BANDUNG, bisniswisata.co.id: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sangat setuju dengan usulan mengganti nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dengan nama Presiden ke-3 RI BJ Habibie, searah dengan pemikirannya. Sebelumnya ratusan orang menandatangani petisi supaya Bandara Kertajati segera diganti namanya menjadi nama Presiden ke-3 RI BJ Habibie.
Petisi ditandatangani secara online di website change.org. “Saya sudah dengar, memang sejalan dengan apa yang saya pikirkan. Hanya butuh proses saja,” kata gubernur yang akrab disapa Emil tersebut di Gedung Sate, Senin (16/9).
“Saya kira ide baik ini akan di-follow up, karena dalam pandangan saya juga beliau bertemu cintanya di Jabar. Sebelum ke Jerman sekolah di Jabar, mendirikan IPTN (sekarang PT DI) di Jabar,” lanjut dia.
Emil mengatakan, dirinya memang sedang mencari bangunan untuk dinamai BJ Habibie. Waktu itu, katanya, yang terlintas baru menamai gedung creative center dengan nama BJ Habibie. “Kalau dikasih list, memberikan apresiasi dengan menamai sebuah hal ya, pasti yang berhubungan dengan kedirgantaraan,” ujarnya.
Emil mengatakan akan membahas pengusulan nama tersebut dengan DPRD Jabar. “Nanti kita bicarakan dengan DPRD karena butuh kesepahaman. Tapi idenya diapresiasi dan akan kami tindak lanjuti,” ucapnya.
Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT BIJB Agus Sugeng Widodo mengatakan, bandara berkode KJT tersebut belum memiliki nama. Selain, nama desa dan kecamatan lokasinya, yakni Kertajati di Kabupaten Majalengka.
“Kalau kami masalah nama tidak ada masalah, soalnya tidak memengaruhi masalah operasional. Cuma, pamor dan nama Bandara Kertajati akan naik dengan kebesaran nama BJ Habibie,” kata Agus seperti dilansir laman Kontan.
Selama ini, katanya, baru ada dua nama yang diusulkan untuk menjadi nama bandara tersebut, yakni KH Abdul Halim yang merupakan pahlawan nasional kelahiran Majalengka. Satu lagi adalah Bagus Rangin yang merupakan tokoh perjuangan yang juga dari Majalengka.
“Untuk nama kan pemerintah daerah yang mengusulkan, melalui DPRD, ke Kementerian Perhubungan, dilakukan kajian, baru disahkan. Selama ini pun belum ada nama bandara dinamai Bandara BJ Habibie,” terangnya.
BJ Habibie, katanya, selalu diidentikkan dengan dunia penerbangan, karena merupakan inovator di bidang tersebut. Terlebih, katanya, Habibie sempat sekolah di SMAK Dago dan kuliah di Institut Teknologi Bandung.
Pertemuannya pertamanya dengan Hasri Ainun Besari, bahkan pernikahannya, pun dilaksanakan di Ibu Kota Jawa Barat tersebut. “Kalau nama Habibie, memang sudah diidentikkan dengan dunia penerbangan, pakar penerbangan, bukan hanya di Indonesia tapi tingkat dunia,” bebernya.
Bandara Kertajati kini melayani 9 rute penerbangan dengan 15 kali penerbangan atau 30 kali pergerakan setiap harinya. Bandara ini melayani sekitar 2.500 sampai 3.000 penumpang per hari. Bandara Kertajati mem‎iliki luas 1.800 hektare dan pembangunannya memakan biaya Rp 2,6 triliun. Bandara ini merupakan bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. (ndy)