PULAU ROTE NTT, Bisniswisata.co.id: Presiden Joko Widodo menyempatkan diri mengunjungi Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur (NTT) usai melaksanakan berbagai kegiatan di Kupang, NTT. Bersama Ibu Negara Iriana, Presiden Jokowi dan rombongan menginap semalam di Pantai Nemberala, kawasan perairan yang merupakan salah satu objek wisata andalan di Pulau Rote.
Untuk mencapai Pantai Nemberala, turis bisa menempuh penerbangan dari Bali atau Kupang, yang kemudian dilanjutkan dengan penerbangan ke Bandara David Constantine Saudale di Pulau Rote. Setiap harinya, hanya ada dua penerbangan ke Pulau Rote, yakni pukul 06.30 dan 15.00. Dari Pulau Rote, Pantai Nemberala bisa ditempuh dengan perjalanan darat.
Waktu tepat untuk berkunjung ke sini mulai dari bulan April sampai pertengahan bulan Oktober, karena selebihnya musim hujan datang. Sebaiknya pesan penginapan dan mobil sewa sebelum datang ke sini, agar tak bingung mencarinya.
Tak ada penginapan benar-benar mewah di sini. Pilihannya menginap di rumah warga atau menyewa kamar di hotel sederhana. Pengelolanya pun kebanyakan warga asing yang telah lama tinggal di Indonesia. Pasalnya, yang sering datang ke sini ialah para peselancar, jenis turis yang terbilang bisa bertahan hidup tanpa embel-embel bintang lima.
Berbicara mengenai kegiatan berselancar, Pantai Nemberala menjadi juara pada kategori Most Popular Surfing Spot dalam Anugerah Pesona Indonesia 2016. Pantai ini dinilai berkelas dunia karena keramahan ombaknya bagi peselancar. Tak heran jika setiap tahunnya ada kejuaraan dunia yang digelar di Pantai Nemberala, yakni sepanjang bulan September sampai Oktober.
Ombak dan karang di pantai ini terbilang ramah bagi peselancar pemula. Bagi yang tak bisa berselancar mungkin bisa melakukan kegiatan menyelam atau memancing. Perahu nelayan biasanya bakal membawa turis berkunjung ke pulau kecil sekitar, seperti Donna, Do’o dan N’Doa.
Selain wisata selancar, turis asing juga banyak mengunjungi pantai itu karena keindahan alamnya. Panorama matahari terbenam yang eksklusif, keasrian pantai pasir putih, dan deretan pohon kelapa dengan buah segarnya mengundang selera peselancar dunia untuk kembali menikmati sejuta pesona kawasan Nemberala.
Selain Nemberala, ada Pantai Bo’a yang juga terletak di Kecamatan Rote Barat. Jaraknya sekitar 7,5 kilometer dari kota kecamatan. Pantai Bo’a juga disebut sebagai lokasi lomba selancar berstandar internasional karena memiliki gulungan ombak terbesar ke-2 setelah Hawaii. Lomba yang diikuti para penggila selancar dari seluruh dunia biasanya diadakan antara Oktober-September.
Disisi lain,Pulau Rote yang mungkin bisa menjadi informasi sebelum Anda berlibur ke pulau perbatasan bagian selatan Indonesia ini, ada Oleh-oleh dari Pohon Lontar. Pohon lontar adalah tanaman khas Pulau Rote. Penduduk pun menjual gula pohon lontar sebagai oleh-oleh pengunjung. Konon, pelaut Bajo sering singgah untuk membeli gula lontar Rote.
Alat musik tradisional Rote dan NTT pada umumnya adalah sasando. Alat ini juga terbuat dari pohon lontar. Pemain sasando juga selalu mengenakan topi tradisional yang juga terbuat dari daun lontar. Selain oleh-oleh dari pohon lontar, wisatawan juga bisa memilih kain ikat sebagai cenderamata.
Tak ketinggalan di Pulau ini juga ada Wisata Danau dan Bukit yang menjadi objek wisata yaitu Danau Laut Mati di Desa Sotimori, Kecamatan Rote Timur. Waktu tempuh dari ibu kota Kabupaten Rote Ndao ini memakan waktu 90 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Danau Laut Mati bisa dijelajahi dengan menumpang jet ski yang mengelilingi pulau-pulau kecil di dalamnya. Keunikan objek wisata ini adalah pasirnya berasal dari kulit kerang atau keong dan ikan yang hidup di dalamnya adalah ikan mujair atau ikan air tawar.
Lantas ada Bukit Mando’o yang dikenal warga dengan nama Tangga 300. Wisatawan harus melewati lebih dari 300 anak tangga untuk sampai ke puncak bukit ini. Saat sampai di puncak, Anda dapat melihat pesona kawasan pantai di Desa Kuli dengan hamparan laut yang berwarna biru menyatu dengan hijaunya hutan bakau yang rimbun.
Sejak dulu, masyarakat Pulau Rote menjadikan rumput laut sebagai mata pencaharian selain menangkap ikan. Misalnya di Pantai Mulut Seribu yang terletak di Kecamatan Rote Timur. Ada juga desa yang dipenuhi dengan jemuran rumput laut, yakni di sekitar Pantai Oeseli.
Karena letaknya yang tepat di pinggir laut, hampir seluruh penduduk Oeseli, Pulau Rote, berprofesi sebagai petani rumput laut. Untuk mencapainya, Anda bisa berangkat dari Nerembala menggunakan mobil. Jarak yang harus dilalui adalah sekitar 20 kilometer dengan waktu tempuh 1 jam. Tertarik? Ayo Jelajah Pulau Rote. (BBS)