TANGERANG, bisniswisata.co.id: Tari Rapai Geleng asal Aceh tampil memukau pada Perlombaan Internasional Folklore Festival – Czech Fairy Tale 2019. Lantaran penampilannya luar biasa, tim misi kebudayaan dari SMA Islam Al Azhar, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan itu meraih juara satu dan berhak memgantongi 2.000 EUR atau setara Rp31,6 juta.
Internasional Folklore Festival – Czech Fairy Tale 2019 ini, menghadirkan berbagai penampilan tari-tarian yang diangkat dari cerita rakyat seperti tarian klasik, tarian rakyat (termasuk tarian etnis dan sejarah), gaya tari rakyat, tari vaudeville, tari vaudeville-olahraga, garis modern, dansa ballroom dan sebagainya.
Dalam festival ini, Indonesia menampilkan Rapai Geleng, tarian etnis Manggeng Aceh Bagian Selatan, kini masuk Kabupaten Aceh Barat Daya. Rapai Geleng dikembangkan seorang anonim di Aceh Selatan. Permainan tari ini, juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat.
Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair yang dinyanyikan, kostum dan gerak dasar dari unsur Tari Meuseukat. Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki, namun dalam festival ini diperankan remaja perempuan. Biasanya yang memainkan tarian ini ada 12 orang yang sudah terlatih.
Syair yang dibawakan adalah sosialisasi kepada masyarakat soal bagaimana hidup bermasyarakat, beragama dan solidaritas yang dijunjung tinggi. Kostum dipakai berwarna hitam untuk celana, sarung warna hijau berpadu manik-manik merah fanta juga ada yang warna kuning untuk bajunya.
Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral kepada masyarakat, juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial. Rapai Geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di Aceh Selatan.
Saat itu tarian ini dibawakan saat mengisi kekosongan waktu santri yang jenuh usai belajar. Lantas tarian ini dijadikan sarana dakwah karena dapat membuat daya tarik penonton yang sangat banyak.
Gerakan tarian ini diikuti tabuhan rapa’i yang berirama satu-satu, lambat, lama kemudian berubah cepat diiringi dengan gerak tubuh yang masih berposisi duduk bersimpuh, meliuk ke kiri dan ke kanan. Gerakan cepat kian lama kian bertambah cepat.
Ritme gerak tarian rapai geleng terdiri empat tingkatan; lambat, cepat, sangat cepat dan diam. Keempat tingkatan ini, merupakan miniatur karakteristik masyarakat. Juga berisikan pesan pola perlawanan terhadap segala bentuk penyerangan pada eksistensi kehidupan agama, politik, sosial dan budaya mereka.
Pada gerakan lambat, ritme gerakan tarian rapa’i geleng memberi pesan semua tindakan yang diambil, diawali proses pemikiran yang matang, penyamaan persepsi dan kesadaran terhadap persoalan yang akan timbul akibat keputusan yang diambil dan harus dipertimbangkan dengan saksama.
Maaf dan permakluman terhadap sebuah kesalahan, wajib diberikan bagi siapa saja lakukan kesalahan. Pesan dari gerak beritme lambat, juga diiringi syair tertentu yang dianalogikan dalam bentuk-bentuk tertentu. Karenanya juri maupun warga Czech bertepuk tangan.
“Usai manggung, panitia langsung mengumumkan pemenangnya. Saat itu, kami tak menyangka bahwa tarian Rapai Geleng meraih juara pertama,” ujar Muhammad Taufik, pelatih sekaligus pendamping tim tarian Rapai Geleng, dalam rilis yang diterima Bisniswisata.co.id. di Jakarta, Sabtu (13/07/2019).
Dilanjutkan, tarian ini berhasil menyisihkan tarian-tarian lainnya dari berbagai negara yang ikut berpartisipasi dalam perlombaan internasional tersebut. Perlombaan Internasional Folklore Festival – Czech Fairy Tale 2019 dilangsungkan di Klatovy, sebuah kota di Wilayah Plzen, Republik Ceko, Jumat, 12 Juli 2019 pukul 19.00 waktu setempat. Selain Rapai Geleng, juga menampilkan tarian Ratoh Jaroe.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal mengucapkan selamat kepada tim misi budaya dari SMA Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan. “Selamat kepada kawan-kawan. Terima kasih telah memilih tarian dari Aceh untuk disertakan dalam perlombaan tingkat internasional tersebut,” ujarnya. (redaksibisniswisata@gmail.com)