DAERAH

Rupa Rupi, Destinasi Wisata Baru bagi Wisatawan Pecinta Kerajinan

BANDUNG, bisniswisata.co.id: Kota Bandung memiliki destinasi wisata baru untuk pecinta kerajinan, yakni Pasar Kerajinan berkonsep mal bernama Rupa Rupi Handycraft Market di Jalan Ahmad Yani Bandung. Destinasi ini memiliki etalase khusus bagi produk kerajian industri kecil menengah (IKM).

Selain sebagai marketplace, juga diproyeksikan menjadi destinasi wisata baru di Kota Bandung, sekaligus laboratorium bisnis, “Rupa Rupi Handycraft Market diharapkan menjadi daya tarik wisata baru di Bandung. Kami juga membidiknya sebagai marketplace dan Mal pertama menjual berbagai macam aneka kerajinan khas,” papar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bandung, Eric M Atthauriq dalam keterangan tertulis, Jumat (23/02/2018).

Destinasi ini, hasil kolaborasi swasta dan asosiasi. Mal kerajinan ini sejalan program Pemkot Bandung mengembangkan pasar tematik. Apalagi, selama ini penjualan handycraft Kota Bandung belum terpusat, masih menyebar secara sporadis di sejumlah titik. “Dengan pusat penjualan produk handycraft ini diharapkan bisa mempermudah konsumen dan wisatawan mendapatkan produk kerajinan Bandung,” ucapnya.

Bagi pelaku IKM, pusat penjualan terpusat memudahkan mereka menjangkau target pasar. Apalagi, difasilitasi untuk memiliki gerai online di marketplace. “Dengan kolaborasi pemasaran offline dan online, diharapkan IKM bisa mendongkrak pemasaran produk, baik di pasar lokal, regional, maupun global. Keberadaan gerai offline ini juga akan mempermudah buyer untuk menemukan IKM tersebut,” lanjutnya.

Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Jawa Barat (Jabar), Hedy Yamasari, rencananya pusat perbelanjaan pertama khusus produk kerajinan di Kota Bandung tersebut akan diluncurkan pada awal Mei. Selain perajin, tempat tersebut akan diisi tenant pemasok bahan baku.

“Bukan hanya perajin dari Bandung, tempat ini juga diproyeksikan untuk menaungi IKM dan perajin Jabar pada umumnya. Begitu juga dengan supplier bahan baku kerajinan. Ke depan mal ini juga akan diisi oleh para tenant yang mendukung bahan baku kerajinan, tak hanya Bandung namun juga menaungi para UKM di Jabar. Rencananya grand opening pada Mei mendatang,” katanya.

Dibangunnya pusat perbelanjaan khusus keraninan ini, juga lebih gencar menggelar workshop berkaitan skill membuat karya handycraft. Di samping itu, akan membekalinya pemasaran bisnis. “Harapannya kami produk mereka bisa naik daya saingnya. Karena dengan terpusatnya segala kegiatan, termasuk pengadaan bahan baku, otomatis rantai distribusi menjadi lebih terpangkas,” sambungnya.

Sejauh ini ia memaparkan, ekspor handycraft asal Jabar masih positif kendati terjadi penurunan nilai. Namun ia tetap optimistis, produk kerajinan Jabar masih mendapatkan tempat di mancanegara, khususnya untuk ekspor kawasan Eropa.

Direktur Utama (Dirut) PT Gita Adithya Graha, Henry Purwantoro mengemukakan, sudah saatnya Bandung memiliki pusat perbelanjaan yang secara tematik menjual kerajinan. Ia menyebutkan, mal handycraft ininakan diisi 369 tenant berbagai jenis kerajinan asal Bandung dan luasnya Jabar.

“Sebagai mal khusus kerajinan, kami membidik pembeli tak hanya dari sekup lokal namun juga konsumen dari luar Bandung bahkan hingga mancanegara. Bandung memang sudah saatnya memiliki mal etnik handycraft yang tematik, karena Yogya dan Bali sudah lebih dulu memilikinya,” pungkasnya. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto