RIYADH, bisniswisata.co.id: Pertama kalinya, Arab Saudi menggelar pekan mode kelas dunia. Tiket pesawat kelas bisnis serta kamar di hotel bintang lima dipersiapkan buat para tamu. Ruangan ramah lingkungan mengagumkan dengan desain super wah digelar di Apex Center Riyadh, Saudi Arabia sebagai lokasi pekan mode.
Bukan cuma itu, jadwal fesyen show dari desainer lokal hingga brand Eropa, termasuk Roberto Cavalli dan Jean Paul Gaultier pun sudah dipastikan ikut serta menyemarakkan Pekan Mode Arab.
“Sejak pengumuman resmi (diadakannya pekan mode)pada Februari lalu, Arab Fashion Week Riyadh sudah mendapat perhatian dari dunia internasional. Ada banyak tamu internasional yang ingin datang,” kata Layla Issa Abuzaid, country director Arab Saudi di Arab Fashion Council, penyelenggara Arab Fashion Week, dikutip dari NY Times, Selasa (03/04/2018).
Semua persiapan untuk gelaran mode pertama Arab ini sudah rampung. Hanya saja, pada Jumat (23/3) atau tiga hari sebelum pesta pembukaan pekan mode ini terpaksa ditunda. Sederet alasan penundaan muncul.
Beberapa pengamat menilai ada banyak isu beredar tentang faktor penundaan acara. Di antaranya, isu tentang model barat hingga para jurnalis yang gagal mendapatkan visa perjalanan.
Pengamat fesyen lain mengasumsikan adanya pertentangan pemerintah konservatif terhadap beberapa keluarga kerajaan yang mendukung diadakannya pekan mode ini di negara paling konservatif di dunia.
Dalam wawancaranya dengan CBS, Putra Mahkota Pangeran Mohammed mengungkapkan bahwa perempuan bisa memilih busana yang ingin mereka pakai. “Hukum Syariah sangat jelas, bahwa perempuan boleh menggunakan pakaian yang layak dan sopan seperti pria,” lontarnya
Namun hal ini tidak menunjuk secara spesifik pada abaya hitam atau penutup kepala (hijab) hitam. “Keputusannya sepenuhnya ada di tangan perempuan tentang tipe busana sopan dan layak seperti apa yang ingin dipakainya.” paparnya.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan menjelaskan acara ini ditunda untuk menyambut seluruh tamu dari berbagai dunia agar bisa enjoy dan acaranya benar-benar terkesan. “Ini merupakan momen bersejarah bagi kerajaan Arab dan kesepakatan menunda tanggal agar kami dapat menyambut semua tamu dari seluruh negara. Ini hanya bisa dilakukan dengan waktu persiapan yang lebih panjang,” ungkap Layla.
Tak cuma Layla, Jacob Adrian, ketua pelaksana Arab Fashion Council juga mengungkapkan hal yang sama. “Keputusan untuk menunda acara tersebut adalah supaya kami dapat mengakomodasi semua tamu internasional yang sudah pasti hadir,” kata Jacob Adrian, ketua pelaksana Arab Fashion Council.
Layla mengungkapkan gelaran pekan mode akan dilakukan pada 10-15 April 2018 mendatang di Ritz Carlton, Riyadh. Sedangkan daftar desainer internasional dan lokal akan tetap sama. Arab Fashion Week Riyadh nantinya akan digelar di sore hari dan hanya diperuntukkan bagi penonton perempuan saja. (NYT)