ART & CULTURE LAPORAN PERJALANAN NEWS

Menelusuri Jalur Sutra 2

William Satriaputra dan istri Emma Rodini di komplek Makam Imam Bukhari. ( foto: dok. pribadi) 

William Satriaputra, Ketua Forum Komunikasi Alumni ( FKA) ESQ wilayah Eropa dan Afrika yang juga eksekutif INNIO Groups menuliskan perjalanan wisata religinya Menelusuri Jalur Sutra. Berikut laporan perjalanannya bagian kedua.

Rasanya tidak lengkap kalau kita tidak mengunjungi alun alun kota Samarkand,  tempat orang ramai berkumpul. Berbagai kegiatan dan acara diadakan di Registan Square seperti sesi foto pernikahan, sunatan, tari tarian tradisional, sholat Idul Fitri, Idul Adha dan lainnya.

Ada tiga madrasah yang dibangun disini adalah akademi bagi ulama Muslim sejak abad pertengahan. Madrasah Ulugh Beg, madrasah tertua, dibangun pada 1417-1420, kemudian Madrasah Sher Dor (1619-1636) dan yang termuda, Madrasah Tillya Kori (1646-1660).

Gerbang nan megah dengan jendela-jendela melengkung di tiga Madrasah ini menghadap ke alun-alun. Sudut-sudutnya diapit menara-menara tinggi dengan bentuk proporsional. Panel mosaik di atas lengkungan pintu masuk dihiasi dengan ornamen berbentuk geometris. 

Halaman dalamnya berbentuk persegi terdiri dari sebuah masjid dan ruang-ruang kuliah yang dibatasi dengan kamar-kamar asrama tempat para murid tinggal. Awal mulanya, Madrasah Ulugh Beg adalah sebuah bangunan bertingkat dua dengan empat ruang kuliah di setiap sudutnya. Madrasah ini menjadi salah satu universitas Islam terbaik di abad XV.

Seperti kebanyakan pintu gerbang pada bangunan berarsitektur Islam, di setiap pintu gerbang Madrasah akan terlihat sebuah serambi bertingkat dua yang berada di bagian halaman dan terhubung dengan ruang-ruang kelas yang berjumlah 50 ruangan. Ruangan kelas ini berdekatan dengan bangunan masjid emas yang terdapat di dalam kompleks Madrasah Ulugh Beg.

Sebuah ruang berkubah menempati empat penjuru bangunan utama masjid yang dilapisi emas 37 kg, mengapit lorong masjid yang mengarah ke barat. Ruang kelas dan bangunan masjid ini dibatasi oleh ruang asrama, tempat tinggal para siswa.

Bagian dinding luar bangunan yang terdapat di kompleks Madrasah berhiaskan aneka ragam mosaik dan marmer. Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi tertua, Madrasah Ulugh Beg telah melahirkan sejumlah ilmuwan Muslim hebat pada zamannya.

Salah satunya adalah Abdurakhman Djami, seorang penyair, ilmuwan, sekaligus filsuf terkemuka. Bahkan Emir Ulugh Beg, sang penggagas berdirinya madrasah ini pun pernah mengajar di sana.

God is my judge

Tuhan adalah penentu saya, inilah kalimat yang menjadi arti nama nabi Daniel yang makamnya terdapat di Samarkand. Nabi Daniel dihormati oleh agama Islam, Kristen dan Yahudi. Dalam agama Yahudi beliau termasuk 4 nabi besar yang bukunya masuk dalam perjanjian lama. 

Nabi Daniel lahir di Yerusalem yang hidup pada tahun 620 SM hingga 538 SM dari keturunan nabi Daud dan nabi Sulaiman. Kisah kehidupannya tidak diceritakan dalam Al-Quran tetapi namanya dikenal saat penaklukan Iskandariyah pada masa Khalifah Umar bin Khatab.

Setelah Nabi Musa wafat, Nabi Daniel menyeru kebaikan kepada umatnya. Namun ia di dustakan oleh kaumnya sehingga ditangkap dan diadili oleh raja Nebukadnezar yang memberikannya pada singa- singa lapar.

Pertolongan Tuhan memang tidak pernah terlambat singa – singa buas tersebut menjadi jinak. Nabi Daniel hidup bersama mereka sampai seseorang bernama Armiya diutus untuk membebaskannya. Panjang makam sekitar 17 m karena bagian tubuhnya (lengan) yang dibawa Emir Timur dan dikuburkan di Samarkand setiap tahunnya tumbuh 1 cm. 

Komplek makam Nabi Daniel yang kisah kehidupannya tidak diceritakan dalam Al-Quran tetapi namanya dikenal saat penaklukan Iskandariyah pada masa Khalifah Umar bin Khatab.

Kata-kata bijak Orang diciptakan untuk Agama bukan agama diciptakan untuk orang No man was created for religion, but religion for man  adalah kata-kata yang disampaikan oleh Sayid Ahmad sayid jallaluddin atau juga dikenal dengan nama Mahdumi Azam.

Siapa Imam Mahdumi Azam? Beliau dilahirkan tahun 1461 di kota Kasan di lembah Fergana Uzbekhistan. Beliau keturunan Nabi Muhammad SAW dan Theolog dan pemimpin sufi terkenal Burkhanudin Kilich.

Informasi tentang ini bersumber dari  “Djomeul-makomat”, “Ravoyihul-kuds”, “Tuhfatul-zoirin” Nasir ad-din ibn amir Muzaffar, “Tazkirai Azizon”, “Hidoyatnam”.

Waktu masih remaja Mahdumi Azam sekolah di madrasah terkenal di Tashkent dan menjadi murid Khoja Ahrar, seorang tokoh terkemuka di  Asia Tengah dan pengikut Naqsabandi. Setelah sang guru meninggal beliau menjadi murid Maulan Muhammad Qazi tokoh Naqsabandi hingga akhirnya dia juga menjadi mentor Naqsabandi.

Mahdumi Azam tiba di Kashgar tahun 1533. Beliau penulis “Tazkerei Khodzhagan” beliau sangat dihormati dan mendapat lahan yang luas dari penguasa penguasa Kashgar dan meninggal di Samarkand tahun 1542.

Banyak orang terkenal termasuk penguasa saat itu yang menganggap Mahdumi Azam sebagai guru spiritual mereka. Termasuk keturunan Amir Timur seorang pujangga dan penguasa Zahiriddin Muhammad Babur. 

Atas inisiatif pimpinan militer Janibek Sultan, beliau pindah ke  lembah Mienkal – 12 km dari Samarkand di Dagbit (Distrik Akdarya) dan tinggal disini sampai meninggal tahun 1542. Wisarawan yang datang masih bisa menyaksikan rumahnya yang luas (lebih dari 20 ha) ditanami pohon dan tanaman yang hidup hingga saat ini.

Mahdumi Azam menulis lebih dari 30 buku dalam bahasa Persia-teknik dalam bidang filosofi, geologi dan hukum. Beberapa iantaranya terangkum dan diberi nama “Majmua ar-Rasoil.

Sang Pencerah 

Salah satu tujuan kami ke Uzbekistan adalah ziarah ke makam Imam Bukhari yang letaknya sekitar 25 km dari kota Samarkand. Dia dijukuki Sang Pencerah dari Uzbekistan (Amirul Mukminin fil Hadits). Alhamdulillahdi pagi yang berkabut dan hujan rintik rintik rombongan kami tiba ditempat tujuan.

Nama Presiden Soekarno dari Indonesia begitu dikenal oleh para imam dan penjaga makam disini dan ini berkaitan dengan kisah ditemukannya makam Imam Bukhari, seorang perawi nabi yang sangat termasyur di kalangan umat Islam.

Nampak keistimewaan diberikan kepada orang Indonesia yang ingin ziarah sehingga boleh masuk ke makam Imam Bukhari dibawah lantai. Termasuk kami, alhamdulillah diperbolehkan masuk untuk berdoa dan menyaksikan dari dekat makamnya dan bahkan menyentuhnya.

Komplek makam Imam Bukhari yang banyak dikunjungi wisatawan Indonesia

Peran Soekarno di balik penemuan makam Imam Bukhari di Uzbekistan yang merupakan negara di Asia Tengah pecahan Uni Soviet. Sejarah Soekarno dengan bangsa Uzbekistan dimulai ketika paska Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. 

Pemerintah Soviet mengundang Soekarno untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow. Saat itu, Soekarno sadar sebagai Presiden Indonesia yang dianggap sebagai pemimpin negara-negara non blok harus bersikap netral terhadap blok timur maupun blok barat.

Pada sisi lain, Soekarno menyadari bahwa Indonesia butuh dukungan Soviet untuk melegitimasi eksistensi negara-negara non blok dan kesepakatan yang telah dicapai di Konfrensi Asia Afrika. Situasi itu disiasati dengan sangat cerdas oleh Soekarno. 

Dia mau datang memenuhi undangan Pemerintah Soviet dengan meminta dicarikan atau ditemukan makam Imam Bukhari seorang perawi Nabi Muhammad SAW yang amat termasyhur itu karena Soekarno ingin menziarahinya.

Menjelang kedatangan Soekarno pada tahun 1956, kondisi makam tidak terawat dengan baik dan berada di semak belukar. Akhirnya pemerintah Soviet membersihkan dan memugar makam tersebut untuk menyambut kedatangan Soekarno.

Imam Bukhari lahir di kota Bukhara tanggal 21Juli 810 dan wafat di Samarkand tanggal 1 September 870. Dalam sebuah riwayat yang ditulis dalam kitab Karāmātul Auliyā, Syekh Hibatullah menceritakan bahwa Imam Bukhari saat kecil kedua matanya tidak dapat melihat karena buta.

Karena kejadian itu, ibu Imam Bukhari selalu menangis dan berdoa untuk kesehatan putranya. Inilah salah satu kelebihan ibu Imam Bukhari. Ketulusan doa seorang ibu itu memang tidak ada duanya dan dikabulkan Allah SWT

Selain Imam Bukhari, beberapa ulama yang lahir di Bukhara adalah Abdul Rahim bin Ahmad al-Bukhari dan Abu Hafs al-Bukhari. Imam Bukhari lahir dengan lingkungan yang memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu. 

Sejak kecil, Imam Bukhari sudah menunjukkan bakat-bakat kecerdasan. Ketajaman ingatan dan hafalannya melebihi anak-anak seusianya. Saat berusia 10 tahun, Imam Bukhari berguru kepada ad-Dakhili, seorang ulama ahli hadis. 

Sang Imam tidak pernah absen belajar hadis dari gurunya itu. Setahun kemudian ia mulai menghafal hadis Nabi SAW. Saat itu ia sudah ditunjuk untuk mengoreksi beberapa kesalahan penghafalan matan maupun rawi dalam sebuah hadis yang diucapkan gurunya. 

Pada usia 16 tahun ia sudah mengkhatamkan hafalan hadis-hadis di dalam kitab karangan Waki al-Jarrah dan Ibnu Mubarak. Imam Bukhari tak berhenti hanya belajar pada satu guru saja. Siapa pun jika dipandang memiliki kapasitas dalam sebuah hadis akan dijadikan guru meski orang tersebut adalah temannya sendiri.

Imam Bukhari disebut memiliki lebih dari seribu guru. Ia sendiri pernah berujar bahwa kitab fenomenalnya, Jami’as as-Sahih, dikumpulkan dari menemui lebih dari 1.080 guru pakar hadis.

Pengarang Fathur Bari, sebuah kitab yang mensyarah Sahih Bukhari, Ibnu Hajar al-Asqalani mengungkapkan, guru-guru Imam Bukhari bisa dibagi menjadi lima tingkatan. Mulai dari para tabiin hingga kawan-kawan seangkatan yang bersama-sama menimba ilmu hadis.

Dia juga dikenal sangat objektif dalam memberi penilaian terhadap para gurunya itu. Penilaian ini dimaksudkan untuk menentukan dapat diterima atau tidak sebuah hadis yang ia dapatkan.Imam Bukhari terkenal gigih dalam memburu sebuah hadis. Jika ia mendengar sebuah hadis, maka ia ingin mendapat keterangan tentang hadis itu secara lengkap.

Bukhari harus bertemu sendiri dengan orang yang meriwayatkan hadis tersebut. Dalam mengumpulkan hadis-hadis itu, Imam Bukhari melanglang buana mulai daerah Syam, Mesir, Aljazair, Basra, menetap di Makkah dan Madinah selama enam tahun, Kufah, dan Baghdad. Tak jarang beliau bolak-balik ke tempat tersebut karena mendapati keterangan baru atau hadis baru.

Perjalanan panjang itu akhirnya membuat sang Imam dapat mengumpulkan sedikitnya 600 ribu hadis. Dari angka tersebut, 300 ribu di antaranya dihafal. Hadis-hadis yang dihafal itu terdiri dari 200 ribu hadis tidak sahih dan 100 ribu hadis sahih.

Jumlah yang banyak itu tidak lantas dimasukkan semua dalam Sahih Bukhari. Dari 100 ribu hadis yang  sahih, ia hanya mencantumkan 7.275 hadis dalam kitab tersebut. Jumlah ini diseleksi dengan metode yang sangat ketat. Karena itu, tak mengherankan jika para ulama menempatkan Sahih Bukhari sebagai kitab pertama dalam urutan kitab-kitab hadis yang muktabar.                                   ( bersambung)

 

                     ********

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)