ART & CULTURE EVENT INTERNATIONAL

Perayaan Hari Bumi dengan Pertunjukkan Kebudayaan Dayak di Swedia Sukses

Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark, Dewi Savitri Wahab ( berdiri, tengah berselendang biru) terbang ke Malmo, Swedia untuk Peringatan Hari Bumi sekaligus promosikan pariwisata bagi Pulau Kalimantan RI. ( Foto: Fajar/ BAGUS)

MALMO, Swedia, bisniswisata.co.id: Masyarakat Indonesia di kota Malmö, Swedia Selatan, merayakan Hari Bumi pada Sabtu, 23 April 2022, kemarin dengan menampilkan kebudayaan Kalimantan, khususnya Dayak. 

Acara ini diinisiasi oleh organisasi nirlaba, The Swedish Indonesia Bagus Association atau disingkat Bagus. Dalam kesempatan ini hadir Rosma Siregar, kepala bidang ekonomi KBRI Swedia, juga Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark, Dewi Savitri Wahab. 

Acara yang bertajuk ”Stories and Sounds from Borneo” itu berlangsung selama 2 jam di Studiefrämjandet, sebuah lembaga pendidikan Swedia yang telah 5 tahun bekerja sama dengan Bagus. 

Hans Hansson, Ketua BagusStudiefrämjandet menyatakan bahwa masyarakat dayak hidup di paru-paru dunia. Selama ribuan tahun mereka hidup secara harmonis dengan hutan. Karena itulah Bagus sangat antusias mempromosikan budaya Dayak. 

Apalagi tiga perempat wilayah kalimantan adalah milik Indonesia. Sayangnya bangsa Swedia lebih mengenal kalimantan sebagai milik negeri tetangga Indonesia.

Mengawali acara, sembilan anak Bagus berusia 5 -13 tahun membawakan tarian Gantar. Mereka adalah anak-anak asli Indonesia yang sedang mengikuti orang tuanya bekerja dan bersekolah di Swedia. Selain mereka, tampil juga anak-anak campuran Indonesia-Swedia, juga anak-anak yang berasal dari negara lain

Suasana pertunjukkan dan respons penonton mancanegara di Studiefrämjandet. Malmo, Swedia. ( Foto: Fajar/ BAGUS)

Puncak acara Stories and Sounds from Borneo, adalah penampilan musik Sape oleh Laetania Belai Djandam, mahasiswi Indonesia berusia 20 tahun yang sedang menempuh pendidikan Kesehatan Masyarakat di Universitas Sheffield, Inggris. 

Belai memainkan lagu Lan e dan Leleng yang diiringi tarian oleh Amra Crupic, anggota Bagus. Belai mengakhiri petikan sape-nya dengan mengiringi Nisfi Roisatul Mubarokah, mahasiswi Indonesia di Universitas Lund yang menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta. Lagu yang membuat para penonton Indonesia hening dan rindu tanah air. 

Selanjutnya, Belai. gadis dayak yang aktif dalam organisasi Climate Reality Indonesia dengan fasih bercerita, bagaimana kondisi hutan Kalimantan dulu dan kini, serta bagaimana seharusnya melindungi hutan tropis disana.

Belai yang masih belia itu terlihat tak kuasa menahan air matanya, saat menceritakan kondisi hutan dan ancaman kerusakan lingkungan masyarakat Dayak. 

Dalam acara ini, Bagus juga bekerja sama dengan para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI)  Scania, Swedia Selatan. 

Selama hampir 7 menit, para mahasiswa dan mahasiswi Universitas Lund menampilkan tarian Burung Enggang kreasi yang dinamis dan memukau penonton. Selain itu diiringi permainan piano, para mahasiswa lainnya menyanyikan lagu cik-cik  periuk dan Ampar-Ampar Pisang. 

Penonton makin takjub dengan tampilan Tarian Balean Dadas oleh 6 anggota Bagus. Selain 2 orang perempuan asli Indonesia, tarian ini juga dibawakan oleh orang asing yang merupakan friends of Indonesia: mereka  2 orang asal Thailand, dari Bosnia dan Ekuador.

Kreator dan pembina dari Bagus Association: Nina Mussolini-Hansson menyatakan puas atas penampilan anak binaan serta mitra kerjanya.  Para penonton juga  menyatakan kekagumannya terhadap Acara Sounds and Stories from Borneo. Simon Olsson, seorang pria asli Swedia berusia 30an menyatakan program ini sangat bagus, apalagi musiknya.

” Tari-tarian dan kostumnya indah serta  memukau. Saya sangat menikmati pertunjukkannya,” kata Simon Olsson. 

Desna Qurratul Aini, perempuan Indonesia yang sedang mendampingi suaminya belajar di Swedia mengatakan bahwa dia banyak belajar dan update pengetahuannya tentang Kalimantan dari kegiatan ini.

”Acara yang spektakuler dan menambah wawasan. Saya jadi belajar bagaimana mencintai Indonesia.” 

Acara ditutup dengan tarian Manari Manasai yang diikuti oleh para penonton dengan menari bersama berkeliling aula pertunjukan. 

Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark Dewi Wahab pun ikut ambil bagian dalam tarian tersebut. Di lain kesempatan, Duta besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia yang berhalangan hadir menyatakan kegembiraannya atas inisiatif Bagus yang menampilkan dan mempromosikan kebudayaan di Kalimantan. 

”Terlebih lagi ibu kota baru akan dibangun di sana,” katanya menutup pembicaraan lewat telefon bersama pengurus Bagus Association

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)