MATARAM, bisniswisata.co.id: Gempa yang mengguncang pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, beberapa saat lalu membuat Pulau Seribu Masjid ini lumpuh dari segala aktivitas yang berbau kesenangan. Suasana menjadi muram dan meninggalkan trauma bagi penduduk dan wisatawan.
Tercatat setidaknya ada tiga gempa besar sejak akhir bulan Juli sampai awal Agusutus 2018. Pertama pada 29 Juli (6,4 skala Richter) yang meluluhlantakkan Gunung Rinjani. Gempa kedua pada 5 Agustus 2018 (7,0 SR) membuat kawasan Gili Matra (Meno, Trawangan, dan Air) berubah suram. Dan gempa terakhir terjadi pada tanggal 9 Agustus yang berkekuatan 6,2 SR.
Saat ini Lombok sudah mulai berbenah, meskipun gempa-gempa susulan dengan kekuatan yang kecil masih terjadi. Namun gempanya skala kecil. Untuk mendongkrak kembali kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara tiga gili Meno, Trawangan dan Air yang kena dampak, kini aman dikunjungi wisatawan.
General Manager Geopark Rinjani, Chairul Mahsul, mengatakan kawasan Geopark Rinjani yang terdampak adalah Pantai Tebing. Pantai ini dikenal dengan tebing yang menjulang tinggi di sepanjang pantai.
Tebing yang menjulang dengan ketinggian sekitar 20 meter ini murni merupakan bentukan alam, hasil dari endapan tsunami yang berupa fragmen koral. “Dampak dari gempa itu adalah longsor, tetapi menurut ahli geologi (kawasan) itu terjadi pembaruan,” ujar Chairul seperti dilansir laman CNNIndonesia, Rabu (15/8/2018).
Chairul menyatakan bahwa kawasan Geopark Rinjani seperti Gili Meno, Trawangan dan Air sudah aman dijelahi wisatawan. Sementara Taman Nasional Gunung Rinjani belum dibuka untuk wisatawan mengingat survei yang dilakukan oleh para ahli masih berlangsung.
Dijelaskannya di kawasan Gunung Rinjani terjadi retakan yang cukup besar ke arah danau Segara Anakan. “Sejauh ini pendakiannya saja yang ditutup, kawasan geopark lainnya sudah aman dikunjungi. Contohnya kawasan Gili Trawangan yang masuk dalam kawasan Geopark,” ujarnya.
Untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan akan suasana berwisata di sana, ia menambahkan, pihaknya sudah menyusun rencana jangka menengah hingga jangka panjang. Hal ini ini melibatkan banyak pihak mulai dari Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi, hingga stake holder pariwisata lainnya.
Chairul mengatakan Gubernur NTB sudah menerbitkan jaminan bahwa Lombok sudah aman utuk dikunjungi wisatawan, bahkan Lombok Selatan sama sekali tidak terdampak gempa.
Meski demikian, dirinya tidak menampik jika musibah yang terjadi kemarin masih menyisakan trauma yang mendalam bagi para warga dan wisata. Namun seiring berjalannya waktu, Chairul berharap warga bisa bangkit kembali untuk membangun Lombok seperti sedia kala. (NDY)