspektif dalam wacana kekaryaan sesuai zamannya,” kata Pemilik galeri Koman Wahyu Suteja
di Ubud Gianyar, Ahad (07/10/2018).
Bahasa visual perupa ini, lanjut dia, menarasikan berbagai isu sehari-hari ditemui di lingkungan sekitarnya. Juga mencerna berbagai berita berkelindan melalui media social. Keempat perupa ini memiliki wilayah jelajah eksplorasi kekaryaan yang berbeda, mulai pilihan gaya visual, cara ungkap, konsep dan pandangan tentang berkesenian. Pameran berlangsung 7 Oktober -7 November 2018.
Pameran Kedua: di Arma Museum bertajuk The Challenge of Contemporaneity yang menyajikan karya 23 perupa dari Bali dan Yogyakarta di antaranya Antonius Kho, AS Kurnia, Budi Ubrux, Nyoman Erawan, Made Budhiana, Nasirun, Galung Wiratmaja, Ida Bagus Purwa, MadeGunawan, dan Made Wiradana. Pameran yang dibuka Wakil Gubernur Bali Tjjokorda Oka Arthja Ardhana Sukawati, Sabtu (6/10/2018) itu akan berlangsung 6 Oktober-6 November 2018.
Pendiri Museum Arma Anak Agung Gede Rai mengatakan sejumlah pameran di Ubud untuk membangkitkan, menjaga, dan mendorong para perupa untuk lebih mengembangkan karya, khususnya menyiasati era digital dengan berbagai kemungkuinan. “Jika dulu para kolektor datang langsung ke Bali untuk mendapatkan karya, kini era digital seniman bisa menawarkan melalui platform digital yang memiliki daya jangkau global,” katanya seperti diunduh laman Bisnis.
Pameran Ketiga: Indonesian Watercolour Society (IWS) bertajuk 25 Tahun (Jubilee) IWS di Museum Njana Tilem. Pameran ini diikuiti sejumlah maestro cat air yang akan berlangsung 7 hingga 14 Oktober 2018. Lies Darja, panitia IWS mengatakan pameran seni rupa Jubilee ini diharapkan diharapkan mampu mempererat persahabatan antarbangsa Asia –melalui seni rupa– serta mendukung pariwisata. (EP)