KOMUNITAS PENDIDIKAN

Pentingnya Menyambung Silaturahim dan Bangun Persaudaraan

Ustad Iswanto menjelaskan pentingnya silaturahmi dalam Islam

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Jangan menyepelekan waktu dan kesempatan untuk bersilaturahmi karena memiliki banyak keutamaan antara lain membangun persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seiman, kata Ustad Iswanto.

“Banyak orang yang mengabaikan undangan silaturahim padahal dalam agama Islam adalah salah satu amalan mulia dan kewajiban dalam agama. Banyak ayat Al Qur’an dan hadits yang menyuruh kita untuk menyambung tali silaturahim, utamanya dimulai dari dalam keluarga” tambahnya.

Berbicara saat syukuran renovasi rumah milik Rusadi Ramadhana Nurima di kawasan Kelapa Gading Permai, Iswanto menambahkan bahwa melakukan syukuran dan mengundang keluarga dan kerabat juga salah satu bentuk silaturahmi untuk membina hubungan baik antara sesama umat manusia.

Menjalin silaturahmi dengan keluarga, teman, kerabat, tetangga dan orang di sekitar merupakan bentuk kasih sayang dan kepedulian dengan sesama. “Intinya adalah saling mendoakan untuk kebaikan, tidak boleh ada dendam dan amarah,” jelasnya.

Menurut Iswanto, rukh dari silaturahmi ini adalah kasih sayang dan menyambung tali persaudaraan sehingga jika terputus maka dengan adanya silaturahmi suatu hubungan akan tersambung lagi.

Islam adalah agama yang mengatur seluk-beluk kehidupan manusia. Mulai hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengan alam sekitarnya. Itulah mengapa Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah agama yang rahmatan lil ‘aalamiin.

Maksudnya, Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua, seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.

Keluarga Rusadi Ramadhana Nurani mengundang silaturahmi keluarga dan kedabatnya

Silaturahim, kata Iswanto, selain menyambung kasih sayang juga bentuk keimanan kepada Tuhan YME sehingga seseorang selalu berbuat kebaikan. Apalagi setiap manusia menjadi saksi dari anak, adik, kakak, orangtua, teman dan lainnya yang mengetahui kebaikan dan keburukannya di dunia.

“Jika seorang teman kita wafat maka saat membacakan doa di depan mayit, kita bisa bermunajat;  Ya Allah, saya menjadi saksi dari almarhum teman saya ini bahwa selama hidupnya dia selalu berbuat kebaikan. Maka kesaksian kita dan orang-orang lain, minimal pernyataan 2 orang untuk si mayit Inshaa Allah akan menempatkannya di surga,” jelasnya.

Oleh karena itu, ujarnya, menyambung tali silaturahmi harus diupayakan dan dilaksanakan karena merupakan konsekuensi iman kepada Allah SWT. Silaturahmi adalah tanda-tanda seseorang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”

Jadi janji Allah jika umatnya rajin bersilaturahmi maka akan dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizqinya seperti yang dilakukan tuan rumah, bersyukur atas rejeki yang diberikan Allah sehingga orang lainpun dapat merasakan bentuk rasa syukurnya, kata ustad Iswanto.

Sayangnya, meskipun silaturahmi memiliki banyak keutamaan tidak sedikit orang yang meninggalkannya. Menyepelekan bersilaturahmi bukanlah hal yang baik. Meskipun orang yang kita kunjungi berbuat zhalim, melakukan fitnah atau memiliki sifat sombong kepada kita  namun tetap saja kita harus menjalin tali silaturahmi yang baik

Sedangkan orang yang memutuskan silaturahmi tidak hanya berdosa besar juga terancam tidak bisa masuk surga. Hadist HR Tarmidzi menjelaskan bahwa Tidak ada dosa yang Allah SWT lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi.

“Sesungguhnya ancaman Allah terhadap pemutus tali silaturahmi benar-benar serius. Nah mulailah menjaga, menyambung silaturahmi dengan keluarga hingga akhirnya dengan masyarakat luas karena akan selalu dinaungi rahmat Allah SWT,” kata Ustad Uswanto menutup tausiahnya.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)