JAKARTA, bisniswisata.co.id: Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkenalkan sosok kabinet menteri barunya bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin, di Istana Negara Jakarta, Senin (21/10/2019). Sejak pagi hingga kini sudah ada lima sosok yang datang bertemu Kepala Negara.
Dengan menggunakan kemeja putih, Lima sosok calon menteri sejak pukul 09.30 WIB hingga pukul 11.20 WIB, bergantian mendatangi Istana Negara, Jakarta. Empat di antaranya dari kalangan profesional. Mereka adalah ahli hukum tata negara cukup dikenal publik, Mahfud MD. Mahfud bukan orang baru di kabinet. Meski tidak masuk jajaran Kabinet Kerja Jokowi versi pertama, Mahfud pernah duduk di kursi menteri pertahanan saat pemerintahan Gus Dur.
Sosok kedua Bupati Minahasa Selatan Cristiany Euginia Tetty Paruntu. Tokoh Partai Golkar ini dikenal berhasil membangun perekonomian Minahasa Selatan yang terkenal sebagai lumbung pertanian wilayah timur Indonesia.
Juga pendiri transportasi online, Gojek, Nadiem Makarim. Pria 35 tahun ini mengaku dipanggil Presiden Jokowi untuk membantunya di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin periode 2019-2024. Namun Nadiem menolak menyebut kursi apa yang bakal didudukinya.
Kelima pendiri stasiun televisi NET, Wisnutama. Wisnu yang sudah tidak asing lagi di dunia pertelevisian Indonesia, mengaku dipanggil Jokowi, Minggu malam. Namun untuk posisi apa ia dipanggil, Wisnu mengaku belum tahu.
Kalangan profesional lain yang tampak di Istana Negara adalah Erick Thohir. Erick merupakan ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf. Ia merupakan pengusaha sukses yang juga pernah menjadi ketua INASGOC saat pelaksanaan Asian Games di Jakarta, Agustus 2018 lalu. Namun Erick belum memberikan pernyataan.
Lalu siapakah tokoh yang akan hadir ke Istana Negara untuk membicarakan sektor pariwisata dan menjadi menteri pariwisata? Sebelum menteri pariwisata Kabinet Jokowi Jilid 2 terpilih, sejumlah pelaku pariwisata sudah memberikan harapannya tentang sosok ideal menteri pariwisata.
Berikut kriteria ideal menteri pariwisata versi para pelaku pariwisata seperti dilansir laman Kompas, antara lain
#. Mampu bekerja sama dengan pemerintah daerah
Sekretaris Jenderal Asosiasi Maskapai Penerbangan Sipil Nasional (INACA) Tengku Burhanuddin mengatakan menteri pariwisata yang terpilih diharapkan dapat lebih bekerja sama dengan pemerintah daerah yang potensial sebagai destinasi wisata baik lokal maupun mancanegara. Tengku menilai selama ini menteri pariwisata lebih fokus terhadap promosi dan menyalahkan maskapai penerbangan tidak mau terbang.
“Bagaimana mau terbang kalau destinasi belum siap, harus ciptakan destinasi siap contohnya seperti Bali. Jangan selalu minta bandara internasional di mana-mana padahal destinasinya belum siap,” kata Tengku.
Chairman Bali Hotels Association, Ricky Putra mengatakan menteri pariwisata yang ideal memiliki ide terobosan, visi ke depan, dan juga solusi untuk masalah yang ada. “Harapan kita tentu bisa memberikan input dan solusi bersama-sama karena daerah itu juga tak bisa dilepaskan program kerja dari pemerintah pusat,” jelas Ricky sambil berharap Menteri Pariwisata 2019-2024 dapat mengevaluasi kekuatan dan kelemahan masing-masing destinasi, meninjau target wisata Bali, dan program untuk mencapai target tersebut.
“Bagaimana menteri yang ditunjuk, berkoordinasi dengan otoritas Bali untuk betul-betul bekerja sama bahu membahu untuk memberikan hasil yang positif, bagaimana situasi (pariwisata) baik sebelum, sekarang, setelahnya, dan Bali tetap jad idola,” jelasnya.
#. Dapat bekerja sama dengan hotel dan maskapai
Tengku Burhanuddin juga berharap Menteri Pariwisata 2019-2024 dapat berkerja sama dengan hotel dan maskapai dengan baik.
#. Berlatar belakang pariwisata
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) I Nyoman Nuarta mengatakan dirinya berharap ada Menteri Pariwisata baru yang dapat memimpin lebih baik. Ia juga berharap Menteri Pariwisata baru memiliki latar belakang dunia pariwisata dan mampu bekerja sama dengan pemangku kepentingan pariwisata yang ada.
“Karena Menteri Pariwisata sekarang terjebak dengan kebijakan target pariwisata secara kuantitas atau jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia,” jelas Nyoman. Ia menyebutkan seharusnya Menteri Pariwisata paham tentang karakter, adat istiadat, dan budaya destinasi wisata di Indonesia. “Jangan sampai destinasi yang cocok dengan wisatawan Eropa tetapi pada waktu promosi mencari tamu Asia. Itu kan jadi tidak bisa berkelanjutan pariwisatanya,” jelas Nyoman.
#. Mampu mengembangkan MICE
Di industri MICE, Vice Chairman dari Indonesia Convention And Exhibition Bureau, Hosea Andreas Runkat berharap Menteri Pariwsata yang baru tidak hanya paham pariwisata dari segi wisata (leisure), tetapi juga paham dari segi MICE. MICE punya kekuatan bisnis cukup besar di industri pariwisata. Daya beli turis MICE mencapai 1 banding 5 sampai 1 banding 7, jika dibandingkan turis leisure.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesia Congress & Convention Asosiaciation (INCCA) Iqbal Alan Abdullah menilai pada periode lima tahun belakang, industri MICE kurang diperhatikan. Baru satu tahun belakang ketika ada IMF-World Bank Annual Meeting 2018, MICE baru diperhatikan. “Selama ini MICE tidak dilihat sebagai pasar yang strategis. Padahal MICE ini bisa mendatangkan uang besar dalam waktu singkat,” kata Iqbal.
Apalagi, lanjutnya, Indonesia sebenarnya aktif dalam pergaulan luar negeri sehingga sebenarnya dapat menjadi keuntungan dari segi MICE. Iqbal berharap MICE dapat dijadikan ujung tombak pariwisata oleh menteri pariwisata periode 2019-2024. “Kalau perlu jadikan namanya Kementerian Pariwisata dan MICE, atau paling tidak tambahkan MICE dalam struktur organisasi, biar (kebijakan) tegas,” jelas Iqbal.
#. Mampu bekerja sama dengan asosiasi profesi tingkatkan SDM
Ketua Umum DPP Indonesian Hotel General Manager Association, Arya Pering, berharap terjalin hubungan lebih erat antara Kementerian Pariwisata dengan Asosiasi Profesi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan industri pariwisata. “(Idealnya) mau menerima ide ataupun saran, melibatkan asosiasi profesi dalam perencanaan, penerapan, dan menjalankan suatu program,” kata Arya
#. Tegas dalam mengeluarkan kebijakan
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana berharap baik itu menteri lama atau menteri baru di pariwisata, dapat tegas dalam mengeluarkan kebijakan. “Saya mengharapkan kebijakan tidak banyak berubah-ubah, pengusaha atau industri butuh kepastian,” kata pria yang akrab disapa Gus Partha ini. (ndy)