NEWS

Pasar Mama-mama Papua Dibatasi Jam Operasionalnya.

Wanita Papua menjual buah pisang di Pasar Mama Mama Papua ( foto: Dok. Edy Sutrisno)

JAYAPURA, bisniswisata.co.id: Pasar Mama-Mama Papua yang legendaris karena keberadaannya diperjuangkan sejak 2003 dan baru terwujud menjadi bangunan permanen di jantung kota Jayapura terkena imbas  wabah Covid-19.

Mulai Kamis ini hingga 14 hari ke depan Pemerintah Provinsi Papua secara resmi menutup bandara dan pelabuhan di 29 kabupaten dan kota termasuk Pasar Mama Mama Papua untuk memaksimalkan upaya pencegahan virus Corona atau Covid-19.

Pasar Mama Mama Papua tepatnya di depan Hotel Aston Jayapura, sebuah pasar permanen bergaya modern. Keberadaannya unik karena pasar Mama-Mama Papua menjadi satu-satunya pasar tradisional di Indonesia yang dikhususkan bagi perempuan asli Papua.

Letaknya di depan hotel Aston membuat tamu-tamu hotel kerap menghabiskan waktu luang untuk membeli oleh-oleh. Dibangun 4 lantai di Jalan Percetakan, salah satu jalan protokol di Kota Jayapura. Pasar Mama-Mama Papua menjadi bukti pemerintah dalam upaya mendukung pemberdayaan perempuan di Papua, khususnya pada bidang ekonomi kerakyatan.

Pasar yang dibangun pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama, tak hanya ada di Kota Jayapura. Pasar Mama-Mama Papua juga terdapat di Sentani, Kabupaten Jayapura dengan nama Pasar Prahaa, hingga di Provinsi Papua Barat.

Pasar yang di Kota Jayapura ini dapat menampung hingga 300-an pedagang. Lantai 1 pada pasar itu ditempati oleh pedagang buah, sayur hingga ikan dan daging. Lalu, lantai 2 ditempati oleh pedagang yang menjual kerajinan tangan Papua, seperti noken, –tas rajutan tradisional Papua atau cinderamata lainnya.

Sedangkan pada lantai 3, dikhususkan untuk penjualan makanan khas Papua, termasuk ruangan untuk Rumah Anak Harapan yang diperuntukkan bagi anak-anak pedagang.

“Khusus bagi Pasar Mama Mama Papua beroperasinya mulai jam 16.00 sampai dengan pukul 20.00 WIT saja ” kata Lukas Enembe dikutip dari Papuaprov.go.id. Padahal biasanya justru malam hari pasar ini makin ramai oleh pembeli.

Keputusan pembatasan pengoperasian pasar dan penutupan bandara dan pelabuhan  ini merupakan hasil kesepakatan antara Gubernur Papua Lukas Enembe bersama Forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompinda) serta para bupati, dalam rapat penanganan dan penanggulangan Covid-19 di Papua.  

Selain penutupan bandara dan pelabuhan Pemerintah Provinsi Papua juga berlakukan pembatasan sosial dengan memblokir pergerakan penduduk lokal Papua terutama dari dan ke wilayah La Pago, Mee Pago, Animha serta Mamta.

Menurut Gubernur Enembe pembatasan sosial dimaksud melarang sementara waktu orang masuk ke Papua, baik lewat jalur udara maupun laut. Namun transportasi barang boleh masuk.

Keputusan ini terpaksa diambil mengingat sudah ada dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dinyatakan positif Covid-19. Kendati dilakukan pembatasan sosial, status Papua terkait pendemi Covid-19 masih siaga darurat.

Penutupan akses transportasi juga dilakukan pada pos lintas batas darat negara (PLBN). Sementara hasil keputusan Gubernur, Forkompinda dan para bupati juga menyepakati memberi waktu aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dan aktivitas lainnya secara terbatas antara pukul 06.00 sampai pukul 14.00

 

Hana Fahila