JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengakui terjadi penurunan alias anjlok jumlah pemudik di jalur udara. Sebaliknya penumpang angkutan laut membludak selama mudik Lebaran 2019.
“Ingin saya sampaikan, sebenarnya memang kita desain agar transportasi laut meningkat tanpa menurunkan jalur udara. Kita ingin laut naik supaya lebih digemari,” kata Budi kepada wartawan di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Tingkat Nasional, Kemenhub, Jakarta, Selasa (4/6).
Hasil evaluasi arus mudik tahun ini, lanjut dia, kemungkinan terdapat shifting atau pergeseran pemudik dari jalur udara ke laut. Selama arus mudik tahun ini, jumlah penumpang pesawat terbang turun sekitar 15 persen dibanding total penumpang pada arus mudik 2018. Penurunan tersebut terjadi secara merata untuk masing-masing maskapai dan rute penerbangan.
Di sisi lain, untuk penumpang kapal laut, terdapat rata-rata kenaikan sekitar 30-40 persen di sejumlah pelabuhan, khususnya di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Tanjung Mas Semarang, dan Tanjung Pinang Kepulauan Riau.
Ia mengatakan, pelabuhan Semarang dan Surabaya mengalami perkembangan signifikan dari sisi jumlah penumpang. Hal itu juga didorong dengan dibukanya program mudik gratis yang diselenggarakan oleh PT Pelni. “Penumpang yang diangkut dari Jakarta ke Jawa Tengah, misalnya, itu bahkan lebih dari 10 ribu per hari. Demikian juga untuk pengangkutan truk dengan kapal laut,” ujar Budi menambahkan.
Kendati arus mudik via jalur udara mengalami penurunan, ia mengklaim secara keseluruhan operasional bandara sejauh ini berlangsung dengan sangat baik. Meskipun diakui terjadi penurunan kegiatan, tambahnya.
Tercatat, jumlah pemudik angkutan udara di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat sejak H-7 hingga H-2 Lebaran turun hingga 27,1 persen dibandingkan periode yang sama 2018. “Sejak 29 Mei hingga 3 Juni 2019, jumlah pemudik yang tiba mencapai 36.887 pemudik, pada periode sama 2018 mencapai 51.024,” kata Humas AP II Bandara Minangkabau Fendrick Sondra, Selasa (4/6).
Penurunan jumlah penumpang, lanjut dia, dipicu kenaikan harga tiket pesawat. Akibatnya, banyak pemudik memilih jalur darat untuk pulang ke kampung halaman. Seiring dengan jumlah pemudik yang turun, jumlah penerbangan di Bandara Minangkabau juga ikut turun dari periode lebaran tahun lalu sebanyak 267 penerbangan menjadi hanya 220 penerbangan tahun ini.
H-2 Lebaran kemarin, jumlah pemudik yang tiba di Bandara Internasional Minangkabau mencapai 5.626 pemudik menggunakan 36 penerbangan. Sejumlah pemudik mengakui tiket Jakarta-Padang untuk kelas ekonomi sepekan menjelang Lebaran menyentuh angka Rp1,6 juta untuk sekali jalan.
Berdasarkan penelusuran pada situs jual beli tiket untuk keberangkatan pada 5 Juni 2019 sudah tidak tersedia penerbangan langsung Jakarta-Padang, sedangkan untuk 6 Juni 2019 harga tiket mulai dari Rp1,5 juta untuk sekali jalan. Saat ini, kapasitas terminal Bandara Minangkabau mencapai 2,7 juta penumpang per tahun. Namun pada 2017, rata-rata jumlah penumpang sudah mencapai empat juta orang.
Penurunan penumpang juga dialami Bandara Depati Amir Pangkal Pinang pada H-3 dan H-2 lebaran turun dibandingkan tahun lalu. Pada H-3 atau Minggu (2/6/2019) jumlah penumpang tercatat 6.179 atau turun dibanding 2018 lalu 7.417 penumpang (-16,6 persen).
Pergerakan pesawat pada H-3 dari tahun lalu 56 kali turun menjadi 42 kali tahun ini. Pada H-2 atau Senin (3/6/2019) penumpang tercatat 5.466, turun dibandingkan 2018 yang mencapai 7.650 orang (-30,37 persen). Pergerakan pesawat pada H-2 dari 54 tahun lalu turun menjadi 36 kali tahun ini.
General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Chuanda mengatakan, salah satu penyebab turunnya jumlah penumpang karena harga tiket yang mahal. Sepinya penumpang juga menyebabkan tidak ada maskapai yang mengajukan exstraflight tahun ini. “Tahun ini tidak ada penerbangan ekstra,” kata Chuanda.
Pemudik Lebaran 2019 melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan pada H-3, atau Senin (3/6/2019) terjadi penurunan hingga 20,2%. “Jumlah penumpang di H-3 lebaran itu turun sekitar 20,2 persen dari periode yang sama di tahun kemarin,” ujar General Manager Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar Wahyudi.
Jumlah penumpang di hari tersebut mencapai 32.113 orang. Atau lebih sedikit dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 40.223 orang penumpang untuk kedatangan dan keberangkatan domestik serta internasional. “Penurunan jumlah penumpang, baik yang akan berangkat, maupun tiba di Makassar ini terjadi lantaran harga tiket yang mahal. Sehingga calon penumpang beralih ke moda transportasi lainnya,”.
Dan untuk pesawat yang beroperasi juga mengalami penurunan sebanyak 14,2 persen dari angka 353 pesawat pada 2018, menjadi 303 pesawat di tahun 2019. Sementara data kargo yang terdata sebanyak 130.625 kilogram pada 2019, atau lebih sedikit dari tahun sebelumnya yang mencapai 286.600 kilogram.
“Semuanya turun, baik jumlah penumpang, penggunaan pesawat maupun data kargo. Yang paling mencolok memang data kargonya karena berada di angka 36 persen lebih,” ucapnya. (NDY)