PHRI: Tiket Mahal, Kerugian Hotel dan Restoran Tembus 40 Persen

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyoroti kenaikan harga tiket pesawat yang dilakukan maskapai Indonesia, memberi dampak panjang. Selain terjadinya penurunan jumlah penumpang, merosotnya kunjungan wisatawan nusantara juga berdampak pada berkurangnya omzet hotel dan restoran.

“Ada pengurangan antara 20 sampai 40 persen turunnya potensi. Itu sudah pengaruh terhadap bisnis perhotelan,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani seperti dikutip Republika.co.id, Rabu (13/2/2019).

Dilanjutkan, angka penurunan 40 persen tersebut berada di wilayah Indonesia timur. Secara kebetulan, tiket menuju kawasan tersebut cukup mahal sehingga memberi dampak signifikan.

Harga tiket ini membuat banyak jadwal pertemuan nasional yang tadinya diselenggarakan di wilayah Indonesia timur terpaksa ditunda atau dipindahkan ke Pulau Jawa atau Indonesia bagian barat. Sementara untuk jadwal pertemuan daerah, turut melakukan penundaan atau pembatalan. “Jadi mereka (hotel restoran) dirugikan,” kata dia.

Kendati dilakukan pemindahan acara ke Pulau Jawa, lanjut Haryadi, nyatanya tetap memberatkan mereka yang berasal dari daerah untuk terbang menuju Jakarta.

Menyadari besarnya efek domino yang dihasilkan, Pertamina dan berbagai pihak terkait akan melakukan pembahasan dengan Presiden. Pihaknya pun hanya bisa menunggu bagaimana hasil dari pertemuan tersebut dan berharap penyelesaian terbaik.

Menurutnya, alternatif yang bisa dilakukan untuk jangka panjang adalah membuka monopoli Pertamina terkait avtur. Seperti yang terjadi pada penjualan Pertamax yang dibuka juga untuk asing seperti Total, Shell dan lainnya. Cara tersebut seharusnya diterapkan pula pada penyediaan avtur. “Kalau serius, buka! Buka yang benar untuk penyediaan avtur,” tegasnya. (NDY)

Endy Poerwanto