Oleh : Zaynita Gibbons
PADANG, bisniswisata.co.id: Berada di Rumah Gadang yang dibangun di samping Mesjid Baiturahmah di jalan Bypass kota Padang bak berada di Istana Versailles. Diantara gemerlap kota Padang yang modern, sebuah struktur arsitektur tradisional menonjol dengan keanggunannya yang memikat.
Rumah Gadang, simbol khas budaya Minangkabau ini tampil dengan kilau keemasan nan mewah, mengundang 7 Duta Besar dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam ( OKI) untuk mendalami cerita di balik keindahannya yang dilapisi emas, Inilah keanggunan Rumah Gadang Baiturrahmah Padang.
Rumah gadang rasa istana Versailles itu disampaikan Ketua Indonesia Halal Lifestyle Centre Prof Dr H Sapta Nirwandar SE DESS saat peserta acara Internasional Ranah Minang Halal Lifestyle Festival diundang makan malam di lantai atas Rumah Gadang milik keluarga walikota Padang Fadly Amran.
Saya diajak rekan saya Hilda Sabri Sulistyo yang dulu wartawan Bisnis Indonesia dan sekarang pendiri berita online bisniswisata.co.id menghadiri acara Gala Dinner and Culture Showcase diadakan di Rumah Gadang dengan Nuansa emas Sabtu malam 3 Mei 2025
Usai acara konfrensi halal masih ada waktu dua jam sebelum acara gala dinner. Saya mengajak Hilda mampir ke rumah dekat kampus Universitas Baiturrahmah itu karena kami sudah lama tidak jumpa kayaknya sejak saya tinggal di Inggris dan Hilda pernah mengajak saya ke rumah nya di daerah Andara tetanggaan sama artis Raffi Ahmad
Kembali ke Rumah Gadang yang berada di samping Mesjid Baiturahmah, saya sudah tidak asing lagi karena saat 10 malam terakhir Ramadhan 2025 yang lalu kami peserta iktikaf diundang makan sahur di rumah gadang yang indah ini.
Hanya saja saat kami sahur nya di lantai bawah dan baru sabtu malam diajak naik ke lantai atas Rumah Gadang yang ternyata memang terasa berada di Istana Versailles. Palace of Versailles atau Château de Versailles adalah salah satu ikon sejarah dan arsitektur Perancis yang paling terkenal di dunia.
Acara makan malam dihadiri para peserta konfrensi international Ranah Minang Halal Lifestyle Festival ( IRMHLF) 2025 yang menjadi panggung global diplomasi Halal Sumatra Barat.
Duta Besar mewakili negara Organisasi Kerjasama Islam yaitu Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri (Uni Emirat Arab), Sudqi Atallah Abd Alkader Al Omoush (Yordania), Yasser Hasan Farag Elshemy (Mesir), Mohamed Trabelsi (Tunisia), Ramil Rzayev (Azerbaijan), Armin Limo (Bosnia & Herzegovina), Macocha Tembele (Tanzania).
Para Wamen melakukan WMC Talk dengan Gufron, mantan Wamen Kesehatan yaitu Wakil Menteri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Prof. Dr. Bayu Krisnamurti M.S, Prof. Ir Bambang Susantono, MCP, PhD, Prof Dr. Eko Prasodjo,Prof dr. H. Fasli Jalal, Ir. Susilo Siswoutomo, Dr. Rusman Heriawan S.E, M.Si, Prof. Dr. Mahmuddin Yasin, MBA dan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti di panci pak Sapta.
Usai acara makan malam musik dari okestra alat musik klasik yang disebut Talempong mengumandang lagu2 Minang menambah suasana Rumah Gadang seperti di istana Versailles.
Apalagi diikuti dengan modest Fashion show oleh Disainer De’Irma , Adhesuanda, Formal Hautzamel, Emi Arlin dan Frisna dan suasana makin meriah dengan penampilan penyanyi Minang serta Fryda Lucyana, Irjen Kementerian Kebudayaan melantumkan lagu Ayam Den Lapeh usai menyampaikan sambutnya.
Berbicara tentang halal rasanya baru tahun-tahun terakhir naik daun. Selama ini tidak ada yang terlalu peduli dengan Halal apalagi wisata halak ( halal tourism) – karena halal buat orang Indonesia khususnya Muslim itu sudah harga mati.
Duh kalau udah bicara halal sekarang Presiden sudah menunjuk Babe Haikal mengurus tentang Halal ini. Oleh karena itu saya fokus saja ke penyanyi Fryda Lucyana yang menyemarakkan malam.
Rasanya saya pernah jumpa beliau di Eropa karena nama nya cukup akrab tapi pastinya Fryda Lucyana yang dilantik menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebelumnya memang dikenal sebagai seorang penyanyi.
Saat itu saya bekerja sebagai koresponden Antara di Eropa yang berkedudukan di United Kingdom ( UK) sehingga setiap kali ada acara Indonesia di Eropa maka sayapun datang meliputnya.
Acara yang berlangsung hingga pukul 11 malam itu pasti membawa kesana mendalam para Dubes dan juga seluruh undangan yang hadir dan saya merasa beruntung berada dilingkungan teman-teman di Istana Rumah Gadang milik keluarga besar Walikota Padang Fadly Amran.
Beliau pun ber janji akan mengadakan Festival Halal ini di tahun depan tentunya dengan cakupan yang lebih luas yang memang buat orang Minang – halal bukan hal yang asing apalagi dengan adanya pepatah Minang Adat Bersandi Sarak – Sarak bersandi Kitabullah
Beyond Expectation, bisik-bisik para dubes di acara malam itu. Mereka terkesan dengan sajian kuliner khas Padang yang lengkap setelah malam kedatangan sehari sebelumnya mencicipi Satay Padang di sebuah restoran mewah. Kini berada di istana menikmati alat musik Akordeon dan talempong yang menyatu di Rumah gadang rasa Istana Versailles itu.
Rumah Gadang yang dibangun di samping Mesjid Baiturahmah di jalan Bypass kota Padang bak berada di Istana Versailles pada Sabtu malam lalu memainkan lagu Minang seperti Ayam den Lapeh
Kedua alat musik itu menyatu dalam irama yang membuat suasana semakin meriah dalam acara makan malam Internasional Ranah Minang Halal Lifestyle Festival yang dihadiri Duta besar negara OKI itu.
Akordeon merupakan salah satu alat musik daerah Sumatera Selatan. Alat musik ini mirip seperti piano, karena memiliki tuts berwarna hitam dan putih. Namun, sebenarnya piano dan akordeon memiliki cara yang berbeda dalam menggunakannya.
Melansir dari situs Encyclopedia Jakarta, akordeon diciptakan pada 1822 oleh Christian Fried yang berasal dari Jerman. Alat musik ini dipatenkan pada 1829 oleh Cyrill Demian. Secara perlahan, akordeon mulai mendunia, banyak negara yang mulai mengenal alat musik ini, termasuk Indonesia dan khususnya Sumatera Selatan.
Sedangkan talempong adalah seperangkat alat musik tradisional dari Sumatra Barat yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik (alat pukul berbahan kayu). Talempong telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, oleh karena itu talempong sering dimainkan dalam berbagai acara adat.
Dilansir situs Kemendikbud, talempong juga sering dijadikan panduan tempo dari musik yang sedang dimainkan. Pada umumnya, talempong dimainkan bersama alat musik tradisional Sumatra Barat lainnya, seperti gendang, saluang, dan serunai.