NASIONAL

Megawati: Hidupkan Jalur Rempah Jadi Daya Tarik Wisata

JAKARTA, bisniswisata.co.id: China memiliki jalur sutra yang namanya sudah mendunia, sehingga menjadi daya tarik pariwisata di negeri Panda. Kini Jalur Sutra dihidupkan lagi dengan One Belt One Road (OBOR), yang bertujuan untuk menggairahkan kunjungan wisatawan ke Tiongkok. Bagaimana dengan Indonesia?

“Sebenarnya Indonesia juga punya, namanya Jalur Rempah. Nah ini perlu digali, perlu dibangkitkan lagi. Saya mengharapkan menteri Pariwisata, Pak Wishnu perlu mengali dan menghidupkan kembali, sehingga menjadi daya tarik pariwisata Indonesia yang dampaknya meningkatkan kunjungan wisatawan,” papar Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada acara penyerahan penghargaan Trisakti Tourism Award 2019 di Grand Sahid Hotel Jakarta, Ahad (22/12/2019) malam.

Presiden RI ke – 5 melanjutkan nusantara ini pernah berjaya bahkan berkiprah di dunia, apalagi keindahan Indonesia sangat luar biasa. “Saya teringat ucapan sang Ayah, Soekarno yang menyebut Indonesia negara kaya raya. Kenapa kita dijajah, karena penjajah sangat senang di sini,” lontarnya.

Untuk itu Megawati mengingatkan akan pentingnya Indonesia memiliki ciri khas wisata dan budaya. “Karena seperti orang Jepang sekarang ini, ketika saya ke Jepang, teman saya mengatakan rakyatnya itu digerakkan, mengapa banyak yang ke Jepang, karena kekuatan keindahannya digerakkan bukan oleh dari mereka yang, mohon maaf, biro-biro tourism saja, tapi juga oleh rakyat Jepang sendiri,” ujar Megawati.

Megawati mengharapkan agar sektor pariwisata semestinya tidak hanya digerakkan pemerintah, melainkan juga masyarakat sebagaimana di Jepang. Dicontohkan, makanan yang disajikan Jepang, seperti tempura dibuat dari bahan-bahan sendiri yang diambil dari hutan atau diproduksi sendiri. “Pak Wishnutama, saya titip, tolong gerakkan masyarakat itu, untuk mereka tahu daerahnya itu punya potensi besar untuk destinasi pariwisata,” kata dia.

Menyinggung soal budaya, puteri mantan Presiden pertama Ir. Soekarno menilai Indonesia harus memperhatikan untuk mematenkan warisan budaya Indonesia. Mengingat, orang asing lebih tertarik belajar gamelan ketimbang pemuda-pemudi dalam negeri. “Saya sudah bicara dengan Pak Laoly (Menkumham Yasonna Laoly), ayo sosialisasikan, betapa pentingnya kita patenkan hasil budaya seni kita. Kalau tidak, betapa prihatinnya saya, orang asing sekarang, bukan saya anti-asing, tidak tapi saya menjaga kelestarian budaya dan kesenian yang namanya rakyat Indonesia,” ungkapnya

Kenapa? Karena mereka, umpamanya, orang asing sekarang, selain menggemari gamelan, banyak mereka jadi pesinden. Mana anak-anak kita? Hanya beberapa yang belajar. “Jadi masalah paten menjadi penting. Jika tidak, hak kekayaan intelektual (HAKI) seseorang akan dicomot begitu saja oleh pihak lain,” sambungnya.

Masalah paten, sambung Megawati, karena kalau bicara dengan UMKM, koperasi, mereka katakan “ibu, untuk buat paten mahal sekali”. Tapi saya jawab, “kamu lebih baik bayar mahal tetapi hasilmu tidak diambil orang. Kalau diambil, kerugian kamu makin besar”,” jelasnya.

Penggagas Trisakti Tourism Award, Wiryanti Sukamdani, menjelaskan pemberian penghargaan Trisakti Tourism Award 2019 ini, untuk mendorong kemajuan industri pariwisata Indonesia, terutama di daerah-daerah. “Indonesia adalah mutiara khatulistiwa yang wajib kita kelola dan dijaga sebaik-baiknya. Kita tidak boleh meninabobokan atas sumber daya alam yang melimpah karena pariwisata Indonesia sebagai salah satu ujung tombak pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya

Melalui Trisakti Tourism Awards, ia mengharapkan para kepala daerah semakin terpacu dan bekerja keras membangun destinasi dan industri pariwisatanya. “Kita harus bergerak cepat, pariwisata harus menjadi motor penggerak devisa dan memberikan ‘multiplier effect’ yang mendorong perekonomian kita lebih tinggi,” ujarnya.

Mantan Ketua Umum PHRI optimistis pariwisata juga dapat menyejahterakan masyarakat, menghapus kemiskinan, memajukan budaya, dan melestarikan alam lingkungan. Ketua Dewan Juri Trisakti Award Sapta Nirwandar menyatakan pemenang didapat dari 60 lebih kabupaten/lkota yang mendaftar sebagai peserta.

Trisakti Tourism Award ini diharapkan diselenggarakan setahun sekali sehingga industri pariwisata di daerah semakin tergerak mambangkitkan pariwisata di daerahnya masing-masing. “Untuk saat ini penghargaan itu terbagi dalam lima kategori, yakni wisata bahari, wisata alam, wisata petualangan, wisata sejarah dan budaya, serta wisata kuliner dan belanja. Ke depannya bisa bertambah jumlah kategori hal ini tergantung dengan kondisi yang ada,” tambahnya.

Sementara Ketua Dewan Juri Trisakti Award Sapta Nirwandar menyatakan pemenang didapat dari 60 lebih kabupaten/lkota yang mendaftar sebagai peserta. Pemenang Trisakti Award 2019 untuk kategori wisata bahari, juara pertama Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, diikuti Kabupaten Sumbawa, NTB, dan Kabupaten Belitung, Babel.

Juara satu kategori ekowisata diraih Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur diikuti Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta, dan Kota Batu, Jawa Timur. Kategori wisata warisan budaya dan sejarah diraih Kabupaten Tabanan, Bali, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTB, dan Kabupaten Payakumbuh, Sumatera Barat.

Kategori wisata kuliner dan belanja diraih Kota Semarang, Jawa Tengah, Kota Surakarta, Jawa Tengah, dan Kota Medan, Sumatera Utara. Penghargaan khusus diraih Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, dan Provinsi Sumatera Selatan.

Hadir dalam acara itu, Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan sejumlah pejabat lainnya, di antaranya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio , Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Sejumlah daerah yang mendapat Trisakti Tourism Award. Mereka adalah:

A. Penghargaan khusus bidang petualangan: Provinsi Sumatera Selatan

B. Penghargaan khusus bidang bahari: Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

C. Warisan budaya dan sejarah:
1. Tabanan
2. Sumba Barat Daya
3. Payakumbuh

D. Wisata kuliner dan belanja
1. Semarang
2. Surakarta
3. Medan

E. Wisata bahari
1. Raja Ampat
2. Sumbawa
3. Belitung

F. Ekowisata
1. Banyuwangi
2. Kulonprogo
3. Batu (end)

Endy Poerwanto