JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pengembangan destinasi pariwisata 10 Bali Baru yang diluncurkan sejak tahun 2016, menjadi perhatian serius Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasil pengamatan kepala negara yang didapat di lapangan terdapat beberapa masalah yang harus segera diselesaikan.
Sepuluh destinasi pariwisata itu, Danau Toba (Sumut), Belitung (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Gunung Bromo (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Pulau Komodo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
“Pertama, masih ada problem pengaturan dan pengendalian tata ruang yang masih kita benahi. Jadi masih ada masalah, misalnya di Sulawesi Utara, juga di Labuan Bajo juga ada, di Toba saya melihat juga masih ada. Masalah – masalah ini harus secepat mungkin diselesaikan,” lontar Presiden Jokowi saat rapat terbatas 10 Bali Baru seperti dilansir laman Setkab, Selasa (16/7/2019).
Kedua, berkaitan dengan akses konektivitas menuju ke kawasan destinasi wisata. “Saya, melihat infrastruktur masih banyak yang perlu dibenahi, baik berupa terminal airport, runway yang masih kurang panjang. Juga konektivitas jalan menuju ke tujuan wisata, lokasi wisata yang akan dituju harus diselesaikan,” lontarnya.
Berkaitan dermaga, pelabuhan, misalnya di Labuan Bajo, dan Manado. Hal ini harus dibenahi secepat-cepatnya. “Saya sudah menyampaikan pada menteri, tahun depan ini harus diselesaikan, tahun ini digarap, tahun depan diselesaikan, karena memang ada peluang besar bagi kita untuk menarik wisatawan dari mancanegara yang tentu saja kita harapkan dapat menghasilkan devisa sebanyak-banyaknya,” ujarnya.
Dicontohkan pelabuhan atau dermaga di Labuan Bajo. Saat ini semua masih menyatu antara kargo barang dengan penumpang, dengan pelabuhan rakyat, dengan pinisi. “Saya kira kalau ini bisa ditata dengan baik. Jangan nanggung-nanggung ini penanganannya,” tuturnya sambil menambahkan pembangunan kawasan wisata harus diintegrasikan dengan pembangunan yang sudah dikerjakan sekarang sehingga nanti tahun depan semuanya bisa diselesaikan.
Ketiga, agar fasilitas yang tersedia di lokasi wisata, betul-betul dicek. Presiden Jokowi meminta pemerintah provinsi turun ke bawah juga kabupaten dan kota untuk diajak bersama-sama membenahi kawasan pariwisata sehingga wisatawan akan datang.
“Urusan kecil-kecil saya kira bukan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota bisa melakukan ini berkaitan dengan, misalnya penataan pedagang kaki lima, penataan resto-resto kecil kita, penyediaan toilet,” tutur mantan Walikota Solo sambil berharap
standar toilet minimal bintang empat sehingga betul-betul orang masuk ke wilayah wisata, ke destinasi wisata betul-betul diberikan sebuah pelayanan yang baik.
Keempat, berkaitan sumber daya manusia (SDM), Presiden meminta agar Gubernur, Bupati, dan Wali Kota juga ikut gotong royong menangani, baik yang berkaitan dengan urusan dagang, dengan hotel, juga yang memiliki kapal di Labuan Bajo dan di Manado.
“Semuanya diberikan training-training, diberikan pelatihan-pelatihan sehingga mereka bisa betul-betul mampu melayani wisatawan dengan baik, dengan keramah-tamahan, dengan senyuman yang baik, dan juga pembenahan sarana dan prasarana yang ada,” tutur Presiden seraya menambahkan, ini akan memberikan dampak yang baik, baik perubahan di budaya kerja, budaya melayani, budaya kebersihan.
Kelima, berkaitan dengan produk-produk yang ada di obyek wisata yang berkaitan dengan pasar, pasar seni kemudian budaya yang perlu ditampilkan. Banyak sekali yang perlu dikerjakan, misalnya tarian budaya, tarian tradisi yang ada, dari sisi materialnya bagus.
“Saya minta Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bisa memberikan suntikan mengenai desain pakaian, mengenai kostum, dan lain-lain yang bisa diperbaiki dengan sebuah injeksi dari desainer yang baik. Saya kira Bekraf memiliki pengalaman untuk ini,” ujarnya.
Terakhir, Presiden menekankan perlunya dilakukan promosi secara besar-besaran, secara integrasi sehingga betul-betul kita mendapatkan manfaat dari mendapatkan multiplier effect yang besar dan memberikan efek pertumbuhan pada ekonomi daerah maupun ekonomi nasional.
Dilanjutkan guna mempercepat realisasi 10 Bali Baru, akan memprioritaskan lima destinasi lebih dulu. “Jadi 3 tahun lalu, sudah disampaikan bahwa akan dibangun 10 Bali baru tapi sekarang kita memang baru memberi prioritas pada 5 lokasi terlebih dahulu,” ucapnya sambil menjelaskan kelima destinasi pariwisata prioritas adalah Borobudur, Mandalika, Danau Toba, Bunaken, dan Labuan Bajo.
Sementara Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengemukakan, masalah pengembangan Danau Toba adalah infrastruktur yang tinggal berjalan waktu dalam pembenahan. Danau Toba dilingkari oleh tujuh kabupaten sehingga diperlukan infrastruktur menghubungkan antarkabupaten dan membuat jalan, rute, yang sepanjang keliling di ring dalamnya di Danau Toba itu. Itu yang prioritas.
Kedua, lanjut Gubernur Sumut, adalah mindset manusianya, yang untuk melayani para wisatawan. “Ini yang akan disiapkan. Kita akan mengubah SMK itu lebih dominan daripada SMA, sehingga melatihkan pelayan-pelayan para wisatawan. Itu yang paling penting dan ini sudah berjalan semuanya,” ungkap Gubernur Sumut yang juga hadir dalam rapat terbatas itu,
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkifliemansyah mengemukakan, terkait penunjukan Mandalika sebagai host atau tuan rumah untuk motor GP 2021, semua infrastruktur berkenaan dengan itu mudah-mudahan sesuai pada waktunya. Memang banyak temen-temen yang bertanya apa mungkin dalam rentang waktu yang begitu singkat akan selesai sirkuitnya.
“Sebenarnya ini bukan sirkuit yang didesain untuk balapan, tapi jalan kawasan yang seperti Singapura sama di Monaco. Jadi kalau ada balapan tinggal jalan itu dijadikan sirkuit jadi banyak yang knockdown untuk panggung dan lain sebagainya,” jelasnya seraya berharap mudah-mudahan pembangunan mulai dilakukan Oktober 2019 dan mudah-mudahan tahun depan bisa selesai semuanya.
Ditambahkan, Presiden sudah memberikan semacam arahan pada Direktur Utama ITDC untuk juga menyiapkan kemungkinan sirkuit yang dipakai oleh Motor GP ini bisa menjadi host dari Formula One. “Saya kira kalau Motor GP sama Formula One bisa diadakan di Mandalika kami harus bersiap-siap untuk kedatangan banyak tamu bukan hanya dari luar negeri tapi juga dari domestik Indonesia,” paparnya.
Gubernur NTB tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang pada 9 Juni sudah membuka direct flight dari Perth, Australia ke Lombok. “Ini sangat membantu ramainya wisatawan ke Lombok. Kami berharap dengan kolaborasi antara kami dan pariwisata direct flight bisa juga dibuka dari Darwin yang sangat dekat, juga dari Melbourne, Sydney ke Lombok,” ujarnya. (NDY)