BOGOR, bisniswisata.co.id: Dunia Taman Rekreasi Indonesia berduka. Owner Taman Wisata Matahari (TWM), Hari Darmawan (77), ditemukan tewas di Sungai Ciliwung Bogor Jawa Narat, pada Sabtu (10/3). Sebelum meninggal dunia, pendiri Matahari Mall ini dilaporkan hilang.
Kapolres Bogor AKBP Andi Mochammad Dicky menjelaskan pada Jumat (9/3) malam pukul 21.30 WIB, Hari Darmawan mengatakan kepada karyawannya ingin mengunjungi vila yang berada di dekat sungai kawasan Taman Wisata Matahari, Puncak, Bogor.
“Karyawannya sempat mengantar Hari Darmawan ke sana, lalu meminta izin mengambil air minum. Ketika kembali, sang karyawan tak menemukannya lagi,” jelas Kapolres Bogor, Sabtu (10/03/2018)
Pihak Taman Wisata Matahari lalu menghubungi Kepolisian Bogor untuk melakukan pencarian. Sabtu Pagi, bersama Tim SAR mereka kembali mendatangi lokasi sekaligus menyusuri aliran Sungai Ciliwung yang melintas di kawasan taman.
Jenazah Hari Darmawan ditemukan warga sekitar pada pukul 06.30 WIB, dalam kondisi telungkup dan tersangkut batu sejauh 100 meter dari lokasi hilangnya korban, tak jauh dari wisma Loka Wiratma, Jalan Hankam, Desa Leuwimalang, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Jenazah diamankan dan dibawa ke RSUD Ciawi untuk keperluan visum. Selanjutnya jenazah Hari Darmawan disemayamkan di kediamannnya di Desa Cilember, Kecamatan Cisarua.
Hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, berdasarkan keterangan warga sekitar, Hari terakhir Hari berada di vila pribadinya di Jalan Hankam, Cisarua seorang diri. Dan tak menunjukkan rasa kecurigaan.
Dikuti dari berbagai sumber Nama Matahari Departement Store dikenal sebagai salah satu perusahaan ritel dengan jaringan yang tersebar di seluruh tanah. Saat ini Matahari Department Store berada dibawah naungan Lippo Group milik James Riady. Namun sebelum diakuisisi oleh Lippo Group, Matahari Department Store dimiliki oleh Hari Darmawan.
Hari Darmawan lahir 27 Mei 1940 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Hari Darmawan tumbuh di tengah keluarga besar. Ayahnya bernama Tan A Siong yang dikenal sebagai pengusaha keturunan Tionghoa di Makassar yang banyak berkecimpung dalam usaha produk pertanian. Saat Hari Darmawan berusia lima tahun, ia sudah melihat usaha keluarganya bangkrut.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, dia merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dia bertemu dan menikahi putri dari pemilik Mickey Mouse, sebuah toko serba ada berukuran kecil di Pasar Baru, yang pada saat itu merupakan sebuah distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta. Ayah mertua Hari Darmawan kemudian menjual toko serba ada tersebut kepadanya. Di bawah pengelolaannya, toko berkembang pesat.
Pada tahun 1968, dia membeli toko serba ada terbesar di Pasar Baru waktu itu yang bernama “Toko De Zon” (dari bahasa Belanda yang berarti The Sun atau Matahari dalam bahasa Indonesia). Hari pun mengganti namanya menjadi Matahari dan gerai pertama dibuka pada tanggal 24 Oktober 1958 yang menempati gedung dua lantai seluas 150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta.
Tahun 1980-an, Matahari membuka cabang-cabangnya di hampir semua kota besar di Indonesia dan toko tersebut terkenal sebagai toko jaringan ritel terbesar di Indonesia. Pengusaha itu pun pernah terpilih sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Semasa krisis moneter tahun 1997, bisnis Darmawan terkena dampaknya dan menanggung kerugian besar. Akhirnya, bisnisnya dibeli oleh Lippo Group. Dia sendiri kemudian mendirikan perusahaan baru bernama “Pasar Swalayan Hari-Hari”. (BBS)