DAERAH

Pariwisata Belitung Berkembang, 200 Hektare Lahan Dikuasai Pengembang

BELITUNG, bisniswisata.co.id: Pariwisata Belitung di Bangka Belitung (Babel) terus berkembang pesat, apalagi setelah pemerintah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kabupaten Belitung. Dampaknya, pulau Belitung kini menjadi incaran para pengembang pariwisata untuk berinvestasi.

Lahan-lahan di daerah Belitung, khususnya di kawasan wisata termasuk pulau, dijual oleh penduduk setempat. Seperti di Pulau Seliu Kecamatan Membalong. Ada sekitar 200 hektare lahan milik masyarakat setempat kini sudah dijual kepada para investor.

Kepala Desa Pulau Seliu Edyar mengatakan luas Pulau Seliu 1.645 hektare semuanya sudah dimiliki masyarakat. Namun, 200 hektare di antaranya sudah dijual kepada sejumlah investor. “Di pulau ini tidak ada lagi tanah yang tidak ada pemiliknya, semua sudah ada yang punya. Makanya, sudah terjual 200 hektare kepada sejumlah investor,” kata Edyar.

Lahan yang sudah dikuasai investor melalui jual-beli itu, rencananya dibangun resor dan cottage. “Insya Allah pulau kita ini tidak lama lagi akan dibangun resor dan cottage, khususnya di kawasan pantai oleh para investor,” ujarnya seperti dilansir laman Medcom, Sabtu (25/05/2019).

Selama ini, menurutnya para investor belum berani membangun karena kondisi listrik yang belum maksimal. Namun, setelah ada pasokan listrik 24 jam ini semakin memantapkan para investor untuk segera berinvestasi.

Nantinya di Pulau Seliu para wisatawan, menurutnya, selain dapat menikmati keindahan pantai, juga dapat menikmati rumah zaman dahulu atau rumah kuno yang berusia 100-200 tahun. “Kita sudah inventarisasi ada 28 rumah kuno di pulau ini. Memang kondisinya sudah rusak, makanya kita sudah mengirim surat kepada Gubernur untuk membantu agar 28 rumah kuno itu dapat direnovasi,” ucap Edyar.

“ADD kita saat ini Rp1 miliar. Dana itu kita gunakan untuk membangun sarana wisata khusus di pintu masuk Pulau Seliu agar semakin menjadi daya tarik wisatawan,” terangnya. Penduduk di Pulau Seliu ada 367 KK dengan 1.136 jiwa, profesi warga kebanyakan nelayan.

Di pulau ini juga banyak ditemukan jenis ikan kakap, kerapu, makarel, sarden, tongkol, tenggiri, dan ikan ekor kuning. Rencananya di Pulau Seliu juga dibangun pabrik pengalengan ikan. Diharapkan akan mendongkrak perekonomian masyarakat sekaligus sumber pendapatan asli daerah. (NDY)

Endy Poerwanto