YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Sejak berada di dalam kereta menuju Jogjakarta, mbak Renny Djayoesman sudah menyebut-nyebut nama Kunena Eatery, di Jl. Kompol Bambang Suprapto No. 4 Baciro, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta.“Kita kulineran kesana ya, aku sudah lihat di Google, suasananya enak deh dan ini punya putrinya Enny Djarot, salah seorang temanku loh,” kata Renny Djajoesman mempromosikannya.
Pertemanan 40 tahunan, baru kali ini kami rayakan dengan berwisata ke Jogja bersama Wita Dachlan dan Siska Massardi. Idenya ya dari lady rocker itu yang sudah hijrah dan mendalami Islam.
Rupanya baik Renny, Wita dan Siska, istri dari alm Yudhistira Massardi sudah sering mendampingi Safari Sastra Yudhistira ANM Massardi, ke berbagai daerah.
Satrawan Yudhistira Ardi Noegraha Moelyana Massardi atau dikenal dengan nama Yudhistira ANM Massardi yang tahun lalu wafat dikenal juga sebagai penulis, pelukis, wartawan senior di berbagai majalah termasuk Tempo.
Saya sendiri sibuk sebagai kuli tinta dengan beragam liputan di dalam dan luar negri sehingga suka error, tidak nyambung kalau selama perjalanan mereka bertiga mengenang acara Safari Sastra itu. Tapi tahun 2019, Wita sempat jadi ‘Ibuku’ dalam teater berjudul Ayahku Pulang di Gelanggang Remaja Bulungan yang di sutradarai oleh Renny Djajoesman.
Setelah tiga malam menginap di Jogja, sebelum besok pagi kembali pulang ke Jakarta, kami sampai juga di depan bangunan bergaya Skandinavia bercat putih dengan banyak kaca di tampilan depannya tempat Kunena Eatery berada.
Memiliki bangunan unik dan dibagian depan kita bisa menaiki tiga anak tangga berpagar besi ditutupi pepohonan tanaman hias palem-paleman. Kalau siang hari pengunjung bisa foto-foto sebelum melongok ruang dalam nih, pikir saya.
Wow, ucapan spontan kami bertiga melihat interior ruangan dalam. Ruangannya tanpa sekat tapi ada bagian kasir, tempat display roti bakery, kursi- kursi dan meja kayu didominasi warna cokelat menghadirkan kesan hangat.
Selain Furniturnya yang didominasi oleh material kayu solid.
Tembok-temboknya dihiasi ornamen mosaic keramik berbentuk pentagon yang disusun apik. Sebagian lagi dihias menggunakan bata unfinish dan kayu, mengusung warna touch of blue. Sebagian lantai ruang tengah juga warna warni.
Lampu-lampunya tak kalah berseni, bergantungan memancarkan cahaya jingga temaram. Pastinya instagramable banget! dan padu padannya memanjakan mata. Sambil berjalan menuju toilet, di sudut belakang ada dapur bersih bergaya bar dan dilorong ada dua ayunan serta meja kecil untuk gelas minuman.
Ada dua keluarga di dalam ruang utamanya dimana anak-anaknya sibuk sendiri dengan menggambar dan lainnya membaca buku. Sedangkan kedua orangtuanya masing-masing nampak lagi ngobrol mesra sambil senyum-senyum dan icip-icip hidangan di depan mereka.
Dari salah satu postingan di youTube, dapat info nama ownernya adalah Tya Roten yang sejak umur 19 tahun suka dengan kuliner, dunia fashion dan lifestyle serta suka nongkrong bersama komunitasnya. Tak heran ketika sudah bertransformasi menjadi entrepreneur, cita rasa dari apa yang menjadi passionnya dituangkan menjadi ruangan yang cozy. Disadari atau tidak sudut-sudut ruangannta bisa menjelma menjadi spot-spot foto yang keren.
Nama Kunena sendiri diambil dari bahasa Afrika yang artinya ( saling) bicara, jadi si owner ingin tempat usahanya ini menjadi tempat keluarga mempererat ikatan keluarga ( bonding), tidak masing-masing main HP tapi saling bercerita tentang kesehariannya.
Target pengunjung selain keluarga adalah komunitas termasuk para pebisnis yang mau hang-out di tempat nyaman tanpa alkohol dan murni untuk menikmati keindahan di sekeliling apalagi jendela kaca ada dimana-mana dan masih ada ruangan- ruangan terbuka di bagian belakang termasuk playground, Masha Allah !.
Resto ini menawarkan menu lezat dan otentik baik dari Indonesia seperti nasi goreng, empal gentong. American food seperti beef burger dan steak, Asian food seperti dimsun dan nasi Hainan ayam. Menu Eropanya antara lain lasagna, creamy spaghetty, Carbonara dan pizza.
Tak heran menunya beragam dan tak cukup sekali datang karena beli minuman dan makanan pembuka saja sudah bikin kenyang. Cheese platters, starter buah goreng, spaghetty brulle, onion ring, semua tampil menggoda.
Minumannya sangat banyak pilihan mulai dari minuman panas dan dingin didominasi teh dan kopi dengan variasi racikan. Jenis minumannya ada soda pop seperti kiwi mujito, aneka juice, hingga shake rasa coklat, strawberry dan vanila dengan takaran pas.
Maklum kalau soal minuman lidah ini sudah ahli menikmati. Buat yang proses membuatnya pakai takaran plus hati ikhlas maka rasanya enak dan tentu menyehatkan.
Sebaliknya resto atau cafe yang bikin menu tak seindah aslinya alias ngasal tapi harga selangit! maka bisa membuat pengunjung kapok. Saya akhirnya memilih makanan pembuka mushroom soup dan steak, yang lain pilih burger dan menu lainnya seperti pizza.
Pengalaman pertama kulineran di Kunena Eatery ini memang tidak mengecewakan. Boleh dibilang mushroom soup si juara rasa yang enak pol kebetulan kami berempat masing-masing kompak memesan menu pembuka itu.
Pilihan menu yang ditawarkan sangat beragam, semuanya menggoda selera. Saya sampai kehilangan kata-kata karena kekenyangan dan rasanya tidak ada menu yang mengecewakan.
Melihat kami mulai makan dengan slow motion alias melambat karena kekenyangan, sang lady rocker Renny Djajoesman menawarkan Cordon Bleu yang fillet dada ayamnya tebal diisi dengan daging asap dan keju quick melt cukup banyak diletakkan di tengah-tengah.
“Ini termasuk menu favorit loh, kita makan tengah aja habiskan bersama-sama, oke ya,” kata Renny bersemangat. Namun tidak ada yang mengangguk setuju malah diam-diam menguap apalagi udara dingin dan hujan gerimis turun membasahi malam.
Penyanyi lawas yang prestasinya berkibar semasa Harry Roesli, Ikang Fauzi, Jelly Tobing dan Euis Darliah ini geli melihat The Geng kekenyangan dan berjalan keluar. “Duh mbakyu, kalau saya sering ke Jogja sepanjang tahun dan mampir terus ke Kunena rasanya belum semua menu bisa saya coba nih. Next time kita kembali lagi yah…”