ART & CULTURE

Marak, 10.000 Orang Menari Jepin demi Hari Jadi Pontianak

PONTIANAK, bisniswisata.co.id: Jepin, Japin atau Zapin, seni tari dan lagu memang sudah melekat kuat di kalangan masyarakat Pontianak Kalimantan Barat. . Awalnya, seni ini menjadi alat dakwah para saudagar dari Hadramaut Yaman, yang menyebarkan Islam di Nusantara pada abad ke-13 Masehi. Sarana syiar agama itu, lantas berkembang luas sebagai kreasi seni penuh variasi.

Saat Hari Jadi Kota Pontianak ke-248, Tarian Jepin ditonjolkan. Bukan ditarikan oleh para penari asli Jepin, apalagi penari profesional namun sang penari adalah para pejabat, aparatur sipil negara (ASN), pelajar, anggota TNI Polri sampai masyarakat umum.

Dengan pakaian khas Melayu Pontianak: telok belanga dan baju kurung dipadu topi khas Pontianak, lebih dari 10.000 orang berbaur untuk menari Jepin bersama sekaligus memecahkan rekor MURI sebagai penari japin terbanyak. Para penari Jepin ini melakukan atraksi menari di ruas Jalan Rahadi Usman depan Kantor Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (23/10/2019).

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengaku terharu dan bangga atas kehadiran seluruh peserta puncak peringatan Hari Jadi Kota Pontianak ke-248. “Semuanya semangat, sejak subuh sudah berdandan dan hahkan sudah mempersiapkan segala aksesorisnya sejak sebulan lalu. Saya bangga dan terharu,” kata Edi.

Menurut laporan yang diterimanya, orang nomor satu di Kota Pontianak ini menyebut, para perajin atau penjahit dan perias wajah akhir-akhir ini menerima pesanan membludak. Mulai dari pakaian telok belanga dan baju kurung, kain corak insang, tanjak hingga perias wajah. Semua masyarakat Pontianak merayakan Hari Jadi Kota Pontianak.

“Mudah-mudahan dengan momen peringatan Hari Jadi Kota Pontianak ini menjadikan seluruh masyarakat Kota Pontianak merasa bangga dan bisa bermanfaat bagi kesejahteraan penduduk kota Pontianak, juga melestarikan tari Jepin,” tutur Edi seperti diunduh laman Kompas, Kamis (24/10/2019).

Sebenarnya, salah satu kantong tari Jepin ada di kawasan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, sekitar empat jam dari Pontianak. ”Di Tebas-lah catatan sejarah menyatakan awal mulanya tari Jepin dipentaskan tahun 1928,” kata Juhermi Tahir, seniman tari Melayu.

Sebagaimana di daerah lain, tarian Jepin di kota ini juga bertumpu pada gerak kaki. Diawali dan ditutup salam pembuka, seluruh pentas menampilkan gerak kaki yang diulang-ulang. Dua kaki penari melangkah maju-mundur, ke samping kanan-kiri, kadang juga memutar.

Tarian ini diiringi alat musik gambus, perkusi, dan marwas. Lagu yang didendangkan dalam musik pengiring berupa pantun yang mengangkat kehidupan sehari-hari. Lirik itu diselipi nilai-nilai ajaran Islam.

Ini adalah corak Jepin asli atau tradisi. Seni ini kemudian meluas lewat Sungai Kapuas dan Sungai Kubu dan ”dihanyutkan” hingga ke desa-desa pedalaman. Penyebaran ini membuka kemungkinan pengembangan variasi Jepin yang berbeda dari corak tradisi.

Meski berangkat dari pakem yang sama, yaitu diawali salam pembuka dan diakhiri salam penutup, tarian di tengahnya terus berkembang. Dulu, gerakan kaki seolah melekat di lantai, tak boleh terlalu mengangkang, dan tangan tak boleh terlalu tinggi. Kini, gerakannya lebih bebas.

Di Kalimantan Barat, ada beberapa jenis varian Jepin. Beberapa di antaranya Jepin Melayu, Jepin Arab, dan Jepin Lembut. Nama-nama tari hasil kreasi baru itu menggambarkan penekanan pada tariannya. Jepin Melayu lebih kental dengan corak Melayu. Jepin Arab mengacu kepada tari Arab. Jepin Lembut dibawakan dengan lebih lembut.

Belakangan, Jepin juga dikembangkan sebagai tari dengan alat. Rusmindari Triwati, peneliti budaya Majelis Adat Budaya Melayu, mengatakan, saat ini ada tari Jepin Kipas, yang memanfaatkan kipas sebagai properti tari. Lantas, ada tari Jepin Bui lantaran salah satu penarinya diikat menggunakan tali. ”Tari Jepin tradisi biasanya dimainkan dalam prosesi menjelang hari pernikahan. Pernikahan gaya Melayu biasanya juga memainkan Jepin tradisi ini,” kata Rusmindari.

Berawal dari sarana dakwah, kini tari Jepin telah berkembang menjadi seni tradisi khas Melayu di Kalimantan Barat. (ndy)

Endy Poerwanto