EVENT NEWS

Pameran Balwana Van Palembang di Yogyakarta Untuk Jaring Wisatawan ke Sumsel

YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id:Dinas Pariwisata Palembang menyelenggarakan pameran Balwana Van Palembang bertempat di Bentara Budaya Yogyakarta dari 2-6 Juni 2022, kata Uul Jihadan, panitia pameran.

“Pameran diadakan untuk mempromosikan pariwisata Palembang khususnya kepada masyarakat, menceritakan semuanya tentang dari masa ke masa kota Palembang dan ada foto-fotonya  ikon dari kota Palembang sendiri  seperti Sungai Musi,” jelasnya.

Sungai di Palembang ini sangat dekat dihati masyarakatnya karena tempat mereka mencari kerja dan dari sana aktivitas masyarakat menggeliat pula.

Pameran yang didominasi foto-foto ini menggambarkan pertemuan dari beberapa daerah abad ke-7 sampai tahun 2018 serta
foto-foto pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang resmi berkuasa mulai dari abad ke-8 serta sejarah Palembang lainnya.

Uul di dampingi Cory sebagai panitia penyelenggara mengatakan pameran sekaligus merupakan promosi pariwisata Palembang dan membuat calon wisatawan tertarik untuk datang.

Menyinggung  tema Balwana van Palembang, artinya akar; asal; dasar sehingga wisatawan sebelum berkunjung sudah memahami mengapa pariwisata menjadi garda depan dan sektor penting dalam roda perekonomian di Kota itu.

“Oleh karena itu Kota Palembang terus berbenah dalam bidang pariwisata agar para wisatawan selalu nyaman berada di Kota Palembang dan bersinergi dengan Kota Yogyakarta yang menjadi salah satu destinasi wisata populer di tanah air,” kata Cory.

Langkah terobosan untuk mempererat antar kota khususnya Kota Palembang dan Kota Yogyakarta terbingkai dalam kegiatan pameran pariwisata dan  penerbitan Kartu Pos Balwana van Palembang yang menjadi silaturahmi antar kota khususnya pelaku pariwisata Kota Palembang dengan Kota Yogyakarta.

Layaknya kartu pos ialah benda yang dikirimkan kepada seseorang yang istimewa begitu juga Kota Palembang memilih Kota Yogyakarta menjadi tempat untuk bersilaturahmi dalam bidang pariwisata dinilai Kota Yogyakarta menjadi potensi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Palembang, tambahnya.

Palembang adalah sebuah kerajaan di Pantai Timur Sumatera yang mendapat predikat Venice of the East atau Venesia dari timur. Palembang dan Sungai Musi menjadi dua sisi mata uang yang saling mendukung.

Kotapraja ini dibangun dari sektor maritim dan menjadi daerah otonom pada tahun 1906 di bawah Pemerintahan Hindia Belanda dengan status gemeente. Abad ke-20 kemudian menjadi tolok ukur dari kehidupan industri Palembang.

Pada sektor pariwisata, ditemukan berbagai hotel dengan akomodasi yang begitu baik. Beberapa hotel tersebut di antaranya: Hotel Emma (1891), Hotel Ratu Wilhelmina (1902), Hotel Palembang (1912), Hotel Joling atau Hotel Schwartz (1923), hingga hotel-hotel baru yang kini bermunculan.

Di sisi lain, industri pariwisata kota Palembang didukung pula dari sektor kuliner. Komoditi Kopi Palembang menjadi satu produk yang terus mengalami eskalasi permintaan sejak tahun 1711.

Pemerintah Hindia Belanda turut memiliki andil dalam penjualan ini. Sementara itu, pempek yang menjadi makanan khas rupanya merupakan produk akulturasi budaya yang banyak dipasarkan pada awal tahun 1900an oleh masyarakat keturunan Tionghoa.

Kuliner pempek kemudian menjelma menjadi komoditi legendaris dari kota ini. Pada sektor busana, songket asal Palembang tidak ubahnya membius para penikmat fasyen.

Songket Palembang mulanya berasal dari sutra, dan telah diproduksi sejak abad ke-8. Industri songket kemudian bertumbuh sebagai kain khas dari kotapraja ini.

Balwana van Palembang selanjutnya membawa para pengunjung untuk menikmati kilas balik kota maritim ini. Peradaban maritim sebagai titik mengawali sejarah kota ini, kemudian pertumbuhan industri yang memberi perubahan pada fasad dan sudut kota ditampilkan sebagai sebuah refleksi.

Pameran Songket

Selain pameran lewat foto-foto juga dipamerkan  kain tenun benang emas khas Palembang. Tidak ada yang bisa melepaskan kain songket dari kebudayaan nusantara. Pasalnya, kain yang memiliki berbagai motif indah ini sudah lama ada dan berkembang menyebar ke hampir seluruh wilayah indonesia.

Bahkan, ketenaran kain songket tidak hanya di Indonesia, negara lain seperti, Malaysia, dan Thailand juga mengenal budaya kain songket Indonesia.

Menurut sejarah, keberadaan tradisi kain songket awalnya muncul pada masa Kerajaan Sriwijaya di Palembang pada abad ke-7 hingga abad ke-13.

Menurut hikayat rakyat Palembang yang juga dikisahkan secara turun-temurun, awal mula kain songket berasal dari pedagang Cina yang membawa sutra, pedagang India dan timur tengah membawa emas, kemudian jadilah kain songket yang berlapis emas di tangan orang Palembang.

Keberadaan tradisi kain songket di indonesia juga kerap dikaitkan dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7.

Motifnya yang lebih rumit merupakan ciri khas songket Palembang jika dibandingkan dengan kain sengket dari daerah lain. Ciri khas kain songket Palembang adalah penggunaan benang jantung, yaitu benang emas yang diproduksi danikain songket lama. tutur Angga, panitia pameran lainnya.

 

Satrio Purnomo