DAERAH

Pasca Gempa Lombok, Turis Dilarang Dekati Tanah Lot

TABANAN, bisniswisata.co.id: Pengelola objek wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, Bali, melarang para wisatawan yang sedang menikmati masa liburan untuk mendekati pantai, guna mengantisipasi kenaikan air laut pasca gempa 7 SR di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, kami imbau wisatawan mancanegara dan domestik untuk tidak mendekati areal pantai di Tanah Lot. Larangan ini sifatnya sementara sambil menunggu kondisi normal lagi,” kata General Manajer Objek Wisata Tanah Lot, Toya Adnyana, di Tabanan, Ahad (12/8).

Dia mengaku larangan itu disampaikan mengingat gempa Lombok yang berdampak pada guncangan di Pulau Dewata telah mengakibatkan beberapa bangunan runtuh sesuai laporan BMKG terkait kemungkinan terjadi air laut naik saat gempa.

“Meski demikian, gempa Lombok yang mengguncang Bali itu tidak menyebabkan jumlah kunjungan wisata ke Tanah Lot mengalami penurunan, namun justru meningkat, karena itu kami imbau agar para pelancong tetap hati-hati,” katanya.

Peningkatan tersebut terbukti dari data jumlah kunjungan di objek wisata Tanah Lot pada hari Jumat (10/8) yang mencapai 9.173 pengunjung yakni 1.924 wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara? sebanyak 7.249 pengunjung.

Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, menyatakan pihaknya akan membantu para korban gempa dengan membuat beberapa posko di wilayah Tabanan. “Pihak Tanah Lot sendiri akan menyumbang sebagian hasil dari penjualan tiket untuk korban gempa di Lombok tersebut,” kata Bupati Eka Wiryastuti.

Objek wisata Tanah Lot itu berupa sebuah pura kuno di Kabupaten Tabanan yang berjarak sekitar 15 kilometer arah barat daya dari Kota Denpasar dan puranya “bertengger” di atas batu karang Pantai Beraban, Bali Selatan, yang berada di dekat samudera Indonesia, jelasnys seperti dilansir laman Antara.

Selama ini, tempat suci umat Hindu dan sekaligus objek wisata andalan itu menyimpan misteri dan keunikan yang membuat pelancong mengunjunginya. Itulah daya tarik yang dimiliki pura kuno peninggalan abad XVI itu. Kini, penataan kawasan objek wisata Tanah Lot lebih mengedepankan nuansa religius yang dipadukan dengan panorama dan keindahan alam. (NDY)

Endy Poerwanto