HALAL INTERNATIONAL KOMUNITAS LIFESTYLE NEWS

Mengapa Keuangan Islam Begitu Populer di Barat?

NEW YORK, bisniswisata.co.id: Keuangan Islam adalah sistem intermediasi keuangan yang konsisten dengan prinsip syariah, atau hukum Islam.  Pada intinya, keuangan Islam melarang pengisian atau pembayaran bunga, yang dianggap riba (riba) dan haram (dilarang) menurut hukum Islam. 

Dilansir dari halaltines.com, Sebaliknya, keuangan Islam promosikan prinsip pembagian risiko, di mana keuntungan dan kerugian dibagi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan. Prinsip keuangan Islam lainnya termasuk larangan investasi spekulatif (gharar), promosi keadilan sosial dan investasi etis, dan penggunaan aset riil sebagai jaminan.

Dalam praktiknya, keuangan Islam mengambil beberapa bentuk, termasuk Murabahah (pembiayaan biaya plus), ijarah (sewa), Mudharaba (bagi hasil), dan Sukuk (obligasi Islam).  Instrumen keuangan ini dirancang untuk menyelaraskan kepentingan pemberi pinjaman dan peminjam dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.

Penjelasan tentang semakin populernya keuangan Islam di Barat:

 Keuangan Islam semakin populer di Barat dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa alasan.  Pertama, populasi Muslim global diproyeksikan akan terus tumbuh dalam beberapa dekade mendatang, dan ada peningkatan permintaan akan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam.  

Selain itu, karena semakin banyak orang di Barat menjadi sadar akan perlunya investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan etis, prinsip-prinsip keuangan Islam, yang melarang investasi di industri tertentu seperti tembakau dan alkohol, dan mendorong investasi di sektor seperti kesehatan dan pendidikan menjadi semakin menarik.

Selain itu, krisis keuangan global tahun 2008 telah menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem keuangan konvensional dan meningkatnya minat terhadap bentuk keuangan alternatif seperti keuangan Islam.  Ketertarikan ini semakin didorong oleh keberhasilan keuangan Islam di negara-negara seperti Malaysia dan UEA.

Untuk alasan ini, popularitas keuangan Islam terus meningkat di Barat, dengan semakin banyak bisnis, investor, dan lembaga keuangan mencari cara untuk berpartisipasi di pasar ini.

Memahami prinsip-prinsip keuangan Islam

Larangan bunga (riba): Salah satu prinsip dasar keuangan Islam adalah larangan bunga atau riba.  Menurut hukum Islam, memungut atau membayar bunga pinjaman dianggap riba dan haram.  

Larangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa uang tidak boleh digunakan sebagai komoditas yang diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan, karena tidak memiliki nilai intrinsiknya sendiri.  

Sebaliknya, keuangan Islam mempromosikan prinsip pembagian risiko, di mana keuntungan dan kerugian dibagi antara pemberi pinjaman dan peminjam.

Prinsip pembagian risiko: 

Keuangan Islam dibangun di atas prinsip pembagian risiko, di mana pemberi pinjaman dan peminjaman berbagi risiko transaksi keuangan. 

Prinsip ini tercermin dalam penggunaan struktur profit and loss sharing (PLS), seperti Mudharaba dan musyarakah, di mana pemberi pinjaman menyediakan modal dan kesepakatan mengelola proyek, dan keuntungan dibagi menurut nisbah yang telah disepakati sebelumnya, tetapi kerugian apapun hanya ditanggung oleh pemberi modal.

Larangan investasi spekulatif (gharar): 

Keuangan Islam melarang investasi spekulatif, atau gharar, yang merupakan unsur penipuan atau penipuan dalam transaksi keuangan.  Misalnya, kontrak yang melibatkan gugatan atau pencurian berlebihan, seperti derivatif, opsi, dan short selling, tidak diperbolehkan dalam keuangan Islam. 

Prinsip ini bertujuan untuk melindungi hak semua pihak yang terlibat dalam transaksi dan mendorong stabilitas dan keadilan dalam sistem keuangan.

Pemerintah dan bisnis Barat juga mengakui potensi manfaat keuangan Islam, termasuk akses ke pasar baru, pelanggan, dan modal.  Akibatnya, beberapa negara Barat telah mengambil langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keuangan Islam, seperti dengan menerbitkan Sukuk dan mengembangkan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan syariah.

Promosi keadilan sosial dan investasi etis:

Keuangan Islam mempromosikan prinsip-prinsip keadilan sosial dan investasi etis.  Hal ini tercermin dari penekanannya pada ekonomi riil, yang terfokus pada aset berwujud, dan pelarangan investasi di industri tertentu, seperti tembakau dan alkohol, yang dianggap merugikan masyarakat.  

Selain itu, keuangan Islam juga mendorong investasi di sektor-sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, yang mendorong pembangunan sosial dan ekonomi.

Semua prinsip keuangan Islam ini merupakan komponen penting dari etika, karena tidak hanya mengatur aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial dan moral.

Manfaat keuangan Islam untuk negara dan bisnis Barat:

Alternatif yang menarik bagi keuangan konvensional bagi Muslim dan non-Muslim: Keuangan Islam dapat menjadi alternatif yang menarik bagi keuangan konvensional baik bagi Muslim maupun non-Muslim, karena didasarkan pada prinsip keadilan, transparansi, dan pembagian risiko.  

Ini sangat menarik bagi mereka yang mencari sistem keuangan yang sejalan dengan nilai dan keyakinan mereka, dan bagi mereka yang mencari alternatif dari sistem keuangan konvensional yang telah terpengaruh oleh krisis keuangan global.

Menyediakan akses ke pasar dan pelanggan baru: Keuangan Islam menyediakan akses ke pasar dan pelanggan baru, khususnya di populasi Muslim yang berkembang pesat.  

Karena populasi Muslim global diproyeksikan akan terus tumbuh, ini menghadirkan peluang yang signifikan bagi bisnis dan lembaga keuangan untuk memasuki pasar ini.  Selain itu, keuangan Islam juga dapat membantu menarik pelanggan non-Muslim yang mencari sistem keuangan yang lebih etis dan bertanggung jawab secara sosial.

Mendorong pembangunan ekonomi dan sosial: keuangan Islam mempromosikan prinsip-prinsip pembangunan ekonomi dan sosial, karena mendorong investasi di sektor-sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.  

Selain itu, penggunaan aset riil sebagai agunan, dan larangan investasi spekulatif dan industri tertentu, mendorong stabilitas dan keadilan dalam sistem keuangan dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara secara keseluruhan.

Mendorong transparansi dan akuntabilitas: keuangan Islam mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam transaksi keuangan.  Misalnya, prinsip pembagian risiko, dan larangan investasi spekulatif, mendorong tingkat transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi, karena semua pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan diharuskan berbagi risiko dan dimintai pertanggungjawaban atas kerugian apa pun.  

Selain itu, penggunaan aset riil sebagai agunan, dan larangan investasi spekulatif dan industri tertentu, meningkatkan stabilitas dan keadilan dalam sistem keuangan dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara secara keseluruhan.

Semua manfaat ini menjadikan keuangan Islam sebagai alternatif yang menarik bagi negara dan bisnis barat, karena tidak hanya menghasilkan pasar baru tetapi juga berkontribusi pada masyarakat dan sisi etisnya.

Munculnya keuangan Islam di Barat

Tinjauan tentang pasar keuangan Islam di Barat saat ini: Keuangan Islam semakin populer di Barat dalam beberapa tahun terakhir, dengan pasar keuangan Islam di Barat diperkirakan bernilai sekitar $20 miliar.  

Pasar ini masih relatif kecil dibandingkan dengan pasar keuangan Islam global yang diperkirakan bernilai sekitar $2 triliun.  Namun, pasar keuangan Islam di Barat diproyeksikan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang, karena semakin banyak negara dan bisnis Barat mengadopsi keuangan Islam.

Contoh negara dan bisnis Barat yang telah mengadopsi keuangan Islam: Beberapa negara dan bisnis Barat telah mengadopsi keuangan Islam dalam beberapa tahun terakhir.  Misalnya, Inggris berada di garis depan pengembangan keuangan Islam di Barat, dengan London dipuji sebagai “pusat Barat” untuk keuangan Islam.  

Pemerintah Inggris juga telah menerbitkan Sukuk, dan beberapa bank dan lembaga keuangan Inggris telah mengembangkan produk dan layanan keuangan yang sesuai syariah.  Negara-negara Barat lainnya seperti AS, Prancis, dan Jerman, juga telah mengembangkan pasar keuangan syariah, sementara Luksemburg dan Irlandia juga aktif menggarapnya.

Selain pemerintah, banyak perusahaan dan lembaga keuangan berbasis barat telah mulai menawarkan produk dan layanan keuangan Islam, untuk memasuki pasar yang berkembang.

Tantangan yang dihadapi pertumbuhan keuangan Islam di Barat: Meskipun semakin populernya keuangan Islam di Barat, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi pertumbuhannya.  Salah satu tantangan utamanya adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang keuangan Islam di kalangan pembuat kebijakan Barat, regulator, dan masyarakat umum. 

Selain itu, ada juga tantangan peraturan dan hukum, karena undang-undang dan peraturan yang mengatur keuangan Islam bervariasi dari satu negara ke negara lain, sehingga menyulitkan bisnis dan lembaga keuangan untuk mengembangkan dan menawarkan produk dan layanan yang sesuai dengan syariah.

Tantangan lain adalah kurangnya standarisasi, termasuk kurangnya standarisasi dalam interpretasi hukum syariah, yang dapat mempersulit bisnis dan lembaga keuangan untuk mengembangkan dan menawarkan produk dan layanan yang sesuai syariah.

Terakhir, ada juga kekurangan profesional berkualitas dengan keahlian di bidang keuangan Islam, yang dapat mempersulit bisnis dan lembaga keuangan untuk mengembangkan dan menawarkan produk dan layanan yang sesuai syariah.

Terlepas dari tantangan ini, pasar keuangan Islam di Barat diproyeksikan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang karena semakin banyak negara dan bisnis Barat mengadopsi keuangan Islam.

Kesimpulan

Rangkuman poin-poin utama: Keuangan Islam adalah sistem intermediasi keuangan yang sejalan dengan prinsip-prinsip syariah, atau hukum Islam.  Pada intinya, keuangan Islam melarang pengisian atau pembayaran bunga, yang dianggap riba (riba) dan haram (dilarang) menurut hukum Islam.  

Sebaliknya, keuangan Islam promosikan prinsip pembagian risiko, di mana keuntungan dan kerugian dibagi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan.  Prinsip keuangan Islam lainnya termasuk larangan investasi spekulatif (gharar), promosi keadilan sosial dan investasi etis, dan penggunaan aset riil sebagai jaminan.

Populasi Muslim global diproyeksikan akan terus tumbuh dalam beberapa dekade mendatang, dan ada peningkatan permintaan akan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam.  

Selain itu, karena semakin banyak orang di Barat yang sadar akan perlunya investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan etis, prinsip-prinsip keuangan Islam menjadi semakin menarik. Pemerintah dan bisnis Barat juga mengakui potensi manfaat keuangan Islam, termasuk akses ke pasar baru, pelanggan, dan modal.

Namun, pertumbuhan keuangan Islam di Barat masih menghadapi beberapa tantangan seperti kurangnya pemahaman dan kesadaran, standarisasi yang kurang, dan kurangnya profesional yang berkualitas.

Prospek masa depan keuangan Islam di Barat: Terlepas dari tantangan ini, pasar keuangan Islam di Barat diproyeksikan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.  Karena semakin banyak negara dan bisnis Barat mengadopsi keuangan Islam, dan karena populasi Muslim global terus tumbuh, permintaan akan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan syariah juga diperkirakan akan meningkat.

Selain itu, karena semakin banyak orang di Barat menjadi sadar akan perlunya investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan etis, prinsip-prinsip keuangan Islam akan terus menjadi lebih menarik bagi investor yang lebih luas.

Masa depan terlihat positif untuk keuangan Islam di Barat karena semakin banyak negara dan bisnis yang mengadopsinya sebagai alternatif etis dari keuangan konvensional.  

Meningkatnya permintaan akan produk dan layanan keuangan syariah di tahun-tahun mendatang akan membantu pertumbuhan pasar, dan diharapkan ukuran pasar akan mencapai ukuran yang signifikan dalam beberapa dekade mendatang. 

Namun, penting untuk mengatasi tantangan yang ada dan menemukan cara untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik, standardisasi, dan profesional yang berkualitas.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)