JAKARTA, bisniswisata.co.id: Maskapai Citilink Indonesia berencana meneruskan ekspansi atau lompatan bisnis dengan melayani penerbangan jarak jauh pertama pada Oktober dan Desember 2019. Pada semester II/2019, anak usaha Garuda Indonesia ini akan menerbangi rute internasional jarak jauh pertamanya ke Frankfurt Jerman dan Jedah Arab Saudi.
Tak tanggung-tanggung, rute baru tersebut akan disokong menggunakan pesawat berbadan lebar terbaru keluaran Airbus yakni Airbus A330–900NEO. “Itu tipe terbaru Airbus memungkinkan pesawat menumpuh 13.000 km sehingga memanfaatkan optimalisasi dengan membuka rute dengan tahap pengembangan,” Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo seperti dilansir laman Bisnis, Selasa (20/08/2019).
Pemilihan rute pertama yang dilalui menuju Frankfurt, Jerman dengan alasan karena kota tersebut merupakan hub terbesar ketiga di Eropa setelah London dan Amsterdam. Sehingga, penumpang dari Indonesia memungkinkan melanjutkan penerbangan dari kota tersebut.
Dengan rute tersebut, Juliandra mengklaim ini menjadi penerbangan jarak jauh pertama yang dilayani dengan rute ke Eropa. Setelah itu, pada Desember 2019 maskapai pelat merah ini akan melayani rute umrah ke Jeddah dengan jenis pesawat yang sama. Dalam hitungannya, penerbangan tersebut akan memakan waktu 2 hari dan sudah bisa kembali ke Jakarta.
Selama ini, Citilink mencatat telah melayani penerbangan ke Jedah, Arab Saudi namun dengan sistem carter. Sepanjang 2018, sudah 17.658 jemaah umrah yang diangkut Citilink dengan penerbangan sewa.
Dilanjutkan, secara umum pasar penerbangan umrah memiliki potensi cukup besar karena terus tumbuh setiap tahunnya. “Hal ini dikarenakan antrean untuk haji cukup lama sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk umrah. Oleh karena itu, bagi Citilink penerbangan umrah memang menjadi salah satu revenue stream yang potensial,” lontarnya.
Citilink sudah melayani penerbangan carter untuk tujuan Jeddah, Arab Saudi sejak 2014. Menurutnya, pola charter flight untuk umrah ini masih akan terus dilakukan. Besaran jumlah penumpang penerbangan umrah masih sangat bergantung dari pihak penyewa atau agen perjalanan. (NDY)